Hentikan Genosida Palestina dengan Tegaknya Khilafah

 


Oleh: Ummu Nadhira


Meski menuai beragam kecaman, Menteri Warisan  Budaya Israel Amichai Eliyahu berpandangan bahwa tentang kelaparan di Gaza Israel seharusnya tidak khawatir. Dan dinyatakan oleh politisi sayap kanan dari Otzma Yehudit bahwa Israel akan berlomba-lomba untuk menghapus jalur Gaza, (republika.co.id, Sabtu 26/8/2025). 


Sangat jelas sekali Yahudi melakukan penghancuran secara sengaja dan sistematis terhadap penduduk Gaza. Jumlah bom yang dijatuhkan di Gaza sejak awal konflik sudah tidak terhitung lagi. Lebih dari enam puluh persen infrastruktur di Gaza hancur. Dan lebih dari separuh rumah sakit dihancurkan. Rumah ibadah seperti 814 mesjid rusak, gereja dan kawasan pemakaman, begitu pula sekolah-sekolah rusak berat. 


Berbagai bantuan kemanusiaan terblokir selama satu setengah tahun. Dan perintah pengungsian dikeluarkan ditengah krisis yang parah. Saat ini satu dari lima penduduk Gaza mengalami kelaparan ekstrem. Blokade total yang dilakukan zionis terhadap masuknya bantuan kemanusiaan semakin memperparah penderitaan penduduk Gaza. 


Bukan hanya memblokir, militer Zionis juga menghancurkan puluhan ribu paket bantuan berisi makanan dan obat obatan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza yang kelaparan. Kini warga Gaza hanya bergantung pada pembagian bantuan yayasan kemanusiaan Gaza (GHF), dukungan AS dan Zionis yang kontroversial. 


Biadabnya lagi, lebih dari 1000 warga palestina kini telah dibunuh oleh militer zionis saat mencoba mendapatkan makanan di Gaza sejak lembaga kemanusiaan tersebut beroperasi pada 27 mei. Lebih dari 2,3 juta jiwa penduduk Gaza kini berada diambang kehancuran akibat perang blokade dan kebijakan kelaparan yang disengaja selama 21 bulan.


Saat ini badan-badan bantuan tidak bisa menjalankan tugasnya secara bebas. Kelaparan yang melanda warga Gaza menjadi bentuk hukuman masal bahkan bisa termasuk dalam tindakan genosida. Kekejaman yang terus dilakukan oleh Zionis terhadap Palestina mendapat dukungan penuh melalui vetonya di dalam dewan Keamanan PBB. Serta sikap diam dan tidak berdayanya lembaga internasional seperti PBB yang semakin menunjukan kemundurannya. 


Hal ini semakin nyata bahwa bahwa kezaliman ini tidak bisa dihadapi hanya dengan kecaman retorika, doa, atau bantuan kemanusiaan semata. Sementara disisi lain para pemimpin negeri-negeri Muslim tetap bungkam mati rasa dan abai terhadap seruan Allah dan Rasul-Nya untuk membela saudara seiman mereka yang tertindas. 


Propaganda barat telah nyata berhasil melemahkan umat Islam secara ideologis dan menjauhkan mereka dari potensi kekuatan sejatinya yaitu kekuatan yang bersumber dari akidah islam yang kokoh. Akidah inilah yang dahulu dijadikan umat Islam sebagai pilar kejayaan dan mampu membentuk negara adidaya yaitu Khilafah. 


Umat Islam haruslah menyadari bahwa solusi hakiki bagi Palestina bukanlah diplomasi semu yang selama ini terbukti gagal menghentikan kezaliman dan penindasan. Kegagalan ini tak lepas dari kenyataan bahwa dunia ini diatur oleh sistem global berbasis ideologi kapitalisme. 


Umat Islam harus keluar dari ilusi sistem buatan manusia ini dan kembali kepada Islam secara kaffah sebagai satu-satunya ideologi yang mampu mewujudkan keadilan sejati. Solusi sebenarnya adalah jihad yang dipimpin oleh instusi politik Islam yakni Khilafah. Karena Khilafah tidak akan membiarkan satu jengkal tanah pun dibawah kekuasaannya dijajah. Dan tidak satupun ketidakadilan ataupun kehormatan rakyatnya dihinakan tanpa diadili atau dilawan. 


Maka, hanya Khilafah yang mampu membebaskan bumi Palestina dan menjaga kehormatan umat dari kezaliman yang terus berlangsung. Pasukan militernya akan berdiri tegak dihadapan musuh untuk melawan dan mengusirnya dari tanah-tanah kaum Muslimin  yang dijajah karena Khalifah (kepala negara Khilafah) adalah perisai bagi seluruh rakyatnya.


Wallahu a'lam bish shawwab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama