Keep Spirit, Keep Istiqomah


 

By Ruby Alamanda


Allah telah menjadikan manusia itu sempurna, baik secara fisik maupun secara mental. Diberikan akal fikiran yang sempurna agar bisa menjadi hamba Allah yang bisa diandalkan. Berbeda dengan hewan yang hanya memiliki insting dalam hidupnya. 


Di sepanjang Ramadhan kemarin, Allah mengajarkan kita untuk latihan lapar dan prihatin. Prihatin terhadap persoalan saudara kita di Palestina, dan di negeri-negeri kaum muslimin lain yang sedang tidak baik-baik saja. Allah mengajarkan banyak kepada kita untuk latihan. Latihan untuk menjadi manusia pilihan. Latihan untuk sedekah. Latihan untuk rajin ibadah, berupa sholat lima waktu tepat waktu. Sholat sunnah tarawih. Qiyamul lail. Tadarus Al Qur'an secara rutin. 


Maka apa yang akan kita lakukan 11 bulan ke depan setelah lebaran? Yang harus dilakukan manusia sempurna ini adalah tetap istiqomah dalam menjalankan apa sudah di latihkan Allah kepada kita. Harus tetap menjaga semangat (spirit), harus tetap menyala dalam ibadah, jaga attitude, jaga akhlakul karimah di sepanjang hari, jaga pemikiran Islam agar tetap berkobar dalam jiwa. Buang hal-hal negatif yang merusak ibadah kita. Buang suudzon kepada Allah. Jaga husnudzon kita kepada Allah ya... 


Husnudzon terhadap rejeki, husnudzon terhadap ketetapan Allah, husnudzon terhadap nikmat dari Allah, husnudzon terhadap teman-teman pergaulan kita. Sehingga spirit dakwah akan tetap menyala. Waduh teman ku kemarin susah diajak ke pengajian... Coba lagi untuk diajak. Karena yang menggerakkan hati dan pikiran teman kalian itu hanya Allah. Tugas kita hanya berusaha mengajak lho... Jadi sikap suudzon dikesampingkan dahulu, karena hanya akan merusak dakwah kita. 


Mengenai keutamaan istiqomah kita bisa melihat dalil berikut ini:


Maka beristiqamahlah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas" (QS. Huud (11): 112).


Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka istiqomahlah (tetaplah pada jalan yang lurus) menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya" (QS. Al-Ahqaf (46): 13-14).


Suri tauladan kita yaitu Rasulullah SAW. Selalu mengajarkan kita untuk semangat dan istiqomah. Lihatlah betapa besar kecintaan beliau kepada umat, sehingga ketika beliau mau meninggal pun yang di ingat adalah umatnya. Ummati, Ummati, Ummati. Beliau sangat takut terhadap kita yang tidak bisa mengikuti jejak beliau. Sangat khawatir sepeninggal beliau, apa yang terjadi kepada kita. Maka marilah kita saling mengajak dalam kebaikan. Mengajarkan Islam kepada seluruh manusia. Resiko dakwah cuma dua, yakni diterima atau ditolak. Persis seperti yang dialamo Rasulullah. Ada Allah yang selalu menemani langkah kita. Innallaha Ma'ana. Yakni Allah bersama kita. Jadi tidak perlu takut apalagi berkecil hati jikalau dakwah kita tidak diterima. Tetap sampaikan walau hanya satu ayat. Apa yang kita mampu. Agar kehidupan Islam tetap terjaga. Wallahu a'lam bishshawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama