Membuang Rasa Malas

 


Endah Sulistiowati 


Malas, scroll medsos dulu ah biar semangat. Bentar ah, 5 menit lagi. Besok saja, kayaknya masih ada waktu. Dsb, dsb. 


Seringkali kali kita melihat teman atau keluarga, bahkan mungkin diri kita sendiri membuang waktu begitu. Namun tiba-tiba ternyata waktu sudah mepet, bahkan habis tidak tersisa. Akhirnya pekerjaan tidak selesai, ataupun kalau selesai hasilnya tidak maksimal.


Gaes, segera buang rasa malas itu. Kalau perlu masukkan rasa malas itu pada kotak besi, kunci kotak itu, cemplungin ke laut beserta kucinya. Biar si rasa malas itu tidak bisa mampir lagi ke kita.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَا لْعَصْرِ


"Demi masa."


اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ 


"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"

(QS. Al-'Asr 103: Ayat 1- 2)


Kita akan rugi besar, jika membiarkan rasa malas itu dalam tubuh kita. Waktu itu terus pergi dan tidak pernah kembali. Waktu maunya ditunggu tapi tidak pernah gantian mau menunggu. Dia sangat egois. 


Dan, waktu kita dunia ini tidak banyak. Banyak yang lupa bahwa hidup di dunia ini tak lebih hanya 1,5 jam saja. 


 وَإِنَّ یَوۡمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلۡفِ سَنَةࣲ مِّمَّا تَعُدُّونَ 


"Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut penglihatanmu" QS. Al-Hajj: 47) 


Ayo kita hitung! Jika 24 jam di akhirat - 1000 tahun di dunia maka 3 jam di akhirat - 125 tahun di dunia. Sedangkan rata-rata, usia kita antara 60 sampai 70 tahun. Jadi hidup manusia bila dihitung menurut perhitungan langit hanyalah sekitar 1,5 jam saja. 


Dalam sebuah hadist,  diceritakan salah seorang kaum Anshar bertanya pada baginda Nabi, siapakah yang paling cerdas. Nabi Muhammad SAW pun menjawab mereka yang cerdas adalah mereka yang paling sering mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di akherat.


Bagaimana? 


Masihkah mau bersahabat dengan rasa malas? Masih enggan melaksanakan kewajiban-kewajiban? Masih menolak melakukan amalan sunnah? Masih pilih rebahan memanjakan diri? Masih menunda-nunda pekerjaan?


Lantas bagaimana membuang rasa malas itu?


Pertama, memahami tujuan hidup. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada Allah. Bahwa Allah menciptakan manusia beserta aturan-aturannya. Sehingga ketika menjalani kehidupan maka manusia haruslah terikat dengan aturan Allah (syariat Islam) 


Kedua, list apa yang akan dikerjakan hari ini. Membuat prioritas amal. Dari yang penting mendesak, penting tidak mendesak, tidak penting dan tidak mendesak. Jangan lupa, yang menjadi tolok ukurnya adalah tetap hukum syara'. 


Ketiga, niat yang kuat. Niat untuk merubah setiap kemalasan menjadi semangat untuk bangkit bergerak karena Allah. 


Keempat, carilah bestie. Sendiri itu memang berat, sehingga kita perlu teman seiman yang punya visi misi hidup yang sama, yang bisa saling mengingatkan saat lemah, saling support saat kuat.


Hidup itu penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu kapan jatah usia kita. Jangan sampai kita menyesal nanti di hari pembalasan karena terlalu sering memperturutkan rasa malas. Wallahu'alam. []



*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama