PELANTIKAN BERBUAH KEKECEWAAN


Ummu Rumaisha
(Ibu Peduli Negeri)

Setelah ditunggu banyak pihak, akhirnya Kabinet Indonesia Maju bentukan Jokowi selesai dilantik tanggal 20 Oktober 2019. Kabinet yang disinyalir harus banyak menampung berbagai kepentingan  yang membuat sebagian gigit jari karena merasa di PHP. Hal ini dipicu karena kursi beberapa menteri dianggap tak sesuai harapan partai koalisi. Terlebih lagi, jabatan yang diampu dipandang tak sesuai dengan latar belakang dan juga kemampuan. Contohnya kursi Menag dan Mendikbud.

Latar belakang Menag yang merupakan seorang militer, membuat kubu PBNU kecewa sebab selama ini menteri agama hampir selalu berasal dari ormas terbesar NU. Kekecewaan ini tentunya wajar, mengingat saat kampanye, Presiden Jokowi terlihat blusukan di beberapa pesantren dan sowan ke Kyai untuk minta restu. Gus Yaqut yang jauh-jauh hari menyatakan siap jika dipercaya menjadi menteri, tentunya juga ikut menelan ludah kekecewaan. Upaya keras dalam menunjukkan loyalitas pada pemerintah selama ini dengan terjun atas nama melawan radikalisme lewat organisasi Banser nyatanya tak cukup untuk membuat Presiden bergeming. Pada kenyataannya roda kabinet yang dibentuk menngelinding tanpa menjadikan kursi Menag untuk NU. Inilah yang terjadi.

Belum lagi kekecewaan pada parpol yang lain. Terjungkalnya AHY membuat demokrat bergabung dengan PKS untuk menjadi oposisi pemerintah. Tentunya bagi-bagi kue kursi jabatan ini telah membuat banyak peristiwa kecewa tanpa melihat visi-misi untuk rakyat maupun bangsa. Yah, kecewa atas nama partai, karena untuk kepentingan partai,atau untuk membangun dinasti kepartaian. Sungguh miris!...Miris, ditengah rakyat yang megap-megap karena kepulan asap di Riau, atau para pengungsi bencana Maluku yang kurang diperhatikan, atau kasus wamena yang tak pernah muncul statemen solusi riil.

Tentunya rakyat sudah paham situasi ini. Apapun yang terjadi, rakyat harap patuh dan taat. Kritikan akan berbuah bui. Ini negeri milik segelintr elit. Elitlah yang boleh bicara. Dan hak bersuara serta membuat aturan hanya untuk mereka. Rakyat harus bungkam pada wajah negeri yang kelam. Sekelam naiknya BPJS, BBM,listrik, membanjirnya TKA dan juga import. Rakyat disuruh siap bertarung dengan kerasnya jaman dan keadaan tanpa bisa mencari pengayom. Undang-Undang yang dibuat tidak ada visi untuk kesejahteraan anak negeri. Namun lebih menguntungkan para investor asing/ aseng dan juga para koruptor.

Demokrasi memang akan membuat banyak pihak kecewa. Ini sudah jadi karakter yang melekat pada saat demokrasi lahir dari rahim kapitalis sekuler.Saat kampane, semua lini didatangi dan diberi janji. Dari mulai tokoh masyarakat, tokoh agama, buruh, petani, dll. Saat pesta elit demokrasi, rakyat ditinggal. Para elit sibuk bagi-bagi kue bahkan yang dulu saling memuji sekarang saling menghina. Kehidupan akan bergulir lima tahun ke depan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan jauh lebih sengsara sebab dominasi neo liberal semakin besar.

Hal yang sama yang jadi perhatian adalah betapa segelintir ormas yang berperang melawan radikalisme atas nama menjaga kedaulatan NKRI, nyatanya hanya ingin kursi dan menjadi penghamba dunia. Betapa keberingasan tingkah polah dalam mempersekusi para ustadz, aktivis yang bahkan ada sebagian dari para mukhlisin tersebut harus mendekam di penjara. Tak peduli sesama saudara, atas nama radikalisme mereka menebar teror fitnah,menakut-nakuti tentang ajaran Islam dan menyanjung kemunkaran. Wajah munafik yang terang-terangan menusuk umat Islam, tapi mencium mesra tangan orang kafir. Dan sekarang saatnya semua terang, bahwa mereka adalah tumbal yang hanya dijadikan jembatan menuju kemenangan elit,saat elit menang...mereka ditinggal tanpa diberikan kursi. Akhirnya, dengan nada kecewa dan putus asa mereka akan absen dalam ikut perang melawan radikalisme.

Inilah hiruk-pikuk pesta elit demokrasi yang paling brutal menelan ratusan jiwa, korban cedera,korban kecewa dan tanpa visi misi untuk kesejahteraan negeri. Saatnya rakyat mengerti dan memahami, pesta ini bukan untuk mereka. Sehingga mulai berfikir untuk kebaikan negeri yang barokah dan makmur. Para pejuang kebenaran, ini bukan sebuah kekalahan. Namun ini sebuah pertarungan untuk mendapatkan kemuliaan ( akherat ) Saat jargon radikalisme menjadi senjata ampuh menakuti rakyat...tetaplah berpegang pada kejujuran dan ketaqwaan. Bahwa kemenangan akan segera datang, dunia akan diatur dengan aturan Allah. Aturan yang berpihak pada umat, bukan pada elit palagi pada aseng/asing. Jadi, tetaplah berjalan sampai engkau berpulang...

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama