Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Dunia kuliner sangat familiar dengan bermacam-macam paket masakan ada paket lengkap, paket hemat, paket ekonomis, yang terbaru ada pula paket receh. Bahkan ada yang pasang iklan gratis es teh tiap hari Jumat. Semua berusaha memberikan penawaran terbaik untuk menarik konsumen berbondong-bondong menyerbu dagangan.
Paket lengkap ternyata juga tersaji dalam kabinet Indonesia Maju besutan Presiden Joko Widodo untuk 5 tahun kedepan. Kabinet Indonesia Maju dilantik tanggal 23 Oktober 2019 atau tiga hari sejak pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Ada 34 orang menteri dan 4 orang setara menteri yang dilantik.
Jumlah profesional di dalam kabinet pemerintahan yang baru mencapai 20 orang, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pejabat yang berasal dari partai politik yang diangkat Presiden Joko Widodo dengan berjumlah 18 orang.
Berdasarkan hitungan Tim Riset CNBC Indonesia, jumlah tersebut sudah menghitung menteri kordinator, menteri, maupun pejabat setingkat menteri. Profesional yang dimaksud berasal dari latar belakang internal birokrasi, TNI, pebisnis, ekonom, rektor/dekan, Polri, Hakim MK, dokter, ahli kimia, atlet, dan aktivis anti korupsi.
/Paket Lengkap/
Saat ini Indonesia benar-benar berada dalam posisi yang kritis. Bahkan demokrasi yang sedang dibanggakan bisa dibilang pada kondisi koma, hidup segan mati tak mau. Sehingga untuk lima tahun kedepan, para menteri harus ekstra kerja keras kalau tidak mau kena resuffle dari kabinetnya.
Sayangnya lima tahun terakhir ini yang dirasakan sebagian dari masyarakat Indonesia, pemerintah seakan-akan membangun tembok pemisah antara dirinya dengan rakyat. Sebut saja aksi ataupun reuni 212, aksi 21-22 Mei 2019, aksi mahasiswa, konflik Wamena, penanganan bencana asap. Tidak terkecuali yang sempat viral pemecatan jabatan beberapa pejabat TNI karena postingan istri yang belum terbukti letak kesalahannya.
Pemerintahan sebelumnya juga dinilai represif terhadap umat Islam. Deradikalisasi dan aksi terorisme menjadi framing negatif untuk mempersempit gerak umat Islam. Apalagi ditambah kejamnya pasal karet UU ITE yang justru menjadi mainan untuk membungkam para ulama dan aktivis Islam. Yang terhangat adalah Gus Nur yang dijatuhi hukuman 18 bulan penjara.
Paket lengkap tersebut meliputi Mendagri dari kepolisian, Men-PAN RB mantan Mendagri. Dan keduanya berekam jejak represif di periode pertama. Dilanjutkan Menhan dan Menag. Keduanya berlatar belakang militer, serta kementerian mereka berdua ternyata sama-sama ditargetkan memberantas radikalisme. Belum lagi Kapolri yang baru, semua tahu beliau berangkat dari Densus-88.
Semua kementerian sebagaimana titah Bapak Presiden, semua harus sejalan dengan visi-misi Presiden. Presiden sendiri menetapkan target utama kerja kabinetnya untuk menuju "Indonesia maju" adalah melawan radikalisme dan menggencarkan Islam Nusantara. Sehingga dari sini bisa diambil benang merahnya, kearah mana pemerintahan Indonesia saat ini mau dibawa. Wallahu'alam. []