Oleh Ummi Alif
Muslimah Pemerhati Umat
Dikutip dari Harian Garut News.com, 20/5/2025, Bupati Garut Abdusy Syakur memimpin langsung upacara Hari Kebangkitan Nasional yang ke 117 tahun 2025 dengan mengusung tema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”. Bupati Garut sebagai Inspektur Upacara dalam amanatnya membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Digital RI, antara lain berisikan, tepat di tanggal 20 Mei 2025.
Sekilas tergambar bahwa sambutan bapak bupati menggambarkan fakta dan upaya pemerintah dalam menghadapi masalah negara. Seolah upaya tersebut yang akan menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi oleh rakyat. Anggapan memulai langkah-langkah yang berangkat dari hal-hal yang paling mendasar, dari kebutuhan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari rakyat, kebangkitan yang besar itu justru dibangun dari pondasi-pondasi yang sederhana. Dari kehidupan yang tenang, perut yang kenyang, dan hati yang lapang. Apakah benar seperti ini ?
Tolak ukur kebangkitan yang shahih bukanlah keberlimpahan materi seperti kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan atau pesatnya pembangunan infrastruktur.
Kebangkitan shahih bagi umat adalah kemerdekaan untuk menjalankan syariat Allah SWT secara total di semua bidang kehidupan. Ini yang sama sekali tidak dibahas oleh bapak menteri. Padahal hanya dengan cara inilah umat akan mendapatkan kemajuan di segala bidang. Tidak ada artinya kemajuan materi sementara manusia masih menghambakan diri kepada sesama manusia dan memperturutkan hawa nafsu. Ini bukanlah kebangkitan tetapi justru hukuman dari Allah SWT karena membuat derita pada diri sendiri. Imam Ibnu Qayyim mengingatkan, ”Mereka lari dari penghambaan kepada Allah SWT, sementara mereka diciptakan untuk itu, lalu mereka dihukum dengan penghambaan kepada hawa nafsu dan setan.”
Peringatan hari kebangkitan Nasional ke-117 hanya bermakna sebatas seremonial meskipun kepala daerah menyebutkan tantangan zaman sekarang ini untuk meraih kebangkitan tidaklah mudah. Sehingga upaya yang bisa dilakukan tentunya tidaklah pragmatis dan jangka pendek.
Pemikiran semacam ini karena efek dari sekularisme yang menganggap kebenaran itu relatif. Sehingga pragmatisme seolah menjadi pembenaran dalam menyelesaikan permasalahan. Kadang antara masalah dengan penyelesaian tidak sesuai. Seperti yang disampaikan dalam sambutan bapak bupati, ataupun bapak gubernur jawa barat.
Islam sebagai aturan yang sempurna mengajarkan asas kebangkitan setidaknya dilandasi sebuah pemikiran mendasar yang benar yakni Akidah Islam bukan kebangkitan secara gejala saja, melainkan berawal dari kebangkitan pemikiran. Dalam akidah Islam asas kebangkitan bisa terwujud jika terdapat gambaran jelas tentang 3 hal, yakni menyadari kondisi buruk saat ini, mengetahui situasi yang lebih baik sebagai upaya meraih kebangkitan tersebut. Dan ketiga mengetahui metode untuk meraih kebangkitan tersebut.
Bukanlah terbukti bahwa ideologi selain Islam seperti sosialisme komunisme, kapitalisme dan demokrasi malah menciptakan penghambaan kepada sesama manusia dan menciptakan kerusakan.
Dalam demokrasi manusia dipaksa untuk mengikuti aturan yang dibuat oleh manusia dengan mengatasnamakan kedaulatan rakyat. Ironisnya produk undang-undang yang dibuat malah sering menyusahkan rakyat yang telah memilih mereka sebagai penguasa dan wakil mereka. Lebih ironis lagi umat malah menolak syariat untuk dijadikan landasan dan aturan kehidupan. Lalu mereka malah ikut-ikutan memberikan stigma dengan sebutan radikalisme. Mereka menciptakan Islamofobia agar umat takut kepada agamanya sendiri. Seolah olah Islam adalah pangkal persoalan dalam kerusakan hari ini.
Islam adalah solusi, bukan hanya sekedar agama tetapi sebuah ideologi yang mampu mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik hubungannya dengan sang Pencipta, dengan dirinya sendiri ataupun dengan sesamanya. Kerusakan yang terjadi di muka bumi akibat dari jauhnya manusia dari aturan Allah SWT. Allah SWT menciptakan manusia lengkap dengan aturannya yang akan menyelamatkan dirinya dari berbagai urusan dan persoalan yang dihadapi.
Kebangkitan hakiki pernah diraih dan dinikmati umat Islam selama lebih dari 1300 tahun lamanya. Yaitu ketika Islam sebagai sebuah sistem aturan kehidupan yang terpancar dari akidahnya tersebut diterapkan oleh negara bernama khilafah Islam. Bahkan kebangkitan Islam ini mampu menjadikannya mercusuar peradaban dunia. Juga menjadikan negaranya sebagai adidaya dunia.
Kebangkitan yang hakiki hanya dapat diraih ketika kembali kepada syariah Islam. Bukan hanya kebahagian dan kesejahteraan di dunia saja yang akan kita dapat tetapi ridha Allah SWT serta keselamatan dunia dan akhirat untuk seluruh umat merupakan dambaan dan harapan akan dicapai. Wallahua’lam bishshawab.[]