Talqiyan Fikriyan, Metode Pendidikan Terbaik

 



Reporter: Nadia Fransiska 

(Pendidik, Pegiat Literasi)


"Siapapun kita, kita adalah agen penggerak pendidikan sehingga harus kritis pada keadaan dan paham tugas tersebut. Jika menginginkan perubahan  gemilang, generasi pandai dan takwa, kita butuh sebuah negara untuk menerapkan sistem pendidikan Islam tersebut."


Demikian pesan penutup yang disampaikan oleh Ustaz Fajarudin (praktisi pendidikan Islam) dalam kajian Online Class#3 bertajuk Konsep Pendidikan ala Syekh Taqiyuddin An-Nabhani melalui saluran Youtube Komunitas Literasi Islam, pada 6/92020. Diharapkan, agenda ini mampu menyingkap fakta tentang potret pendidikan generasi sekarang yang jauh dari harapan, penyebab dan metode perbaikan yang tepat.


Dalam sesi pemaparan materi, Fajarudin menjelaskan bahwa konsep pendidikan ala Syekh Taqiyuddin menetapkan tiga tujuan pendidikan yaitu: membentuk kepribadian Islam, penanaman tsaqofah Islam sebagai pemahaman dan penguasaan ilmu kehidupan atau iptek.


Menurut beliau, umat Islam diharapkan tidak hanya paham ilmu Islam, namun juga paham ilmu iptek untuk menyikapi problem yang ada, dalam artian menerapkan ilmu sebagai amal dalam kehidupan. Sementara yang terjadi sekarang adalah minimnya praktik ilmu yang dikuasai, bahkan hanya sebagai jembatan mencari keuntungan.


Ada pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu peserta di sesi terakhir yaitu bagaimana jika Indonesia menerapkan sistem pendidikan Islam dengan berbagai ragam agama serta perbedaan siswa, apa langkah pendidikannya?


Pemateri menjawab bahwa memang sulit meraih pendidikan yang diharapkan mencetak generasi sebagaimana Rasulullah. Pun di masa Islam yang melahirkan ilmuwan terpandang. Hal ini karena sistem negara sebagai penyelenggara utuh pendidikan rakyat tidak berdasar Islam. 


Namun kata beliau, kita masih bisa menerapkan metode yang sangat membantu generasi sekarang yaitu talqiyan fikriyan. Beliau menjelaskan ini sebagai metode pembelajaran yang membangun konsep berpikir benar atau penyadaran, sehingga ilmu bukan hanya dihafal atau guru bukan hanya transfer ilmu namun bersama membangun pemahaman yang terkonsep agar menjadi pola pikir sekaligus pola sikap jika sudah menjadi pemahaman.


"Meskipun akan ada benturan melihat konsep kurikulum yang berlaku, namun kita tetap bersungguh-sungguh mengupayakan terwujudnya pendidikan Islam dengan cara yang baik," pungkas Fajarudin.(nfl/ps)[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama