Oleh: Ayu Adiba
Tidak terasa, saat ini kita sudah mau memasuki sepertiga malam terakhir dari bulan Ramadhan. ini artinya, seperdua malamnya telah kita lalui dan sudah berlalu.
Tentu dari sini, kita akan bertanya-tanya amal ibadah apa saja yang sudah kita lakukan? Sudah maksimal dan seberapa kualitas kah amal ibadah kita di seperdua malam ramadhan yang sudah kita lalui? Atau sudahkah kita mempersiapkan amal ibadah terbaik yang akan kita lakukan untuk mengisi disepertiga malam ramadhan yang tersisa ini?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang sudah seharusnya ada dalam setiap benak diri kita, agar menjadi pemecut yang nantinya memiliki dorongan kesadaran untuk mengkritik dan mengevaluasi setiap amal ibadah yang kita lakukan. Atau kalau kita mau mengkonversikan ke dalam bahasa syar'inya adalah hisablah dirimu terlebih dahulu sebelum Allah menghisab nya. Jadi dengan itu akan menjadi pengingat bagi diri, agar terus berproses dan berprogres untuk lebih baik.
Kenapa kita harus lakukan demikian? Yah jawabannya karena kita tidak ingin ibadah Ramadhan yang kita lakukan biasa-biasa saja dan penuh dengan kesia-siaan, Nauzubillahi minzalik.
Karena mengingat bulan Ramadhan ini adalah bulan yang sangat istimewa bagi Allah, bulan yang sangat mulia. Bulan yang di dalamnnya banyak keutamaan untuk kita raih.
Diantaranya, Ramadhan adalah bulan meraih ampunan, meraih pahala yang berlipat ganda, meraih kebaikan Lailatul Qodar, dan meraih hikmah puasa yakni mewujudkan ketakwaan. Jadi sangat disayangkan jika segudang keutamaan itu tidak bisa kita raih.
Nabi SAW. bersabda:
Sungguh rugi seseorang yang bertemu dengan Ramadhan, lalu Ramadhan berlalu dari dirinya sebelum dosa-dosanya di ampuni (HR.At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim).
Maka menuju sepertiga malam di bulan Ramadhan yang tersisa ini, mari kita upayakan dengan sungguh-sungguh untuk menunaikan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya.
Maksimalkan ibadah fardiyah dan nafilahnya, misal sholat sunnah Rawatib, sholat sunnah traweh, Target tadarus memahami dan menghatamkan Al-Qur'an, iatiqomah tahajud, Duha, sedekah, zakat, tingkatkan aktivitas dakwah dan ibadah-ibadah lain yang Allah perintahkan.
Selain itu juga, mari kita berusaha mengetahui dan mempelajari batasan-batasan dan ilmu fiqih Ramadhan, serta menjaga diri dari apa saja yang merusak ibadah puasa kita.
Nah, untuk mensuport keberhasilan ibadah puasa kita, maksimal dan berkualitasnya ibadah kita, agar tidak berleha-leha dan melakukan kelalaian lainnya.
Maka mari tanamkan pada setiap diri kita, bahwa ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita. Artinya setelah kesempatan Ramadhan ini, kita tidak akan bertemu Ramadhan tahun depan lagi. Karena sesungguhnya hal yang paling dekat dengan diri kita adalah kematian. Setiap dari kita tidak pernah ada yang tau kapan saat itu akan tiba.
Maka dengan menanamkan hal itu, tentu akan membuat kita berhati-hati dalam menjalani Ramadhan ini, kita akan fokus, serius untuk memaksimalkan kesempatan di Ramadhan ini. Siapapun dari kita pasti akan takut dengan yang namanya kematian. Maka sudah tentu dia akan mempersiapkan bekal amal terbaiknya dalam hidup ini, terlebih khusus di bulan mulia ini, tidak hanya dalam bulan mulia ini, tapi juga di bulan-bulan lainnya untuk menjadi bekal menghadapi 'hari penggiringan' kelak.
Wallahu'alamWallahu'alam.[]