Menjaga Semangat Ramadhan



Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice

Ramadhan telah berlalu, membawa semua keistimewaan sebagai bulan yang mulia. Banyak dari umat Islam yang berandai-andai bahwa semua bulan adalah Ramadhan, limpahan rahmat, limpahan pahala, keberkahan, bahkan ada lailatul qodar yang sangat dinanti dan diburu.

Tapi, tidak semua bulan adalah Ramadhan. Namun kita tetap bisa mensuasanakan Ramadhan hadir dibulan-bulan selanjutnya. Nah, apa ini mungkin? Apa yang tidak mungkin, bukankah semua itu ada dalam ikhtiar kita, pilihan kita, dan semua adalah aktivitas nyata yang bisa kita indra.

Aktivitas ibadah dibulan Ramadhan berawal dari sebuah paksaan, iya kan? Kita dipaksa menambah sholat sunnah tarawih pasca sholat Isya’. Kita dipaksa bangun dini hari untuk sahur. Kita dipaksa berpuasa tidak makan-minum di siang hari. Dan semua aktivitas tadi berada dibawah pengawasan Allah SWT, di bulan Ramadhan umat Islam sadar betul akan hal ini. Sehingga tidak muluk-mulukkan jika kebiasaan itu diteruskan meskipun Ramadhan telah berlalu. Siapapun pasti menyukai kebaikan-kebaikan bulan Ramadhan bisa berlanjut dibulan-bulan selanjutnya.

Jika kita ingin semangat Ramadhan bisa berlanjut dibulan-bulan berikutnya, dalam acara Live Youtube “The New Spirit Of Lebaran 1441 H” Senin 25 Mei 2020 pengisi materi Ustadz Ismail Yusanto menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin semangat Ramadhan bisa terus kita lakukan.

Pertama, kemampuan. Memang kita sendirilah yang bisa mengukur kemampuan tubuh kita. Apakah setelah satu syawal kita bisa langsung lanjut puasa sunnah. Puasa sunnah apa yang harus dipilih. Seberapa kuat kita tadarus Al-Qur’an dalam sehari, seberapa banyak orang yang kita kontak untuk menyampaikan Islam dalam satu hari, ataupun ibadah-ibadah lain, maka diri kita sendiri yang bisa mengukurnya.

Kedua, Kemauan. Kemauan untuk taat kepada Allah. Kemauan ini menjadi pemegang peran penting untuk menjaga semangat Ramadhan dan untuk mempertahankan habit (kebiasaan) kebaikan-kebaikan selama bulan Ramadhan. Setelah 30 hari ditempa maka sebenarnya sudah cukup untuk menjadikan aktivitas selama bulan Ramadhan sebagai habit. Tinggal kemauan yang kuat untuk melanjutkan aktivitas Ramadhan dibulan-bulan selanjutnya.

Ketiga, Kesabaran. Setelah ada kemauan yang kuat untuk berazam menjadikan hari-hari setelah Ramadhan sebagaimana Ramadhan, maka butuh kesabaran untuk bisa mewujudkannya. Sabar akan segala tantangan, gangguan, dan godaan untuk berusaha istiqomah mewujudkan semangat Ramadhan.

Jika ketiga hal tadi sudah menyatu dalam diri kita, maka insya Allah keinginan kita memelihara semangat dan keimanan selama Ramadhan hadir disetiap hari-hari akan terwujud. Dengan selalu mengikuti petunjuk Allah Ta’ala.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama