Lingkaran Setan Kemiskinan, Buah Sistem Kapitalisme




Oleh : Nuryati

Kasus Perdagangan bayi lintas negara kembali mengejutkan publik. Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat mengungkapkan sindikat jual beli bayi yang telah menjual sebanyak 24 bayi ke Singapura. Setiap bayi dijual dengan harga 11- 16 juta tergantung kondisi dan permintaan.

Bayi-bayi yang dijual sindikat ini sebagian besar masih berusia 2 hingga 3 bulan dan berasal dari berbagai wilayah di Jawa Barat. Menurut Kombas Surawan, modus operandi pelaku sangat terencana. Beberapa bayi bahkan sudah dipesan sejak dalam kandungan. Biaya persalinan ditanggung oleh pembeli, lalu bayi langsung diambil setelah keluar. (www.beritasatu.com, 22 Juli 2025).


Inilah salah satu fenomena buah dari sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme dan sekuler saat ini menjadikan ketimpangan yang sangat jauh bagaikan jurang antara kemiskinan dan kekayaan. Berdasarkan data WHO, jumlah penduduk miskin di Indonesia ialah sebanyak 60,7 persen. Atau setara dengan 171,8 juta jiwa manusia. Sedangkan kekayaan terbanyak dimiliki oleh segelintir manusia. Sistem Kapitalisme yang dianut oleh Indonesia menjadikan para pengusaha menjadi penguasa. Yang memiliki modal dialah yang berkuasa. 

Sistem ini menjadikan negara hanya sebagai fasilitator. Sedangkan para oligarki yang menjadi backingan para penguasa. Alhasil, segala bentuk aturan perundangan berpihak hanya pada segelintir orang alias oligarki. Sistem kapitalisme dan demokrasi pulalah yang menjadikan negeri ini carut marut. Karena pada prinsipnya sistem ini memisahkan kehidupan dengan agama. Hingga melahirkan manusia- manusia yang tidak bermoral, tidak takut pada TuhanNya. Padahal semua manusia yang hidup akan dimintai pertanggungjawaban.

Beberapa contoh fenomena ini adalah sindikat penjualan bayi atau tindak pidana penjualan orang (TPPO). Fenomena ini adalah hasil dari kegagalan pembangunan ekonomi kapitalis dan politik demokrasi. Pembangunan ekonomi yang hanya mensejahterakan kalangan atas dan menyengsarakan kalangan bawah.
Kejahatan TPPO muncul dari habitat kemiskinan yang membelenggu perempuan. 

Kemiskinan adalah buah dari sistem kapitalisme. Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia banyak yang dijual ke negeri asing. Para pejabat lah yang menikmati hasilnya. Sementara rakyat nya hanya bisa gigit jari. Tingkat kemiskinan di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Tingkat inflasi yang tinggi menjadikan tidak berharganya nilai rupiah. Saat ini banyak rakyat yang pengangguran, pendapatan pas-pasan dan tingkat kebutuhan yang semakin tinggi, bahkan rakyat sulit menghidupi dirinya sendiri bahkan ada istilah untuk sesuap nasi aja susah. 

Perempuan adalah yang paling merasakan dari dampak kemiskinan ini. Karena perempuan lah yang mengatur masalah ekonomi rumah tangga. Perempuan yang mempunyai anak merasakan betul bagaimana mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Oleh karena itu kemiskinan saat ini seakan-akan ter struktural hingga mewaris ke anak-anak turunannya. Inilah yang disebut lingkaran setan.
Belum lagi biaya pendidikan yang mahal, biaya kesehatan yang mahal. Lengkap sudah kesengsaraan rakyat. Negara abai terhadap rakyat nya. Harusnya tugas negara adalah mengayomi rakyatnya.

Di Indonesia, kemiskinan bertemu dengan ekosistem TPPO yang kuat, menjadikan perempuan dalam pusaran kejahatan dan mencerabut sisi kemanusiaan terutama sebagai seorang ibu. Akibatnya anak tidak terlindungi bahkan sejak dalam kandungan. Padahal anak adalah aset keluarga yang harus dilindungi dan dibesarkan dengan kasih sayang. Kelak semuanya akan dipertanggungjawabkan.

Beginilah sistem sekulerisme yang mencengkeram negeri ini. Agama dipinggirkan dari kehidupan sehingga semua tindak kejahatan marak terjadi termasuk perdagangan anak. Bahkan parahnya ada pegawai yang seharusnya menjadi penjaga dan pelindung masyarakat malah ikut andil dalam peristiwa tersebut seperti pengadaan akta surat dan lain sebagainya. Demikianlah saat aturan Allah SWT tidak dijalankan, yang terjadi adalah fitrah manusia hilang dan akal manusia lenyap. 

Bagaimana Cara Islam menanganinya?

Islam adalah agama yang sempurna, aturannya menjadikan manusia agar hidup bermartabat dan mulia. Islam memandang anak adalah aset bangsa yang strategis karena merupakan generasi penerus untuk mewujudkan dan menjaga peradaban Islam yang mulia. Anak adalah karunia dan amanah dari Allah yang harus dijaga, dilindungi dan dijamin hak-hak kehidupan nya agar kelak tumbuh dengan kasih sayang dan menjadi insan yang cemerlang.

Sebagai orang tua kita harus menjalankan amanah dengan sebaiknya. Jangan sampai menelantarkan atau bahkan membahayakan nyawa anaknya. Kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas titipan yang telah diberikan oleh Allah padanya. Islam juga menjaga nasab anak bahkan sejak dalam kandungan yaitu dengan ikatan pernikahan, bukan dengan seks bebas yang menghancurkan nasab anak. 

Negara Islam (Daulah Khilafah menjamin kesejahteraan rakyat dan memenuhi semua kebutuhan pokok dengan baik. Sistem pemerintahan Islam (Khilafah) adalah sistem ideal untuk mengatur masyarakat berdasarkan hukum-hukum syariah Islam. Dalam konteks ekonomi, Islam mewajibkan para lelaki yang sudah mukallaf untuk bekerja. Karena itu negara dalam sistem Islam wajib menyediakan lapangan kerja dan memberikan jaminan hidup bagi rakyatnya. Kholifah wajib menjamin kebutuhan dasar rakyat seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan tercukupi.

Khilafah juga mampu menciptakan keadilan dalam distribusi kekayaan dengan cara mengatur kepemilikan (individu, negara dan umum) agar kekayaan tidak menumpuk pada segelintir orang. Daulah Khilafah juga menjadikan sistem pendidikan nya berbasis aqidah, yang takut hanya kepada Allah SWT sehingga melahirkan output individu-individu yang bertanggungjawab. Melindungi anak-anak nya dan tidak memperjual kannya karena segala sesuatu nya akan dihisab oleh Allah SWT di yaumul qiyamah. 

Daulah Khilafah Islam juga menerapkan sistem sanksi atau hudud yang tegas dan menjerakan. antara lain hukum potong tangan, cambuk, rajam dan qishas. Membunuh akan dibalas dibunuh. Menjual anak pun juga akan diberikan sanksi secara setimpal. Begitulah aturan Islam di dalam Al- Qur'an, aturan tersebut menghidupkan manusia dan menjadikan manusia yang bertakwa yang hanya tunduk pada aturan Allah SWT.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama