Cinta Nabi, Cinta Syariat


Oleh: Endang Setyowati

Tak terasa kita telah memasuki bulan Rabi'ul Awal. Yang mana akan selalu diingat oleh seluruh  umat Islam. Karena pada bulan tersebutlah lahir nabi Muhammad saw, tepatnya tanggal 12 Rabi'ul Awal. Nabi akhir jaman yang akan ditunggu safaatnya oleh seluruh umat Islam.

Sudah seharusnya kita sebagai umat Islam cinta kepada nabi Muhammad saw, yang merupakan bukti cinta dan keimanan kita kepada Allah SWT. Karena nabi Muhammad saw adalah nabi yang diutus Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Sebagai penutup dan penyempurna nabi-nabi sebelumnya. Tidak seperti nabi-nabi sebelumnya yang hanya diutus untuk kaumnya saja.
Allah SWT berfirman:
....dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(TQS. Al-Ahzab 33: 40).

Cinta kepada nabi Muhammad saw bukan sembarang cinta, apalagi cinta dusta, tetapi cinta yang murni dan nyata. Karena dengan cinta kepada nabi Muhammad saw, kelak yang akan mempertemukan seseorang untuk bisa bersamanya.

Anas bin Malik ra menuturkan bahwa Rasul saw bersabda:

"Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya, orangtuanya dan seluruh manusia" (HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, an-Nasai, al-Baihaqi, al-Hakim, dan Ibnu Hibban).

Kita harus membuktikan jika memang cinta kepada nabi Muhammad saw, yaitu dengan wujud cinta kepada akidah dan syariah Islam.
Memang salah satunya dengan shalawat, tapi tidak hanya terbatas itu saja. Kita juga harus taat kepada semua yang dibawa oleh Rasulullah saw.

Kecintaan kepada Rasulullah saw harus dibuktikan dengan ketaatan kepada beliau. Ketaatan kepada beliau haruslah menyeluruh dalam apa saja yang beliau bawa dan apa saja yang beliau larang.

Allah SWT memerintahkan:
"Apa saja yang Rasul bawa kepada kalian, ambillah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukumannya" (TQS al-Hasyr [59]: 7).

Begitulah cinta sebenarnya kepada Rasulullah saw. Cinta kepada Rasulullah saw, akan melahirkan pengutamaan beliau dan syariahnya di atas urusan dan kepentingan sendiri. Cinta kepada Rasulullah saw harus mendorong kita untuk taat pada syariah yang beliau bawa, tanpa memilah dan memilihnya. Cinta kepada Rasulullah saw hendaklah dapat  mendorong kita untuk ikut bersama-sama menerapkan syariah Islam secara kaffah di tengah-tengah kehidupan ini.

Seorang Arab berkata kepada Rasul saw, “Kapan Hari Kiamat?” Rasulullah saw. balik bertanya kepada dia, “Apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi Hari Kiamat?” Dia berkata, “Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.” Beliau bersabda, “Engkau bersama dengan yang engkau cintai.” (HR Muslim, an-Nasai, al-Bazzar, dan Ibnu Khuzaimah).

Wallahu a'lam.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم