Waspadai, Sekulerisasi Pendidikan Menghancurkan Genarasi


Oleh: Diyana Indah Sari

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, guna menyiapkan generasi yang diharapkan dapat memajukan bangsa. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini masih belum begitu stabil, kurikulum yang masih sering brganti, sehingga para siswa seakan-akan menjadi bahan percoboaan.

Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai dan guru yang mumpuni. Namun selain itu komponen utama yang sangat penting dan mendasar untuk menjalankan pendidikan di suatu negara adalah kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan suatu bagian dari sistem pendidikan, dan sistem pendidiakan suatu negara akan menyesuaikan dengan ideologi yang dianut oleh negara tersebut. Ideologi tersebut dapat berupa sekular-kapitalis, sosial-komunis dan islam. Dapat dilihat jika diterpakan pendidikan yang sesuai dengan ideologi sekular-kapitalis dan sosial-komunis, maka akan menghasilkan orang-orang yang cenderung materialis, dan lebih rakus materi.

Sekularisasi pada sistem pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia khususnya muslim menjadi anti islam. Dari prinsip sekularisasi yang memisahkan antara urusan dunia dengan agama ini sudah terlihat bahwa tidak ada pengutamaan penerapan syariat dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan formal disekolah-sekolah sangat sedikit mengajarkan tentang pengetahuan agama islam, tidak heran jika dengan penerapan sekulerisme ini siswa menjadi sulit dididik karakternya, banyaknya kenakalan remaja, kasus-kasus kekerasan, tawuran pelajar, narkoba, siswa yang membunuh gurunya, sex bebas dan sebagainya. Sehingga bukan menjadi generasi yang berkembang baik tetapi justru menjadi generasi yang rusak.

 Dalam kurikulum pendidikan saat ini waktu yang sangat padat dihabiskan untuk sekolah, dan juga ekstrakulikular, namun diwaktu yang sangat padat tersebut siswa sangat minim belajar tentang agama, padahal agama adalah kebutuhan yang dikembangkan secara kontinyu dan sangat berperan dalam pembentukan karakter. Sekularisme ini semakin terasa dan orang tua akan menangis manakala melihat anak-cucunya jauh dari pendidian agama. Waktu mereka habis untuk sekolah dan meninggalkan majlis-majlis ilmu agama. Siswa Sekolah Dasar seharusnya mendapat pendidikan pengokohan Aqidah, dikenalkan dan diajarakan pokok-pokok agama, bukan malah sebaliknya, pendidikan yang berkembang saat ini tidak mengajarkan apa yang seharusnya diajarkan. Itulah output dari sekulerisme tidak menjadikan peserta didik yang paham agama tetapi malah jauh dari agama.

 Berebeda dengan sistem pendidikan pada ideologi islam, sistem pendidikan islam, meletakkan prinsip kurikulum, strategi, dan tujuan pendidikan berdasarkan aqidah Islam. Pada aspek ini diharapkan terbentuk SDM terdidik dengan pola berfikir dan pola sikap yang islami. Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan keimanan, sehingga melahirkan amal saleh dan ilmu yang bermanfaat.

Prinsip ini mengajarkan pula bahwa di dalam Islam yang menjadi pokok perhatian bukanlah kuantitas, tetapi kualitas pendidikan. Perhatikan bagaimana Al Quran mengungkapkan tentang ahsanu amalan atau amalan shalihan (amal yang terbaik atau amal shaleh). Pendidikan ditujukan dalam kaitan untuk membangkitkan dan mengarahkan potensi-potensi baik yang ada pada diri setiap manusia selaras dengan fitrah manusia dan meminimalisir aspek yang buruknya. Keteladanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pendidikan. Dengan demikian sentral keteladanan yang harus diikuti adalah Rasulullah saw.

Sehingga sekarang kita tahu bahwa sekularisasi pada pendidikan adalah mimpi buruk, mengaburkan keimanan dan memperlebar pintu kerusakan generasi. Sudah seharusnya mata dan hati kita terbuka untuk melihat islam adalah sebaik-baiknya solusi.[]


*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama