Kita Butuh Khilafah, Sekarang!

 


Etik Pibriani 


Belum usai pembantaian Israel atas Palestina, Israel kembali melakukan konfrontasi dengan negara lain. Jika sebelumnya Israel menyerang Iran, kini Israel menyerang Suriah. Pion AS ini tak henti-hentinya melakukan provokasi dan tindakan arogannya. Mereka melakukan penyerangan dengan dalih ingin membela etnis Druze, yakni sebuah etnis yang memiliki hubungan historis dengan Israel, serta ingin menciptakan keamanan dan ketertiban di perbatasan Israel-Suriah. ¹


Israel melakukan pengeboman terhadap gedung Markas Besar Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus dan salah satu lokasi di dekat istana kepresidenan pada Rabu 16 Juli 2025. Tayangan di berbagai media massa menunjukkan gedung tersebut hancur dengan kerusakan yang sangat parah dan menimbulkan korban jiwa lebih dari 350 orang. Berbagai negara mengutuk, mengecam, dan menyayangkan tindakan Israel. Namun tidak ada yang benar-benar menyalahkan Israel. Tak sedikit negara yang memilih diam, berlepas diri, mencari zona aman, karena tidak ingin terseret dalam konflik ini. Jelas sekali bahwa serangan Israel adalah tindakan sewenang-wenang dan pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah secara nyata.²


Israel terus saja menunjukkan kesombongan  dan kecongkakannya. Mereka memperkuat eksistensi dirinya terhadap negara-negara di kawasan. Israel sengaja menciptakan ketidakstabilan di wilayah Timur tengah dan berupaya memecah belah persatuan kaum muslimin. By design, Israel membuat negeri-negeri kaum muslimin di sekitarnya sibuk dengan perang dan keamanan wilayahnya. Pengalihan isu mungkin sengaja dilakukan Israel untuk mengurangi fokus negara-negara dunia terhadap Palestina. Sehingga Palestina terlupakan, konflik dianggap biasa, dan Israel bisa sekehendak hati mewujudkan misinya. Keinginan Israel terhadap Palestina tidak akan pernah berhenti sampai seluruh wilayah Palestina berhasil dikuasai Israel. 


Keberanian Israel ini tentu tidak lepas dari sokongan negara-negara besar di belakangnya. Diantaranya Amerika, Prancis, dan Inggris. Ketiganya adalah 'pemain-pemain lama' yang ada di balik sejarah 'peperangan' di dunia. Sampai sekarang mereka pun masih memegang peranannya. Mereka juga turut andil dalam melenyapkan kekhilafahan Islam, Turki Usmani, institusi negara Islam yang menyatukan dan melindungi kaum muslimin. Rasanya tidak salah jika kita harus tetap mewaspadai skenario jahat mereka dalam upaya melanjutkan penghancuran Islam. ³


Di sisi lain kesadaran umat akan pentingnya persatuan umat dan kebutuhan akan adanya institusi khilafah sudah banyak digaungkan, meskipun belum optimal dalam menyentuh seluruh lapisan kaum muslimin. Ada beberapa penolakan terhadap ide khilafah yang bahkan dilakukan oleh internal kaum muslimin sendiri. Mereka terpengaruh oleh ide-ide sekuler kapitalisme seperti nasionalisme, demokrasi, kemaslahatan, moderat, dan ide barat lain yang menjauhkan umat dari ide khilafah.


Khilafah dianggap sebagai ide khayalan, romantisme masa lalu, bahkan dinilai tidak layak untuk diterapkan. Mereka lupa pada seruan Allah SWT untuk mengambil dan menerapkan hukum Islam dalam seluruh sendi kehidupan, termasuk dalam politik dan kenegaraan. Ditambah lagi fakta khilafah dan politik Islam telah banyak 'dihilangkan' dari benak kaum muslimin. Yang tersisa hanyalah peninggalan-peninggalan sejarah yang jauh dari makna sebenarnya. Keterkaitan antara khilafah, politik, dan Islam juga sedikit sekali dibahas dalam literatur yang diajarkan kepada generasi-generasi muda muslim sekarang.


Namun demikian, fokus kaum muslimin terhadap Palestina tidak boleh bergeser. Palestina adalah negeri kaum muslimin, milik kaum muslimin, kiblat pertama umat Islam. Tidak boleh ada entitas yang menghinakannya, merampasnya, dan melakukan kedzaliman terhadapnya. Sejarah mencatat, Palestina pernah dibebaskan dua kali oleh kekhilafahan Islam. Dimasa Umar bin Khattab Palestina dibebaskan dari kekuasaan Romawi pada tahun 637 Masehi. Dan pada masa Shalahuddin Al Ayyubi Palestina dibebaskan dari kekuasaan Tentara Salib pada tahun 1187 Masehi.⁴ 


Berharap pada selain khilafah tidak akan pernah berhasil. PBB, OKI, dan organisasi yang lain, hanya bisa mengecam, mengutuk, tanpa ada satupun yang mengangkat senjata. Padahal pembunuhan dan pembantaian nyata di depan mata. Berbagai macam negosiasi dan diplomasi sudah dilakukan, tanpa ada hasil. Maka, tidak ada jalan yang bisa ditempuh selain dengan memerangi zionis. 


Kita mungkin berharap negara-negara muslim yang ada sekarang, berperang melawan Israel. Tapi itu rasanya mustahil. Karena negeri-negeri muslim saat ini dikuasai oleh kapitalis Amerika dan menjadi sekutunya. Jadi, memang tidak ada pilihan lain untuk membebaskan Palestina selain mengirimkan pasukan. Dan Khilafah Islam akan melakukannya tanpa ragu.


Khilafah satu-satunya institusi yang menyatukan dan melindungi kaum muslimin sampai 12 abad lamanya. Khilafah adalah milik seluruh kaum muslimin. Khilafah adalah 'junnah' (perisai) dan bagian dari ajaran Islam, bagian dari hukum syariat yang mengatur masalah ketatanegaraan. Sungguh mengherankan urusan kaum muslimin saat ini. Mereka membenci khilafah, enggan menegakkannya kembali, dan lebih memilih mengatur kehidupan dengan sistem kapitalisme demokrasi yang nyata-nyata tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat. 


Saat ini yang kita butuhkan adalah menyerukan kembalinya kekhilafahan Islam. Sebuah sistem kenegaraan warisan Nabi dan para sahabat. Khilafah satu-satunya yang akan mampu membebaskan Palestina dari cengkraman zionis dan mengembalikan kemuliaannya di tengah-tengah kaum muslimin. Wallahu alam bishshawab.[]



¹) Israel Serang Dekat Istana Presiden Suriah, Campur Tangan Konflik Pemerintah Vs Druze. www.Liputan 6.com. Juli 2025


²) Negaranya Diserang Israel, Presiden Suriah Akhirnya Buka Suara. www.CNBC.com. Indonesia. Juli 2025


³) Zallum, Abdul Qadim. How The Khilafah Destroyed (Kaifa Hudimat al-Khilafah). Terjemah. Penerbit Al Izzah. 2001


⁴) Dua Tokoh Islam Pembebas Baitul Maqdis.  www. Kompas.com. April 2024.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم