Pengangguran Meningkat: Islam Bicara Solusi



Oleh: Sherly Agustina M.Ag


"3 Pabrik Banten Hengkang, 100 Ribu Orang Terancam Nganggur. (cnbcIndonesia, 13/10/2019).

"Setidaknya 10 dari 25 pabrik sepatu akan pindah dari Banten dalam waktu dekat." (KOMPAS.com, 19/11/2019).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bercerita, saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 ASEAN di Bangkok awal bulan lalu, terlihat jelas kekhawatiran dari para petinggi dunia tentang kondisi ekonomi dunia.

Krisis ini bukan tanpa penyebab. Penyebab utama krisis ini ialah pengelolaan ekonomi yang dilakukan oleh manusia-manusia serakah cinta dunia. Sehingga enggan menggunakan aturan Allah dan  mengakibatkan banyak kerusakan, di antaranya ialah pengangguran yang semakin tinggi.

Adapun alasan rencana hengkangnya pabrik sepatu yang ada di Tangerang ialah UMK Tangerang dan sekitarnya dianggap terlalu besar. Sehingga hal tersebut menjadi beban bagi perusahaan atau pabrik. Sementara pabrik membayar pajak yang besar kepada pemerintah. Di sini ada negosiasi antara pabrik/swasta dengan pemerintah sementara yang diuntungkan bukan warga negara tapi pemerintah, terutama pemilik modal.

Jika kita teliti, akar masalah pengangguran di antaranya faktor individual dan faktor sosial ekonomi. Faktor individual dalam hal ini penyebabnya bisa disebabkan faktor kemalasan individu, faktor cacat/uzur, faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan. Sedangkan faktor sosial ekonomi di antaranya ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat, pengembangan sektor ekonomi non-real, banyaknya tenaga kerja wanita.

Lalu, bagaimana solusi Islam mengatasi pengangguran?
Dalam sistem Islam  negara (Khilafah), kepala negara (Khalifah) berkewajiban memberikan pekerjaan kepada mereka yang membutuhkan sebagai realisasi politik ekonomi Islam. Rasulullah Saw bersabda:

_"Imam/Khalifah adalah pemelihara urusan rakyat, ia akan diminta pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya."_ (HR. Al Bukhari dan Muslim).


Rasul Saw secara praktis senantiasa berupaya memberikan peluang kerja bagi rakyatnya. Suatu ketika Rasulullah Saw memberikan dua dirham kepada seseorang. Kemudian beliau bersabda:

 _"Makanlah dengan satu dirham, dan sisanya, belikanlah kapak, lalu gunakan kapak itu untuk bekerja!"._


Mekanisme yang dilakukan oleh Khalifah dalam mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan secara garis besar dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu mekanisme individu dan sosial ekonomi.

1. Mekanisme individu

Dalam mekanisme ini Khalifah secara langsung memberikan pemahaman kepada individu, terutama melalui sistem pendidikan, tentang wajibnya bekerja dan kedudukan orang-orang yang bekerja di hadapan Allah Swt. serta memberikan keterampilan dan modal bagi mereka yang membutuhkan. Islam pada dasarnya mewajibkan individu untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup. Banyak nash al Qur'an maupun as Sunnah yang memberikan dorongan kepada individu untuk bekerja. Misalnya, firman Allah Swt.:

_"Berjalanlah kalian di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekinya."_ (TQS. Al Mulk: 15).

Imam Ibnu Katsir (Tafsir al Qurna al 'Azhim, IV/478) menyatakan: "Maksudnya, bepergianlah kalian semua ke daerah di bumi manapun yang kalian kehendaki, dan bertebaranlah di berbagai bagiannya untuk melakukan beraneka ragam pekerjaan dan perdagangan".

Jelas, Islam mewajibkan kepada individu untuk bekerja dan Khalifah menyediakan sarana dan prasarana termasuk pendidikan dan memberikan modal bagi yang membutuhkan.

2. Mekanisme sosial ekonomi

Mekanisme ini dilakukan oleh khalifah melalui sistem dan kebijakan, baik kebijakan di bidang ekonomi maupun bidang sosial yang terkait dengan masalah pengangguran.

Dalam bidang ekonomi kebijakan yang dilakukan oleh khalifah di antaranya mendatangkan investsi yang halal untuk dikembangkan di sektor real baik di bidang pertanian dan kehutanan, kelautan, dan tambang maupun meningkatkan volume perdagangan.

Dalam sektor industri khalifah akan mengembangkan industri alat-alat (industri penghasil mesin) sehingga akan mendorong tumbuhnya industri-industri lain. Selama ini negara-negara Barat selalu berusaha menghalangi tumbuhnya industri alat-alat di negeri-negeri kaum Muslim agar negeri-negeri Muslim hanya menjadi pasar bagi produk mereka.

Negara tidak mentoleransi sedikitpun berkembangnya sektor non-real. Sebab, di samping diharamkan, sektor non-real dalam Islam juga menyebabkan beredarnya uang hanya di antara orang kaya saja serta penyediaan lapangan kerja, bahkan sebaliknya, sangat menyebabkan perekonomian labil.

Dalam iklim investasi dan usaha, khalifah akan menciptakan iklim yang merangsang untuk membuka usaha melalui birokrasi yang sederhana dan penghapusan pajak serta melindungi industri dari persaingan yang tidak sehat. Adapun dalam kebijakan sosial yang berhubungan dengan pengangguran, khalifah tidak mewajibkan wanita untuk bekerja, apalagi dalam Islam, fungsi utama wanita adalah sebagai ibu dan manager rumah tangga (ummun wa rabbah al Bayt). Kondisi ini akan menghilangkan persaingan antara tenaga kerja wanita dan laki-laki.

Dengan kebijakan ini wanita kembali pada pekerjaan utamanya, bukan menjadi pengangguran, sementara lapangan pekerjaan sebagian besar akan diisi oleh laki-laki --kecuali sektor pekerjaan yang memang harus diisi oleh wanita--.

Begitu istimewanya Islam memiliki solusi atas semua permasalahan. Termasuk solusi pengangguran.
Masih mau menggunakan sistem kapitalisme saat ini?

_Allahu A'lam bi ash Shawab_

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم