Bu Suk: Ada Apa Denganmu?



Oleh: Sherly Agustina M.Ag

Awalnya tidak akan komentar banyak dan buat tulisan tentang ini. Dan mungkin terlambat komen tentang ini. Karena awalnya berfikir, untuk apa meladeni pertanyaan yang tidak logis dan tidak masuk akal, membuang waktu. Tapi tulisan ini sebagai bentuk cinta terhadap Baginda Nabi Saw yang terkesan dilecehkan oleh pertanyaan tersebut.

Pertanyaan yang kurang lebih mempertanyakan kontribusi rosulullah Muhammad Saw di abad 20 terhadap kemerdekaan Indonesia. Ini pertanyaan yang konyol sebenarnya. Beliau tahu sejarahkah? Bahwa Rasulullah Saw sudah lama wafat dan meninggalkan warisan Al Qur'an dan As Sunnah untuk seluruh umatnya. Rasul ketika sakaratul maut menjemput, yang diingat dan diucapkan berulang-ulang adalah kalimat: "ummati.. ummati.. ummati.. "

Kisah sakaratul maut beliau  sangat mengiris dan menyayat hati.  Karena cintanya Rasul sangat luar biasa pada umatnya. Hingga di detik-detik sakaratul maut mengatakan: " Biarlah sakitnya sakaratul maut umatku, aku yang menanggungnya.."

Jika tahu kisah ini, tidak meleleh hati kita? Tidak kah menangis? Jika tidak, tanya pada hatimu terbuat dari apa, batukah?

Jelas Rasul Saw hidup bukan di abad 20. Dimana abad ini adalah abad yang sudah semakin berkembang dari sisi teknologi. Namun perkembangan ini belum berkorelasi positif dengan perkembangan dan kekuatan keimanan dan tsaqoah umat Islam. Dan saat ini Islam dan kaum Muslim sedang dalam posisi kemunduran. Tapi Rasul hidup di zaman sulitnya mendakwahkan Islam di awal mulanya. Ketika di Mekkah lalu hijrah ke Madinah. Dakwah di Mekkah mendapat ujian yang luar biasa bersama para sahabat. Dilempari batu, kotoran, dicaci, dimaki, dihina, difitnah dan lain sebagainya.

Bahkan para sahabat yang masuk Islam dan mendukung dakwah Rasul Saw disiksa dengan siksaan yang luar biasa. Salah seorang sahabat Rasul Saw bernama Bilal, disiksa dengan disimpan batu di atas dadanya di bawah terik matahari. Namun Bilal tetap mengatakan Ahad.. Ahad.. Ahad..

Jika dibuat pertanyaan berbalik "Apa kontribusi Soekarno dalam menyebarluaskan dakwah Islam di masa lalu, di Mekkah dan Madinah dibanding dengan Rasulullah Saw?"

Tentu pertanyaan ini konyol dan tidak tepat. Karena memang Soekarno hidup bukan di masa dahulu bersama Rasul Saw dan para sahabat. Tapi sebagai umat Islam tidak usil membuat pertanyaan-pertanyaan yang konyol tersebut.

Apakah Bu Suk menganggap bapaknya paling berjasa untuk kemerdekaan RI? Bukankah di masa penjajahan kita mengenal para pahlawan, pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, dan lain-lain. Apa latar belakang agama mereka? Apa yang menjadi spirit mereka berjuang membela NKRI? Jawabannya adalah latar belakang agama mereka Islam, spirit jihad yang diajarkan oleh Islam yang mendorong mereka mau berjuang mempertahankan NKRI dari penjajah bukan yang lain. Komunisme apalagi kapitalisme.

Sampai sini jika tahu sejarah, dimana letak kesalahan Islam dan kaum Muslim sehingga sering dan seakan dipaksakan dibenturkan dengan Nasionalisme. Dan Islam dituduh radikal sehingga bersebrangan dengan Nasionalisme. Islam itu risalah yang Allah turunkan melalui Rasulullah Saw sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Bukan hanya Arab, Mekkah dan Madinah. Bukan hanya Indonesia, Malaysia dan Brunei. Tapi seluruh dunia.
Terlalu sempit dan konyol jika membenturkan Islam dengan satu negara dan nasionalisme. Karena Islam diturunkan untuk mengatur umat manusia di seluruh dunia, bukan hanya umat Islam di Indonesia.

Betapa luar biasanya Islam, aturan dari Allah Sang Pencipta seluruh manusia yang bukan hanya ditujukan bagi muslim saja, tapi seluruh umat manusia di dunia. Tidakkah ini menunjukkan keistimewaan Islam? Lalu, dimana letak kesalahan Islam sehingga selalu dijadikan kambing hitam.

Ternyata jauh-jauh hari Allah SWT sudah mengingatkan pada kita sebagai hambaNya, bahwa Yahudi dan Nasrani tidak pernah ridho hingga umat Islam mengikuti millah (ajaran mereka). (TQS. 2: 120)

Oleh karena itu, mereka akan melakukan berbagai cara agar umat Islam mengikuti mereka. Mengadu domba umat Islam agar saling memusuhi hingga tercerai berai tak punya kekuatan. Bagai buih di lautan.
Jadi jika ada umat Islam memusuhi ajaran Islam sesungguhnya dia sudah masuk jebakan-jebakan musuh Islam.

Pertanyaannya, sadarkah mereka? Jika keimanan yang mendominasi, mereka tentu akan membela Islam sampai ajal menjemput. Jika pun khilaf makan akan segera sadar dan bertaubat. Namun jika tidak sadar, maka tugas orang-orang yang sadar mengingatkan. Jika sulit diingatkan, serahkan pada yang memilikinya, yaitu Allah. Karena tugas mengingatkan sudah dilakukan.

Semoga saja beliau sedang khilaf lalu segera bertaubat. Jikapun tidak, kita serahkan pada Allah.

Kami berusaha membuktikan cinta kami pada kekasihMu, Rasulullah Saw.
Berusaha membela agamaMu..
Terimalah amal dan cinta kami, ya Allah, ya Rasulullah Saw.

_Allahumma sholli 'alaa Muhammad_

_Allahu A'lam bi ash Shawab_

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama