Masih Dari Konflik Papua, Mencari Dalangnya!



Oleh : Septa Yunis
(Analis Muslimah Voice)

KKB di Papua kembali memakan korban. Kali ini menyasar tukang ojek. Seperti yang dilansir Tribunnews.com (26/10/2019) Tiga pengemudi ojek tewas ditembak anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (25/10/2019). Ketiga korban bernama Rizal (31), Herianto (31) dan La Soni (25).

Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto, para pelaku penembakan merupakan kelompok separatis OPM pimpinan Lekagak Talenggen. Sebelumnya, kelompok separatis OPM pimpinan Lekagak Talenggen juga pernah berulah. Helikopter milik PT Intan Angkasa ditembaki anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (16/10/2019).

Bumi cenderawasih terus saja membara, setelah tragedi Wamena yang banyak menelan korban dan meninggalkan luka yang mendalam, kini Papua kembali membara.

Dengan kericuhan yang terjadi di bumi cenderawasih ini membuktikan jika Papua tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Setelah sebelumnya manokwari juga rusuh pada Agustus lalu. Sebenarnya kondisi semacam ini menimbulkan pertanyaan, mengapa di bumi Papua sangat rentan akan kekisruhan? memang nampak aksi rusuh ini tidak mungkin hanya karena faktor domestik, dilihat dari sebaran aksi yang cukup luas serta propaganda yang masif, sangat masuk akal jika ada pihak-pihak asing yang ikut menjadi pemain dalam konflik di Papua
Selain itu, persoalan yang terjadi adalah tentang rendahnya kesejahteraan kehidupan masyarakatnya. Papua daerah yang kaya dengan tambang emasnya, ironisnya rakyat Papua tidak bisa menikmatinya. Kesejahteraan mereka tergadaikan. Keberadaan PT Freeport yang mengeruk tambang emas dan perak yang melimpah, hanya menyisakan kerusakan lingkungan akibat limbah tailingnya.

Dari situlah Papua ingin melepaskan diri dari Indonesia dengan membentuk OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang tujuannya adalah untuk memperjuangkan terlepasnya Papua dari Indonesia. Bahkan OPM ini didukung oleh situs berbahasa Inggris Free West Papua yang membuka kantor di Belanda, Australia, dan di Inggris pada April 2013.
Selain Australia, OPM ini juga digukung penuh oleh Amerika Serikat. Pasalnya AS ingin menguasai Papua dan segudang kekayaannya. Dengan lepasnya Papua dari Indonesia, AS dengan sangat mudah menguasai Papua. 
Ada semacam kekhawatiran pada AS, pasalnya China rivalnya dalam perang dagang dunia sudah menggurita di bumi Indonesia dengan segudang proyeknya, termasuk proyek OBOR. Oleh karena itu, AS mencari cara agar Papua segera referendum dari Indonesia. sehingga keberadaan AS tidak terancam.

Lantas demikian, apa yang dilakukan negeri ini untuk mempertahankan Papua? Sampai saat ini belum ada tindakan yang nyata dari pemerintah untuk Papua. Pemerintah Indonesia bagaikan buah simalakama. Jika memaksa melawan AS, sudah bisa dipastikan hubungan kerjasama antara kedua negara ini terancam, karena AS pemegang kendali.

Amerika Serikat, negara yang disegani di dunia dalam melaksanakan politik luar negerinya berperan dalam melindungi (menjajah) negara lain yaitu dengan cara memperluas kepentingannya di seluruh dunia, mengadakan kerja sama dalam berbagai bidang, utamanya dalam bidang ekonomi dengan negara-negara lain.

Dari sini bisa ditarik kesimpulan, Indonesia sampai kapanpun tidak akan sanggup menghentikan konflik di Papua, ketika negeri ini gagal berdaulat dan masih dalam bayang-bayang asing yang ingin menguasai Indonesia. maka dari itu sudah selayaknya negeri ini berusaha melepaskan diri dari cengkeraman asing, termasuk Amerika. Yaitu dengan menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri, hal ini sangat bisa terjadi ketika penguasa negeri ini mengambil Islam sebagai solusi dan menerapkannya di tengah kondisi negeri ini yang semakin semrawut.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama