Peredaran Narkoba di Jember masih Leluasa

 


Umi Hanifah (Aktivis Muslimah Jember).


Narkoba wajib di berantas tuntas, barang haram yang membahayakan kesehatan dan masa depan. Diantara bahaya narkoba dapat merusak fisik dan mental, seperti gangguan otak, ginjal, hati, depresi, halusinasi, dan lainnya. Baru-baru ini aparat di Jember berhasil menangkap para pengedar narkoba.


Kapolres Jember, AKBP Bobby Adimas Condroputra, menjelaskan bahwa dari 14 kasus yang diungkap, petugas mengamankan 15 tersangka, termasuk satu perempuan.

“Kami berhasil mengamankan barang bukti 203,54 gram sabu-sabu, 3,6 gram ganja. Modus operandi yang digunakan adalah sistem ranjau,” kata Kapolres saat konferensi pers di Mapolres Jember, Rabu (1/10/2025). Jatimnow.com


Penangkapan bukan hanya sekali dua kali saja, akan tetapi para pelaku tetap berani menjalankan bisnis   barang haram ini. Pertanyaannya, mengapa barang haram ini masih leluasa peredarannya di Jember? 


Pertama, sulitnya ekonomi menjadikan pelaku nekat menjalani bisnis haram ini. Mereka tahu akan resiko dari pekerjaannya berat yaitu penjara tapi nafsu duniawi mengalahkan logika. 


Kedua, kehidupan materialistik sangat menggoda iman untuk mendapatkan uang banyak dengan cepat. Bisnis narkoba menjanjikan cuan besar tanpa perlu kerja keras menjadi godaan tersendiri.


Ketiga, salah pergaulan menjadikan mereka terjerumus kedalamnya. Berawal dari mencoba karena setia kawan, menjadi ketagihan mengkosumsinya dan selanjutnya bisa menjadi pengedarnya.


Keempat, akibat broken home. Suasana rumah yang kering kasih sayang, pertengkaran dan perceraian orang tua, meskipun cukup secara materi bisa menjadikan anak terlibat dengan narkoba.


Kelima, abainya negara dalam mengurusi kebutuhan rakyatnya. Fakta menunjukkan, kebutuhan dasar masyarakat sulit di dapat. Seperti mahalnya papan, pangan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan, membuat mereka melakukan pekerjaan tanpa melihat halal atau haram demi memenuhi kebutuhannya.


Keenam, lemahnya mental aparat demi mendapatkan pundi-pundi rupiah. Bukan rahasia lagi jika leluasanya peredaran narkoba karena ada aparat yang melindungi bisnis haram tersebut. Tentu saja narkoba sulit di hentikan produksi dan peredarannya.


Ketujuh, hukum yang tidak membuat jera dan tarik ulur sesuai kepentingan. Hukum tegas hanya buat si papa, sedang si kaya mudah untuk membeli keadilan dengan cuannya.


Solusi tuntas Narkoba dengan Sistem Islam


Narkoba barang haram yang pasti membahayakan. Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan dan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’ Al Fatawa, 34: 204).


Islam melarang keras produksi, pengedar, dan penggunanya. Ada sanksi yang akan di terapkan dengan tegas bagi siapa saja yang terlibat dengan narkoba. Sanksi yang diberikan berupa ta’zir sesuai dengan ijtihad pemimpin. Sanksi ini bisa dengan denda, penjara, cambuk, bahkan hukuman mati sesuai dengan dampak dari kejahatannya. 


Agar masyarakat bisa menjauhi narkoba, negara akan mencukupi kebutuhan dasarnya dan memperolehnya dengan mudah serta murah. Dengan terpenuhinya kebutuhan asasinya, mereka tidak mudah tergoda untuk menjalani bisnis haram tersebut.


Pemimpin juga wajib memberi nasihat kepada rakyatnya agar meninggalkan apa yang di larang syariat. Baik di sekolah, terminal, masjid, pasar, dan di manapun adalah tempat yang bisa di jadikan opini terkait haram dan bahayanya narkoba.


Keluarga juga menjadi peran penting untuk mendampingi putra-putrinya agar tidak terjerumus kedalamnya. Suasanakan rumah dengan hangat, penuh kasih sayang, komunikasi yang efektif, saling menasihati dan mendoakan, membuat anggota keluarga betah di rumah dan menjauhkan mereka dari pergaulan yang salah.


Adanya budaya saling menasihati akan menghindarkan manusia terseret ke dalam bahaya narkoba. Bukan hanya menasihati dalam kebaikan, sekaligus wajib mencegah perbuatan yang buruk. Sebaliknya kehidupan yang individualistik memudahkan manusia terjebak dalam bisnis haram ini.


Islam juga memilih pemimpin yang bertaqwa agar tidak gampang tergoda rayuan uang. Mereka paham jabatan adalah amanah yang kelak di pertanggung jawabkan di hadapan Allah. Pemimpin yang baik hanya lahir dari sistem baik yaitu lslam. Tetapi fakta saat ini, ketika sistem yang dijalankan demokrasi kapitalisme, narkoba justru tumbuh subur dan mengancam masa depan bangsa. 

Allahu a’lam.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم