Penulis: Mahrita Julia Hapsari
(Aktivis Muslimah Banua)
Penderitaan umat Islam di Gaza terus berlanjut tanpa henti. Serangan brutal oleh penjajah Zionis telah merenggut lebih dari 51.000 nyawa warga Palestina, termasuk lebih dari 13.300 anak-anak, serta melukai lebih dari 97.000 orang lainnya. Serangan ini mencakup tindakan yang disengaja terhadap warga sipil, penggunaan kelaparan sebagai senjata perang, dan penghancuran fasilitas medis.
Israel jemawa dengan dukungan AS si negara superior dengan ideologi kapitalisme. Meskipun aksi dukungan pada Palestina terus mengalir dari berbagai penjuru dunia, namun Israel tak mengendorkan sedikitpun aksi genosidanya.
Islam Mewajibkan Pertolongan kepada Sesama Muslim
Dalam Islam, umat muslim diperintahkan untuk menolong saudaranya yang tertindas. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara” (QS. Al-Hujurat: 10). Rasulullah SAW juga bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih sayang, cinta, dan empati mereka adalah seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh merasakan sakit dan demam” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka jelas bahwa menolong saudara seiman adalah kewajiban yang tak bisa diabaikan.
Namun, kenyataannya, para pemimpin muslim saat ini hanya memberikan kecaman tanpa tindakan nyata. Mereka terikat pada batasan nasionalisme yang diwariskan oleh penjajah, yang menghalangi persatuan umat Islam secara global.
Nasionalisme Penghalang Jihad dan Persatuan Umat
Untuk menghentikan penjajahan dan penderitaan di Gaza, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme dan bersatu di bawah satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah. Nasionalisme adalah warisan penjajah yang memang dirancang untuk memecah belah kekuatan umat. Dengan dibatasi oleh batas-batas negara bangsa, umat Islam tidak bisa merespon secara kolektif terhadap penderitaan saudaranya.
Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang menyatukan umat di bawah satu pemimpin (Khalifah) yang menerapkan hukum-hukum Allah dan melindungi umat dari penindasan. Dalam sejarah Islam, Khilafah telah menjadi perisai bagi umat, menjaga kehormatan dan keselamatan mereka.
Saatnya Umat Bersatu
Untuk mewujudkan persatuan umat dan tegaknya Khilafah, diperlukan jamaah dakwah ideologis yang memimpin gerakan umat. Jamaah ini harus menyerukan jihad sebagai solusi untuk membebaskan Palestina dan menegakkan Khilafah. Mereka harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk menyadarkan umat akan pentingnya persatuan dan kewajiban menolong saudara seiman.
Fatwa-fatwa dari para ulama yang menyerukan jihad melawan Israel telah dikeluarkan, menunjukkan bahwa kewajiban ini tidak bisa ditunda. Namun, tanpa kepemimpinan yang terorganisir, seruan ini tidak akan efektif.
Khatimah
Penderitaan di Gaza adalah cerminan dari kelemahan umat Islam yang terpecah belah. Untuk mengakhiri penjajahan dan penderitaan ini, umat Islam harus meninggalkan nasionalisme dan bersatu sebagai satu umat, menyerukan jihad sebagai solusi untuk membebaskan Palestina, menegakkan Khilafah sebagai sistem pemerintahan Islam yang melindungi umat, dan mendukung jamaah dakwah ideologis yang memimpin gerakan umat menuju perubahan hakiki.
Dengan langkah-langkah ini, umat Islam dapat kembali menjadi umat yang kuat dan mampu melindungi saudaranya dari penindasan. Saatnya umat Islam bergerak bersama dalam satu barisan, menyuarakan kebenaran, dan memperjuangkan tegaknya Khilafah agar penderitaan Gaza dan seluruh negeri muslim lainnya segera berakhir. Wallahu a'lam bishshowab.