Himbauan Kegiatan Yang Berpotensi Ricuh

 


Oleh : Ummu Ghifa

Akhir-akhir ini media di ramaikan dengan aksi demontrasi, di Ibu kota Jakarta ataupun di daerah-daerah lainnya, termasuk juga di Kabupaten Bandung soreang, aksi demontrasi dilakukan. Tuntutan demi tuntutan yang di sampaikan masyarakat kepada penguasa terus di suarakan, walaupun tidak ada satupun anggota DPR ataupun DPRD yang berani menghadapi pendemo. Akhirnya kerusuhan dan penjarahan tidak dapat dihindari, sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah, terlebih anggota dewan yang seharusnya mewakili aspirasi rakyat, namun justru mereka menari diatas penderitaan rakyat. 

Karena kejadian tersebut, wakil ketua DPRD Kabupaten Bandung Muhammad Hailuki menyampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kedamaian dan ketentraman di Kabupaten Bandung, salah satunya dengan cara menghindari kegiatan rentan yang berdampak terjadinya kerusuhan, hal itu disampaikan saat menghadiri do'a bersama serta deklarasi damai dan aman bersama forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bandung dan para ulama di Rumah dinas Bupati Bandung. Selasa 2 September 2025. (balebandung.com)

Penjagaan stabilitas wilayah memang kewajiban penguasa, dan sudah seharusnya penguasa menjadi pelindung bagi rakyatnya, namun bukan berarti rakyat harus diam, ketika penguasa menerapkan kebijakan zalim, pajak mencekik, ekonomi sulit, pengangguran di mana-mana, dan masalah-masalah lain yang terus terjadi, karena rakyat berkewajiban amar makruf nahi munkar atau menasehati jika terlihat ada potensi kemunkaran. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai rakyat mengingatkan penguasa bagaimana seharusnya mereka berbuat dan bertindak. 

Rakyat tidak ingin berbuat kerusakan, rakyat hanya ingin menyuarakan keadilan, terlebih rakyat bergerak karena perilaku segelintir penguasa yang tidak empati terhadap kondisi rakyat, melakukan penindasan dan kezaliman, ditambah dengan aparat keamanan yang tidak proaktif kepada masyarakat, mereka justru menjadikan rakyat seperti musuh pemberontak, dengan tangan besinya mereka melakukan aksi brutal ketika membubarkan demontrasi. 

Tuntutan rakyat hanya ingin terpenuhi kebutuhan hidupnya, dan ini tidak mungkin terpenuhi secara sempurna karena negara abai terhadap rakyatnya, bahkan mereka hanya mementingkan kehidupan pribadi bahkan memperkaya keluarga mereka sendiri, sedangkan rakyat berjuang sendiri memenuhi kebutuhan hidupnya. Inilah bukti ketika sistem demokrasi diterapkan, rakyat hanya dijadikan alat untuk tercapainya sebuah kekuasaan, rakyat dibutuhkan saat mereka penguasa ingin menjabat, terbukti sistem ini rusak dan cacat sejak dari kemunculannya, maka tidak layak dijadikan sebagai sistem yang mengatur kehidupan. 

Berbeda halnya dengan Islam, penjagaan stabilitas sangat penting, karena Islam sangat menjaga kedamaian, dan rahmat bagi seluruh alam seperti didalam Al quran, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)

Sehingga potensi-potensi instabilitas negara diminimalisir, karena negara di dalam Islam mejamin kesejahteraan rakyatnya, sehingga rakyat tidak merasa dibebani dengan aturan negara yang berat, karena rakyat sudah di bentuk dari pemikiran Islam dan akidah yang lurus. 
Negara berperan sebagai pengurus dan penjaga, mengurusi urusan rakyat agar mereka terpenuhi kebutuhan hidupnya, serta menjaga mereka dari kehancuran. 

Peran ini akan nyata dilakukan oleh penguasa yang menerapkan sistem Islam secara kaffah dalam naungan khilafah 'alaa minhajinubuwwah, untuk itu kita harus berjuang bersama dalam menerapkan aturan tersebut. Dan menjadi bagian dari orang-orang yang memperjuangkan nya. 

Wallahu'alam Bishowab

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم