Presiden Punya Banyak "Pembantu", Efektifkah?



Oleh : Fauziyah Ali

Ehmm...ehmm...gile lu, Ndro. Itu pembantu presiden, banyak amat. Ada para menteri plus menteri koordinator, wakil menteri  untuk solusi pihak-pihak yang tidak kebagian kue. Baru-baru ini ditunjuk staf khusus kepresidenan milenial plus para staf ini boleh menunjuk 5 orang untuk bekerja dibawahnya. Beneran efektif? Beneran mereka bekerja untuk negeri ini? Mari kita raba-raba hal yang remang-remang ini.

Banyak kalangan menilai pesimistis atas susunan menteri, wamen dan staf khusus ini. Karena kalau dibaca dari asal-usulnya para pembantu presiden ini ditunjuk dari partai politik, tim sukses, dan relawan pendukungnya.

Macam paket makanan, settingan orang-orangnya pun sedemikian rupa. Lihatlah Mendagri, Men-PAN RB, Menhan, Menag, Menko Polhukam semua seperti paket menteri rasa anti radikalisme.

====

Lalu, aturan ya kalau pejabat baru diangkat tuh ya kan menyampaikan visi misi yang terkait dengan kinerja kementrian yang dipimpinkannya. Misal nih ye, 100 hari mendaftar sekolah-sekolah yang tidak punya gedung lalu membangunnya secara memadai, lalu menangkap koruptor dana pendidikan mulai hulu sampai hilir, atau membenahi regulasi pemberangkatan haji. Dan lain-lain we lah yah.

Lha, ini sejak pengangkatan jadi menteri yang dibahas radikal-radikul bae. Macam paduan suara gitu. Suaranya sama. Basmi radikalisme dan terorisme. Framingnya begitu. Tuduhan diarahkan pada Islam. Targetnya supaya pada benci pada Islam sebagai solusi.

Heran, ini koq tiba radikal-radikul jadi masalah. Bukannya masalah negeri ini bukan itu. Masalah ekonomi, sosial, politik, hukum dan keamanan terpapar nyata di depan kelopak mata kita. Mungkin sih, isu radikal dihembuskan untuk menutupi kegagalan pemerintah dalam mengelola negara.

====

So, apakah masih ada harapan saudara-saudara? Ataukah harapan itu suram karena sama sekali tak ada keberpihakan pada rakyat? Padahal gajinya pake uang rakyat lho, bukan gaji dari bapaknya sendiri. Kan ada tuh yg dia jadi pejabat karena dia itu anaknya siapa gitu?

Lalu, kalau memang masih meraba-raba, terasa suram, kenapa nggak diganti aja. Yang diganti bukan cuma paket menteri dan pembantu yang lain itu aja lho ya. Yang diganti, adalah Si Dia, yang membuat kekuasaan  adalah termasuk bagi-bagi kue kekuasaan diantaranya posisi pembantu presiden itu. Si Dia itu adalah demokrasi. Hayuklah kita ganti sistem demokrasi ini dengan sistem yang lebih baik. Yang tidak lain itu adalah sistem Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah.

Emang kurang cetar koq para mentri ini. Beneran deh. Percayalah![]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم