Gaza semakin mengerikan, makanan tidak tersedia, yang ada hanya pasta dan nasi yang jumlahnya sangat sedikit tidak mencukupi meski untuk setengah penduduk. Apalagi setelah pengeboman satu-satunya pabrik roti yang masih berdiri.
Laporan Al Jazeera yang dikutip Sabtu (3/5/2025) menyebut pejabat Hamas Abdel Rahman Shadid mengatakan Gaza telah memasuki fase "kelaparan total" dan "malnutrisi akut", menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai "senjata perang yang disengaja" untuk menundukkan warga Palestina.
Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Telegram kelompok tersebut, Shadid mengatakan, "Anak-anak sekarat karena kekurangan susu, bukan hanya karena bom. Sejak 2 Maret, Israel telah menutup pintu penyeberangan ke Gaza sehingga bantuan makanan, medis, dan bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk, sehingga memperparah bencana kemanusiaan, menurut laporan pemerintah dan organisasi-organisasi HAM dan internasional.
Hampir 51.500 warga Palestina di Gaza telah terbunuh oleh serangan brutal Israel sejak Oktober 2023. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Israel telah memblokir semua bantuan kemanusiaan agar tidak sampai ke warga Palestina di Gaza, yang memicu kecaman internasional.
Program Pangan Dunia PBB mengatakan minggu lalu bahwa persediaan makanannya telah "menipis" di tengah pengepungan, memperingatkan bahwa dapur umum yang menjadi andalan ribuan warga Palestina akan terpaksa tutup.
Harga-harga bahan makanan di pasaran tinggi dan itupun hampir habis. Ketersediaan air juga makin langka, dan dapur umum sudah tidak beroperasi karena habisnya bahan. Bayangkan betapa mengerikan kondisi mereka.
Solusi yang ditetapkan Allah atas penjajahan Palestina yaitu jihad, sebagaimana perintah Allah dalam surat Al-Baqarah 190 yang artinya:
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
Seruan Allah tak kunjung dilakukan sehingga gaza makin mengerikan. Padahal para ulama dunia, termasuk beberapa organisasi perkumpulannya, mendesak negara-negara muslim bersatu jihad melawan Israel. Upaya ini dilakukan untuk menghentikan genosida Israel di Gaza.
International Union of Muslim Scholars (IUMS), sebuah organisasi muslim internasional besar yang berbasis di Qatar, pada Jumat (4/4/2025) mengeluarkan fatwa yang berisi seruan jihad melawan Israel. Dilansir Middle East Eye, seruan juga mencakup intervensi militer, ekonomi, dan politik untuk menghentikan genosida di Gaza. Tetapi lagi-lagi hanya sekedar seruan belaka. Apalagi penguasa negeri-negeri muslim justru berkhianat pada umat.
Solusi tuntas Palestina membutuhkan upaya untuk mengakhiri pengkhianatan, yaitu dengan persatuan umat dalam naungan Khilafah. Sebagaimana dulu Rasulullah saw menghadapi Yahudi, maupun perang Hittin. Palestina hanya bisa diselamatkan dengan jihad dan Khilafah. Umat harus berjuang untuk mewujudkannya. Perjuangan itu membutuhkan adanya dakwah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis yang istiqamah menyerukan jihad dan tegaknya Khilafah.
Wallahu a'lam bisshawab