Memaknai Puncak Haji


 


Oleh: Ummu Neysa

Aktivis Muslimah Peduli Umat

 

Bulan Dzulhijjah masih panjang. Saat ini kaum muslim masih berada dalam bulan haram yang mulia. Jamaah haji telah melakukan puncak rukun haji yaitu wukuf di Padang Arafah tanggal 9 Zulhijjah. Setelah itu mereka melanjutkan rukun haji lainnya (thawaf, sa’i dan tahallul)  di kota Haram Mekkah al Mukarrahmah. 


Substansi puncak haji dalam kesakrakalannya nampak perbedaan suku, bangsa, ras, warna kulit, bahasa, latar belakang sosial, ekonomi, jabatan mampu bersatu. Mereka dengan pakaian ihram yang sama melaksanakan ritual haji dengan mengharap ridha Allah. Mereka mengetuk pintu langit berdoa panjang, memohon segala kebaikan dan tak hentinya berzikir kepada Allah SWT dengan berbagai ekspresi sampai mengeluarkan tangisan sujud syukur akan kehadiran di tanah suci. 


Semoga Allah SWT menjadikan semua jamaah haji yang telah menunaikan ritual ibadah  haji tahun ini menjadi haji yang mabrur. Semua ritual haji dan doa-doa yang dipanjatkan telah mengetuk pintu langit dan dikabulkan Allah SWT. 


Sayangnya pada ibadah haji tahun ini banyak sekali insiden yang terjadi di lapangan. Misalnya jamaah haji furada gagal berangkat karena Arab Saudi tak menerbitkan visanya; jamaah haji yang lambat dijemput menuju Arafah; jamaah haji yang terpisah dari rombongan; pembagian konsumsi jamaah yang terlambat; jamaah yang diusir; tenda yang penuh melebihi kapasitas dan sebagainya. Masih sakralkah ibadah haji dengan berbagai polemik ‘remeh temeh’ ketika proses ritual ibadah haji dilaksanakan?


Ya kesakralan ibadah haji agak terganggu dengan pelayanan dari masing masing pembawa jamaah serta petugas haji. Sehingga ada sengkarut dalam proses pelaksanaannya. Muncul tanda tanya. Bagaimana mungkin persatuan umat ini akan tetap kokoh sebagaimana mereka menyatu dalam puncak haji di Arafah dan kembali tetap menjaga persatuan ketika kembali ke negeri masing-masing sedangkan dalam penanganan haji saja masih banyak butuh perbaikan dan perbaikan?


Sangat sulit menyatukan umat Islam saat ini, akibat terkotak-kotak dan tersekat oleh nasionalisme. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya menyatukan umat seluruh dunia dan memberikan pelayanan kepada sekitar 5.000.000 jamaah haji setiap tahunnya jika masih saja setiap tahun kurang maksimal dalam pelayanan ibadah haji. 

 

Memaknai ibadah haji sebagai bentuk persatuan umat karena akidah Islam haruslah terus disuarakan. Inilah kerja berat para pengemban dakwah hari ini dalam mengajak persatuan umat pada penegakan syariat Allah SWT. Karena hanya dengan adanya sistem yang menegakkan syari’at islam kaffah, pelayanan haji maupun urusan apapun baik pendidikan kesehatan, keamanan, kesejahteraan dan lainnya akan terlayani dengan baik sesuai tuntunan Islam. 

 

Hari ini membuang racun nasionalisme yang terpatri pada jiwa-jiwa muslim sangat sulit karena sudah mendarah daging. Hal ini akibat dari dicampakkannya hukum-hukum Allah dan diterapkannya sistem sekulerisme pada kehidupan berkeluarga, bermasyarakat maupun bernegara. 

 

Negara Adalah Pelayan


Umat Islam dengan ibadah haji haruslah menyadari bahwa persatuan umat adalah kewajiban. Yang hanya mampu mewujudkan persatuan umat secara riil adalah sistem Islam kaffah (khilafah). Dengan adanya khilafah sebagai pelayan umat, akan menghilangkan kezaliman di tengah-tengah umat. Rasulullah SAW bersabda, : 

الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ، لاَ يَظلِمُهُ


Artinya : Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya, tidak mendzoliminya dan tidak membiarkannya dizalimi (HR. Bukhari dan Muslim). 

 

Dengan adanya khilafah yang turun tangan langsung, pelayanan kepada umat sepenuhnya karena landasan keridhaan Rabb semesta alam. Bukan ladang bisnis. Sehingga tak ada lagi sengkarut di perhajian, tak ada lagi kedzaliman dalam bidang kesehatan, pendidikan, hukum dan lainnya. Negara berperan penuh dalam memenuhi pelayanan kepada rakyatnya. 

 

Penyatuan umat dalam sistem khilafah akan menjadikan umat satu tubuh, tak terpecah-belah seperti saat ini. Negara mendukung penuh kesejahteraan. Dengan kekuatan militer, ekonomi, politik akan memerangi para penjajah yang mengganggu stabilitas dan keamanan umat. Khilafah akan melindungi nyawa rakyat seperti saudara-saudara muslim di Palestina, India, Rohingya, Uighur, Kashmir dan lain-lain. 

 

 Wallahu a’lam bish lshawabi.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم