Krisis Moral dan Etika Generasi Muda



Oleh: Ema


Lagi-lagi sebanyak 54 remaja dan pelajar diamankan polisi pada dini hari pukul 03.00 WIB Sabtu 9 Agustus, karena diduga hendak tawuran di wilayah Serpong Tangerang Selatan. Diduga para remaja ini hendak menyerang Kedaung, tetapi belum sempat terjadi sudah bisa dicegah duluan karena kecurigaan warga sehingga melapor ke pihak berwajib, (kompas.com, Sabtu 9/8/2025). 


Sebagian pelaku adalah remaja dan pelajar di bawah umur yang berasal dari berbagai daerah seperti Serpong dan Gunung Sindur. Polisi juga memastikan bukan bagian dari kelompok atau geng tertentu, mereka hanya cabutan-cabutan dari berbagai daerah. Sebagai tindak lanjut polisi memanggil para orangtua pelaku dan memberikan pembinaan guna mencegah kejadian serupa di masa depan. 


Kejadian tawuran di negeri ini sering terjadi dan didominasi generasi muda. Ditengah labilnya kondisi mereka diusia remaja pubertas dan sedang energik-energiknya, membuat emosi mereka cepat bangkit dan meledak-ledak sekalipun pemicunya kadang masalah sepele. 


Menjadi anak adalah anugerah dan keberkahan bagi orang tuanya. Mereka dipandang sebagai ahli waris keluarga dan ahli waris estafet kepemimpinan bangsa. Namun disisi lain sebaliknya, generasi a dianggap belum matang dan minim pengalaman, serta rentan terjerumus kenakalan dan penyalahgunaan (dalam berbagai aspek). 


Kerusakan moral dan akhlak generasi muda di era digitalisasi menjadi perhatian serius di tengah perubahan sosial yang cepat. Dengan kemajuan teknologi informasi, remaja masa kini sangat mudah terpapar konten yang mempengaruhi pola pikir dan perilaku mereka. Media sosial sebagai salah satu paltform utama kehidupan generasi muda dalam sistem kapitalis diliputi dengan berbagai kemaksiatan, seperti perundungan, narkoba, tawuran, seks bebas, dan lain-lain. Sistem pendidikan sekuler kapitalis jelas gagal membentuk generasi berkualitas yang berkepribadian Islam. Pendidikan sekuler hanya mencetak generasi yang berilmu tapi tidak tau dirinya sebagai Muslim, sehingga tidak faham bagaimana seharusnya berpikir dan bertindak yang benar sesuai misi penciptaan. 


Dengan berbagai persoalan berkaitan dengan generasi muda, sejatinya kita semua membutuhkan sistem Islam. Islam akan menjadikan negara sebagai penanggung jawab segala urusan umat di bawah institusi khilafah. Sistem pendidikan Islam tidak hanya berfokus pada aspek akademik semata, tetapi juga pembentukan generasi yang berkepribadian Islam. Sehingga lahirlah generasi-generasi yang cerdas, bertakwa dan berkepribadian Islami yang siap mengemban estafet peradaban.


Maka jelaslah sistem hidup diluar Islam tidak akan pernah bisa menjadi rumah yang aman buat tumbuh kembang manusia khususnya generasi muda. Yang ada hanyalah mampu merusak dan menghasilkan generasi-generasi yang lemah dan bermasalah. Sudah seharusnya kaum Muslimin mencampakkan berbagai sistem hidup diluar Islam dan bersegera menerapkan sistem Islam kembali.


Wallahu a'lam bish shawwab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama