Ironis 80 Tahun Merdeka, Rakyat Masih Menderita

 


‎Oleh Umi Hafizha 

‎Hiruk-pikuk menjelang peringatan kemerdekaan sudah terasa sejak beberapa Minggu kebelakang. Pernak-pernik dan aksesoris yang berkaitan dengan hari kemerdekaan terpasang di beberapa daerah. 

‎Berbagai lomba dan kegiatan dilaksanakan diberbagai daerah, dari tingkat kampung hingga nasional. Itu semua dilakukan dalam rangka memperingati hari raya kemerdekaan Indonesia. Dalam KKBI arti merdeka adalah tidak bergantung pada pihak tertentu, bebas dari penghambaan dan penjajahan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa begitulah bunyi dalam pembukaan 1945. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia memiliki hak untuk merdeka.

‎Dijauhkan dari segala bentuk penjajahan, baik fisik maupun non fisik. Penjajahan fisik sudah dilalui sejak Indonesia berhasil mengalahkan dan mengusir para penjajah. Tapi betulkah kita sudah merdeka? Dan apa arti kemerdekaan jika hidup masih menderita?

‎Tetapi faktanya, kita secara usia merdeka sudah yang ke-80, namun kehidupan masyarakatnya sebagian besar masih di bawah taraf hidup miskin. Ada banyak persoalan diberbagai bidang kehidupan. Di bidang ekonomi banyak terjadi PHK massal terhadap para pekerja dari berbagai sektor, seperti industri tekstil, teknologi dll. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 939.038 pekerja yang terkena PHK di 14 sektor usaha berdasarkan klasifikasi KBLI. (Metrotvnews.co. 8 Agustus 2025).

‎Dampak dari terjadinya PHK tersebut pendapatan masyarakat stagnan bahkan turun, sementara pengeluaran semakin besar karena harga-harga kebutuhan melambung tinggi dan banyak pungutan dari negara, akibatnya masyarakat semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup. 

‎Masalah lain yang terjadi saat ini, yaitu adanya pembajakan potensi generasi untuk mengokohkan kapitalisme. Serta munculnya penanaman berbagai pemikiran rusak, seperti deradikalisasi, Islam moderat, dan lain-lain yang menjadikan umat semakin jauh dari pemikiran Islam. Pemikiran-pemikiran itu terus menjajah umat hari ini, sehingga tidak berfikir sahih.

‎Sejatinya Indonesia meskipun sudah merdeka secara fisik, tapi faktanya Indonesia masih dijajah secara pemikiran. Kemerdekaan seharusnya terwujud pada kesejahteraan rakyat, yaitu terpenuhinya seluruh kebutuhan dasar setiap rakyat. Jika  masih banyak rakyat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, artinya Indonesia belum merdeka sepenuhnya. Kemerdekaan akan nampak apabila umat Islam dapat berfikir sesuai dengan Islam. 

‎Kondisi yang terjadi saat ini, merupakan buah dari diterapkan sistem sekuler-kapitalisme yang tidak berpihak kepada kesejahteraan rakyat, tetapi sebaliknya melayani kepentingan para kapitalisme. Akibatnya kapitalis makin kaya, sedangkan rakyat semakin miskin dan sengsara. 

‎Maka dalam kondisi seperti ini, sangat dibutuhkan solusi hakiki yaitu diterapkannya sistem Islam. Sistem yang mampu mensejahterakan rakyat dengan mengelola sumber daya alam yang melimpah dan hasilnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Negara wajib menjamin kesejahteraan rakyat dengan memenuhi kebutuhan pokok rakyat, baik sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Negara akan membuka lapangan kerja yang luas untuk seluruh rakyatnya. 

‎Selain dalam aspek ekonomi, sistem Islam juga akan menjaga pemikiran umat agar tetap selaras dengan syariat dan senantiasa hidup dalam ketaatan kepada Allah. Pendidikan diarahkan untuk membentuk generasi yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia. 

‎Saat ini sudah nampak geliat kebangkitan kesadaran di tengah masyarakat. Namun,  belum sepenuhnya menyentuh akar masalah, yaitu dominasi kapitalisme. Kemerdekaan hakiki akan lahir jika umat sudah bebas dari belenggu kapitalisme dan hidup dalam naungan hukum Islam kaffah. 

‎Wallahualam bissawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama