Oleh: Yanna Azzam
Kontributor Muslimah Voice
Nabi adalah gelar yang Allah sematkan kepada seorang hamba (manusia) untuk meneruskan risalah kepada ummat manusia. Manusia Allah ciptakan dengan misi hanya untuk beribadah kepadaNya. Di dalam Al Qur'an, surat Az-Dzaariyat ayat 56 disebutkan وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ yang artinya "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadah kepada-Ku".
Agar ibadah yang dilakukan seorang hamba (manusia) ketika beribadah kepada Allah diterima, haruslah mempunyai tiga syarat, yang pertama adalah niat, kemudian ikhlas karena Allah, dan yang ketiga sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Ibadah harus sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Jika ibadah yang dilakukan tidak sesuai dengan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, maka akan tertolak, ibadah tersebut tidak diterima oleh Allah SWT.
Bagaimana jika kehadiran kita di dunia ini tidak ada misi penciptaan, tidak ada aturan yang menuntun dan tidak ada seorang utusan Allah yang mengajarkan kita, bagaimana cara beribadah kepada Allah, pencipta kita. Maka yang terjadi adalah akan banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh ulah tangan manusia, karena hidup di dunia ini tanpa aturan, tanpa ada yang mengajarkan kenapa aturan itu di buat dan bagaimana cara menjalankan aturan tersebut. Manusia akan binasa dengan hukum rimbanya, bebas tanpa aturan.
Maha Besar Allah yang telah mengutus seorang Nabi untuk menyampaikan agama ini ke tengah-tengah ummat dengan syariat (aturan) Nya. Sebagai petunjuk untuk manusia agar melaksanakan amal ibadah sesuai dengan yang diperintahkanNya.
Dengan hadirnya seorang Nabi, yang menyampaikan risalah Allah dan mencontohkan setiap perbuatan yang bertujuan untuk ibadah yang berlandaskan aturan Allah, maka manusia kelak dihadapan Allah akan bisa mempertanggungjawabkan setiap amalnya. Manusia akan bahagia karena membawa banyak amal kebaikan. Dan dengan ridhoNya, Allah akan memberikan balasan surga.[]