Mengaku Umat Rasulullah, Tapi Abai Terhadap Persoalan Palestina?




Oleh: Hafsa

Kembali Israel menyerang jalur Gaza, Palestina pada Selasa 18 Maret dini hari. melalui pelanggaran gencatan senjata dengan Hamas yang berlaku sejak 19 Januari lalu. Tersebutkan bahwa serangan itu lebih besar sebelum adanya gencatan senjata. Total korban gugur sejak 18 Maret 2025 sebanyak 1.335 jiwa, dan genosida Israel sejak 7 Oktober 2023 merenggut ±50.695 jiwa dan ±115.338 luka luka.
Kebiadaban zionis semakin tertampakkan. Karena dengan adanya pelanggaran gencatan senjata tersebut (genosida), telah meninggalkan kepedihan berat. Anak-anak gaza yang menjadi yatim piatu karena kehilangan orang tua. Sudan tercatat ada ±39 ribu anak yatim akibat genosida yg terjadi. Dan tiap hari 100 anak Gaza meninggal. 17 bulan lamanya, mereka anak-anak gaza dilanda ketakutan, ketidaknyamanan. 

Seketika putus harapan mengukir cita-cita setinggi langit karena bisa jadi sebelum cita-cita mereka terukir, mereka telan lebih dulu bertemu Sang Khaliq. Pun ketika perayaan Hari Raya Idul fitri, mereka tidak seperti kita disini yang masih nyaman berkumpul dan bersantap berbagai menu lebaran bersama keluarga. Malah yang mereka alami Lebih dari itu. Jangankan ingin menyantap makanan, truk-truk pengangkut bantuan makanan tidak bisa bebas masuk karena blokade. 

HAM yang saat ini gencar disuarakan, juga aturan-aturan internasional dan perangkat hukum terkait perlindungan dan pemenuhan hak anak. Namun pada faktanya, segala aturan-aturan itu tidak mampu mengentas segala derita yang dialami olen anak-anak di Gaza, Palestina. Dan kecaman demi kecaman nyatanya tidak bisa memberi solusi tuntas untuk menyelesaikan genosida di gaza.

Setelan mengetahui banyaknya fakta-fakta yang tengah ada  dalam genosida di gaza dan bahwa adanya gencatan senjata bukan berarti bahwa perang telah usai, dan bahwa segala kecaman yang terlontar oleh pemimpin negeri-negeri muslim, dan seruan PBB yang menyatakan bahwa pembunuhan anak-anak di Gaza bukan sesuatu yang dibenarkan, dan boikot-boikot produk-produk pro zionis juga tidak cukup menghentikan genosida, semua ini seharusnya menyadarkan umat bahwa dari hal-hal diatas, tidak ada yang bisa diharapkan. Tapi sungguh, masa depan Gaza ada pada tangan mereka sendirisendiri, yaitu pada kepemimpinan politik Islam atau khilafah yang mestinya mereka perjuangkan dengan kesungguhan yang utuh. 

Andai umat mengindra lebih jauh, bahwa segala bentuk pembunuhan, genosida di Gaza, atau bahkan di negeri-negeri muslim lain yang tengah mengalami hal serupa, adalah akibat dari terpecah-pecahnya kaum muslimin yang tersekat-sekat oleh nation state, dan ketiadaan pemimpin sebagai penyatu negeri-negeri musilm, yakni khalifah. Nation state (nasionalisme) lah yang mengakibatkan kaum muslim lemah, tidak bisa berkutik ketika saudaranya tengah mengadu sakit. Padahal kaum muslim itu diibaratkan seperti satu tubuh, yang ketika salah satu anggota tubuh kesakitan, maka anggota tubuh yang lain juga ikut merasakan.
Jika kita perhatikan hadits-hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ternyata keadaan ini telah disebutkan oleh beliau sebelumnya. Dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Dari Tsauban, dia berkata,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka”
Seorang sahabat bertanya: “Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?”

Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kalian banyak, tetapi kalian buih, seperti buih di lautan. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar dari dada musuh terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian."

Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi kematian.” (HR. Abu Dawud no. 4297)

Khilafah berfungsi sebagai Rain Junnah, yang dengannya tidak akan pernah membiarkan adanya kedhaliman sekecil apapun menimpa rakyatnya. Telah banyak kita temui di banyak sumber tentang bagaimana khilafah telah terbukti selama belasan abad berhasil menjadi benteng pelindung yang aman bagi rakyatnya, dan bagaimana negara khilafah juga menjadi support system terbaik terhadap tumbuh kembang anak-anak, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang cemerlang pembangun peradaban emas dari masa ke masa. Maka, hendaknya setiap muslim wajib terlibat dalam memperjuangkan tegaknya Khilafah, agar kelak mereka punya hujjah bahwa mereka tidak diam saja dan merasa nyaman dan tidak merasa apapun ketika melihat anak-anak gaza dan orang tua mereka tengah dibantai dengan sangat keji dan brutal oleh zionis israel.

Sugguh tidak masuk akal dan aneh, bila yang mengaku muslim, yang mengaku umat Rasulullah dan ingin mendapat syafaat Rasulullah di yaumul akhir, tapi cuek, dan masa bodoh. bahkan merasa persoalan di Palestina hanyalah konflik negara saja dan tidak mau ikut untuk bersuara, atau bahkan tidak mau peduli lagi. berpikir bahwa "Urusan negeri sendiri saja belum beres, ngapain urusin negara orang?" Padahal banyak sekali pendapat berseliweran di medsos, bahwa tidak perlu menjadi muslim untuk membela dan menyuarakan genosida, cukuplah menjadi manusia. 

Jangan sampai kita mengaku muslim, tapi malah menunjukkan ketidakpedulian kita. Dan Satu-satunya solusi yang mampu mengentas persoalan di Palestina secara totalitas adalan dengan. Jihad dan khilafah. Karena hanya dengan sistem Islam dalam bingkai Khilafah lah, kesejahteraan, keamanan, perlindungan, penjagaan akan terjamin. Tidak hanya masalah Palestina, tapi seluruh problematika seluruh negeri-negeri muslim. Karena Islam Rahmatan Lil'alamin.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama