Siapa Sebenarnya yang Teroris?

 


Ajeng Najwa, S.IP

Pemerhati Politik dan Sosial


Muslimahvoice.com - Sungguh sedih, saat mendengar ratusan saudara muslim di Palestina dihambat ibadahnya oleh tentara Israel. "Mereka mengatakan bahwa polisi menolak untuk mengizinkan makanan masuk ke dalam kompleks suci bertembok, yang menampung Masjid Al Aqsa dan Kubah Batu, bagi jamaah yang menjalankan puasa Ramadan untuk berbuka puasa saat matahari terbenam," (tempo.co 16/04/21).


Tak hanya melarang pengumandangan Adzan, polisi Israel juga melemparkan granat keut ke warga Palestina yang usai melakukan shalat tarawih. Polisi menyerang mereka dan menahan lima orang muslim Palestina. Mereka (tentara Israel, red) juga mencegah distribusi makanan iftar (buka puasa) kepada jemaah di dekat Bab al-Asbat, dan menyerang jemaah yang meninggalkan masjid setelah salat Tarawih (wafa.ps 14/04/21).


Juru Bicara Kepresidenan, Nabil Abu Rudeineh, mengecam tindakan polisi Israel ini sebagai kejahatan rasial, “Ini serangan rasisme terhadap kesucian tempat-tempat suci dan kebebasan beribadah, serta pelanggaran berat terhadap konvensi hak asasi manusia internasional yang dilakukan oleh polisi Israel,” ungkapnya. (Muslimahnews.com 19/04/21).


Pengamat politik internasional, Umar Syarifudin mengatakan bahwa eksistensi Israel adalah kejahatan besar di dunia. Sehingga, Masjidilaqsa dan Palestina tidak akan dibebaskan kecuali dengan kekuatan yang ada pada tentara umat Islam, baik dari bangsa Arab maupun ajam (non-Arab).


Kekecewaan Umar lantaran "bungkamnya" para pemimpin negeri yang mayoritas muslim di dunia atas kekejaman Israel, juga terwujud dengan pernyataannya "Mereka justru meminta bantuan masyarakat internasional, terutama Komite Quartet, PBB, dan UNESCO agar mereka yang memikul tanggung jawab menjaga Al-Quds dan Masjidilaqsa. Sungguh, dengan semua ini, mereka mengumumkan sejatinya berlepas diri dari kewajibannya atas seluruh Palestina,” tegasnya.(muslimahnews.com 19/04/21).


Seharusnya dunia melihat dengan jelas, bahwa yang sebenarnya Israel lah _the real terorist_ . Kaum intoleran yang sesungguhnya adalah Israel. Yang dengan angkuh membombardir kaum muslim yang sedang beribadah. Bahkan untuk menghadap Tuhan saja muslim di Palestina harus menghadapi hambatan yang luar biasa dari tangan jahiliah tentara Israel. 


Bagaimanakah seharusnya? Kapankah ini akan berakhir?


Isu pertempuran di Palestina ini bukanlah yang pertama, namun sudah ratusan kali serangan demi serangan dilayangkan untuk umat Muslim. Maka sudah seharusnya ini bukan lagi konflik Palestina. Ini adalah konflik umat Islam. umat harus memandang Palestina dari perspektif Islam. Umat wajib bekerja sama untuk menyangkal seruan para penguasa muslim yang berusaha membingkai isu itu sebagai isu Arab, kemudian isu Palestina, dan sekarang menjadi isu Gaza semata.


Sehingga, solusi yang harus kita lakukan adalah menegakkan islam secara kaffah. Agar muslim Palestina memiliki pelindung. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah SAW:


إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ


”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll).


Palestina butuh perisai, untuk menghentikan ketidakadilan dan praktik terorisme yang digencarkan oleh tentara Israel. Wallahua'lam

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم