Oleh: Daniaty Agniya
Makin miris perjuangkan palestina belum juga usai makin kesini justru zionis semakin memperlihatkan kekejammanya.
KAIRO, KOMPAS.TV - Pemerintah Mesir dilaporkan sudah mendeportasi puluhan aktivis yang berencana mengikuti konvoi kemanusiaan dengan tujuan melawan blokade Israel di Jalur Gaza.
Aksi Global March to Gaza yang sedianya dimulai pada Minggu (15/6/2025) kemarin bertujuan untuk menekan pihak-pihak terkait agar membuka blokade Gaza yang digempur Israel sejak Oktober 2023.
Munculnya gerakan Global March To Gaza (GMTA) menunjukkan kemarahan umat terhadap kekejaman zionis yang sangat besar. Hal ini menandakan bahwa tidak bisa berharap kepada negara - negara muslim dan juga kepada lembaga-lembaga internasional dan para penguasa hari ini karena mereka berada di bawah ketiak kaum kafir.
Tertahannya mereka di pintu Rafa justru makin menunjukkan bahwa gerakan kemanusiaan apapun tidak akan pernah bisa menyolusi masalah Gaza karena ada pintu penghalang terbesar yang berhasil dibangun penjajah di negeri-negeri kaum muslim, yakni nasionalisme dan konsep negara bangsa.
Paham ini telah menghapus hati nurani para penguasa muslim dan tentara mereka, hingga rela membiarkan saudaranya dibantai di hadapan mata mereka, bahkan justru ikut menjaga kepentingan penjajahan zionis dan membiarkan pembantaian rakyat Palestina hanya demi meraih keridhaan negara adidaya yang menjadi tumpuan kekuasaan mereka yakni Amerika.
Umat Islam harus paham betapa bahayanya paham nasionalisme dan konsep negara bangsa, dilihat dari sisi pemikiran maupun sejarahnya, sejatinya kunci pembebasan Palestina adalah dakwah dan jihad, yang bisa mengusung dakwah dan jihad hanyalah daulah Khilafah, tidak mungkin terwujud daulah Islam ketika umat Islam masih hidup dalam naungan sistem sekuler kapitalisme sebagaimana kondisi saat ini.
Seharusnya umat Islam sadar betapa wajibnya bersatu seperti firman Allah" sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." (QS Al-Hujurat [49]:10).
Jihad untuk membebaskan Palestina itu wajib, negara-negara muslim harus mengirimkan tentaranya untuk membela rakyat Palestina, ini harus menjadi dorongan aqidah bukan hanya sebatas alasan kemanusiaan.
Umat juga harus paham bahwa arah pergerakan mereka untuk menyolusi konflik Palestina harus bersifat politik, yakni fokus membongkar sekat negara bangsa dan mewujudkan satu kepemimpinan politik Islam di dunia.
Untuk itu urgen untuk jamaah dakwah berada di tengah - tengah kaum muslimin untuk menyadarkan umat betapa pentingnya berada sebagai bagiannya, umat harus mendukung dan bergabung dengan gerakan politik ideologis yang berjuang tanpa kenal sekat bangsa dan terbukti konsisten memperjuangkan tegaknya kepemimpinan politik Islam tersebut di berbagai tempat, sesungguhnya pertolongan Allah itu sudah dekat, dan kaum muslimin harus meyakininya pertolongan Allah itu pasti.
Wallahu alam bishawab