Hari Raya, Taqwa Dan Solusi Wabah



Oleh : Watini Alfadiyah, S. Pd.
(Praktisi Pendidikan dan Pengamat Sosial)


Hari raya Idul Fitri 1441 Hijriyah kali ini sangat istimewa, karena ditengah ujian wabah pandemi covid-19 yang terus bertambah jumlahnya. Sehingga akhirnya harus bisa membawa kesadaran bagi kita semua untuk menjadi hamba yang bertaqwa. Terlebih tatkala  sudah ditempa kesabaran kita dibulan Ramadan dengan berpuasa sebulan lamanya. Diberitakan bahwa Presiden Jokowi mengungkapkan perayaan Idul Fitri tahun ini harus dirayakan dengan cara berbeda karena Indonesia sedang menghadapi pandemi virus corona. Sehingga, tradisi Lebaran seperti mudik dan bersilaturahmi tak bisa dilakukan dengan cara biasanya. 

"Hari raya Idul Fitri ini kita rayakan dengan cara yang berbeda, karena menuntut pengorbanan kita semua untuk tidak mudik dan tidak dapat bersilaturahmi seperti biasanya," ucap Jokowi dalam keterangannya. (Sabtu /23/05/2020/KumparanNews).

Presiden Joko Widodo  juga memberi sambutan dalam acara 'Takbir Virtual Nasional dan Pesan Idul Fitri dari Masjid Istiqlal' pada Sabtu, 23 Mei 2020. Pesan itu disampaikan Jokowi dalam bentuk video yang diambil dari kediaman presiden di Istana Bogor, Jawa Barat.

Ia mengatakan lebaran tahun ini harus dilalui masyarakat Indonesia di tengah pandemi. Namun, ia menyebut hal ini justru menambah peluang bagi umat muslim untuk melaksanakan ibadah lainnya untuk menyambut Idul Fitri. "Seperti melaksanakan zakat fitrah dan memperbanyak sedekah," kata Jokowi.

Jokowi pun berharap seluruh masyarakat bisa menerima kondisi ini, baik dalam keadaan senang maupun sedih, berlimpah atau kekurangan, sulit ataupun mudah, rumit atau sederhana.

"Jika Allah benar-benar menghendaki dan jika kita bisa menerimanya dengan ikhlas dan dalam takwa dan tawakal, sesungguhnya hal tersebut akan membuat berkah, membuahkan hikmah, membuahkan rezeki, dan juga hidayah," kata Jokowi. (23/05/2020/TEMPO.CO).

Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga memberi sambutan yang senada dalam acara Takbir Virtual Nasional dan Pesan Idul Fitri dari Masjid Istiqlal, Sabtu, 23 Mei 2020.

Ia mengingatkan umat muslim agar tetap dapat merayakan hari kemenangan, dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan.

"Idul Fitri kali ini kita rayakan dalam suasana pandemi. Mari kita rayakan dengan tetap memegang aturan-aturan kesehatan," ujar Ma'ruf dalam sambutannya.

Ma'ruf mengingatkan bahwa momen harus dimanfaatkan umat muslim untuk memperkuat iman dan takwa. Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan Allah SWT bahwa umat yang beriman dan bertakwa akan diberi ganjaran diberikan keberkahan.

"Kalau beriman dan bertakwa pasti Allah turunkan kesuburan, kemakmuran, keamanan, keselamatan dan dihilangkan berbagai kesulitan. Itu adalah janji Allah di dalam Al-Quran," kata Ma'ruf. (23/05/2020/TEMPO.CO).

Dari wacana diatas terihat Kepala Negara dan Wakilnya menyebut bahwa modal untuk bisa keluar dari wabah pandemi covid-19 ini adalah tawakal, taqwa, dan mendapatkan keridlaan dari Allah Swt.
Lantas, sudahkan kita benar-benar menjadi hamba yang bertawakal dalam seluruh aspek kehidupan. Makna tawakal adalah berserah diri kepada Allah Swt, dan ini merupakan suatu keharusan bagi individu yang beriman. Dalam kondisi apapun baik sebelum melakukan sesuatu, tatkala melakukan sesuatu, dan sesudah melakukan sesuatu. Jadi, tawakal merupakan bukti dari keimanan seseorang. Dan sosok individu yang beriman kepada Allah Swt. harus melaksanakan seluruh perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya sehingga derajad keimanannya meningkat menjadi hamba yang bertaqwa. Sebagaimana Allah Swt. berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. ( QS. Al-Baqarah 208).

Namun bagaimana halnya dengan rezim ini, ternyata dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk menangani wabah mereka tidak berpijak pada syari'at Islam. Sesungguhnya merupakan tuntutan bagi individu yang beriman dan bertaqwa selalu terikat dengan syari'at Islam. Sebagaimana Allah Swt berfirman :

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Artinya :
"Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al-Maidah 44).

Dengan demikian, tidak ada pilihan bagi sosok individu yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. membuat kebijakan dengan tidak berdasarkan pada Al-Qur'an. Sehingga saatnya rezim ini melakukan taubatan nasuha secara kolektif untuk membuang hukum-hukum buatan manusia yang selama ini menjadi rujukan dalam mengelola bangsa.

Dengan begitu, apa sesungguhnya makna taqwa yang bisa membawa pada solusi bangsa dan wabah ini tidak lain adalah dengan mengembalikan seluruh aturan kehidupan kepada Al-Qur'an. Dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya dalam seluruh aspek kehidupan. Itulah makna taqwa yang sesungguhnya, dengan begitu akan membawa solusi terhadap permasalahan bangsa dan wabah pandemi covid-19 serta mendapat keridlaan dari Allah Swt.. Wallahu a'lam bi as-showab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم