Ya Mu'tashim... Kami Lapar



Oleh: Ruby Alamanda

Tercekik nemen dunia ini sempit, rasanya tenggorokan udah susah ga bisa dipakai nafas. Betapa tidak segala kebutuhan serba mahal, susah sekali dijangkau oleh rakyat jelata seperti kami. Baik rakyat sipil maupun guru seperti kami

Akan tetapi, ada kabar baik, bak seperti mendapatkan angin segar, kami mendapatkan berita bagus berikut ini

KOMPAS.com - Guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) atau guru honorer belum tersertifikasi akan mendapat bantuan dana transfer langsung atau cash transfer dari pemerintah pusat. Program bantuan itu sudah diluncurkan juga oleh Presiden Prabowo Subianto saat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/5/2025).

 https://www.kompas.com/edu/read/2025/05/04/082219271/guru-honorer-akan-dapat-bantuan-dana-bulanan-bentuknya-cash-transfer.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah resmi meluncurkan program bantuan dana pendidikan bagi guru yang belum menamatkan jenjang sarjana (S1) atau setara diploma 4 (D4) di Hari Pendidikan Nasional 2025. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menyebut ada 12 ribu kuota yang tersedia.

Sungguh bahagia kami jika hal ini akan menjadi kenyataan. 

Dalam sistem kapitalisme sekulerisme ini semua hal menjadi berat bukan? Hanya orang kaya saja yang mendapatkan angin segar dalam kehidupannya, mudah menjalankan ibadahnya, karena semua fasilitas bisa mereka penuhi dengan baik. Bagi kami mengupayakan agar perut kami kenyang saja begitu sulit. Bukan, bukan kami ini mengeluh tanpa sebab. Seharusnya kami ini menjadi prioritas bagi para pejabat pemerintah. Agar kami hidup layak, kami juga membutuhkan dana itu tidak hanya untuk keperluan ibadah saja. Tetapi perlu juga untuk mengupayakan tempat tinggal layak bagi keluarga kami, memenuhi pendidikan anak kami, segala tetek bengek printilan kehidupan kami. Jangan kan untuk helaing tiap pekan, besok makan apa itu lho kami jarang terpikirkan.. 

Hal mudah bagi anda belum tentu bagi kami. Kebutuhan terus ada pada tiap harinya.. Namun seringkali tidak terpenuhi karena keadaan tidak ada biaya untuk hal itu. Kami hanya menginginkan kehidupan layak, agar ibadah terasa nikmat. Ibadah lancar. Pendidikan lancar. Segala fasilitas bisa di penuhi tanpa ada kendala berarti. 

Dalam sistem ini yang kaya saja yang akan mendapatkan kehidupan layak.. Harusnya tidak begitu. Dulu Al Mu'tashim begitu gercep ketika ada seorang muslimah di nodai kehormatan nya. Maka sekarang pun kami berhak menuntut yang demikian. Umar bin Abdul Aziz rakyat nya sampai tidak ada lho yang berhak menerima zakat, saking apa? Saking makmurnya kehidupan rakyat. Segala potensi di kerahkan oleh Umar, jadi rakyat bisa hidup layak. Ibadah pun enak. Ga terbebani wahai penguasa! 

Maka sudah selayaknya kami menuntut untuk kehidupan Islam ini kembali tegak agar kami bisa hidup layak. Maka mari bersama-sama kita bersatu padu untuk mendukung kembali nya Islam kaffah dalma bingkai kehidupan Islam. Karena hanya dengan Islam saja umat ini akan hidup mulia. Wallahu a'lam.


*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم