Umi Hanifah (Aktivis Mulimah Jember)
Kesejahteraan guru perlu diperhatikan, mengingat peran mereka yang strategis untuk membentuk baik buruknya generasi. Jika kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik maka akan memudahkannya menjalankan kewajiban mendidik calon pemimpin yang handal.
Apabila kesejahteraan guru terabaikan besar kemungkinan mereka tidak maksimal menjalankan perannya. Saat ini, banyak guru yang bekerja sambilan setelah mengajar, hal itu tentu berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Mereka tidak fokus pada tugas utamanya karena energinya terkuras buat yang lain, akibatnya kualitas generasi diujung tanduk.
Ironi, sebuah pengabdian tanpa tanda jasa yang sering diopinikan untuk mengecilkan peran guru. Di pundak mereka harapan masa depan bangsa di bebankan, di saat yang sama banyak guru honorer yang gajinya tidak cukup buat nafkah keluarga. Bahkan yang menyedihkan para guru harus berhadapan dengan aparat hukum ketika mendisiplinkan murid yang melanggar aturan sekolah.
Yang membuat kita geram, gaji besar diberikan kepada para pejabat dengan berbagai fasilitasnya. Padahal kerja mereka tidak lebih berat dari guru yang punya tanggung jawab moral untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Mereka juga doyan korupsi uang rakyat, meski di berikan hukuman namun sering menguap dan akhirnya tidak ada kabar kasusnya.
Inilah ketimpangan dari sistem demokrasi kapitalisme hari ini yang menjadi sumber masalah. Sistem yang berorientasi untung rugi, berpihak pada pemodal dan siapa yang dekat dengan penguasa. Kebijakan yang sering membingungkan dan merugikan masyarakat. Kesejahteraan guru hanya di berikan kepada sebagian kecil, sementara masih banyak guru yang belum mendapatkan haknya secara layak apalagi sampai tingkat sejahtera.
Islam mensejahterakan Guru.
Pendidikan dalam lslam adalah hak setiap warga negara dan kewajiban negara melayani dengan kualitas terbaik, murah bahkan gratis. Fasilitas penunjang baik gedung, perpustakaan, laboratorium, asrama murid, gaji guru, dan sarana lain wajib disediakan oleh negara sebagai tanggung jawab penyelenggaraan hak dasar rakyat.
Perlu kita ketahui, guru mendapat posisi yang mulia, salah satu bentuk penghargaannya dengan memberinya gaji yang besar. Pada masa Khalifah Umar bin khathab gaji guru sekolah TK sudah mencapai puluhan juta setiap bulannya. Pemimpin juga memberikan pelayanan terbaik terkait hak dasar lainnya baik berupa sandang, pangan, papan, kesehatan, dan keamanan.
Sikap amanah para pemimpin menjadikan kesejahteraan guru bukan sekedar ilusi, mereka sadar kelak akan ada pertanggungjawaban yang berat jika mengabaikannya. Para pemimpin paham bahwa guru adalah sosok yang harus di hormati dan mendapat tempat terhormat. Menghormati guru berarti menghormati ilmu, sedangkan ilmu adalah berasal dari Allah SWT.
Sumber dana dalam menjaga mutu pendidikan, seperti gaji giru, sarana gedung, laboratorium dan lainnya berasal dari harta milik umum, yaitu hasil tambang, hutan dengan segala kekayaannya, laut dan sebagainya. Kekayaan alam tidak boleh di serahkan kepada swasta baik asing maupun pribadi, yang berhak mengelola hanyalah negara.
Tujuan pendidikan untuk membentuk kepribadian lslam. Ilmu yang di dapatkan untuk diamalkan. Ilmu bukan sekedar menjadikan orang pintar, namun dengan ilmu manusia bisa menjalankan kehidupan dengan baik. Tahu mana yang baik dan benar, sehingga menuntut manusia ke arah jalan mulia.
Sungguh hanya dengan penerapan sistem lslam, kesejahteraan guru bukan ilusi dan mereka akan menjalankan perannya dengan maksimal. Bisa di pastikan cita-cita membentuk generasi emas akan bisa diwujudkan. Sebaliknya dengan penerapan sistem demokrasi kapitalisme, kesejahteraan guru jauh dari angan dan akan melahirkan generasi cemas.
Allahu a’lam.[]