TOLAK SAMPAH PLASTIK TOLAK MINDSET SAMPAH


Oleh : Muhammad Amilurrohman

Belasan orang yang tergabung dalam Brantas River Coalition To Stop Imported Plastic Trash (Bracsip) menggelar demo di dekat Konjen AS di Surabaya. Mereka protes soal sampah dari luar negeri. Ada empat tuntutan yang mereka sampaikan.

"Ada empat tuntutan kami, pertama terkait asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah plastik, pembakaran sampah sembarang, pencemaran air yang merupakan dampak pembakaran sampah yang dibuang ke sungai dan yang terakhir terkait sampah impor," kata Nurhamida kepada wartawan di kawasan Perumahan Citraland, Jumat (12/7/2019)

http://news.detik.com/read/2019/07/12/172642/4621814/475/dua-anak-ini-kirim-surat-untuk-donald-trump-agar-as-tak-ekspor-sampah

Belasan orang yang tergabung dalam Koalisi Bracsip menggelar aksi di dekat Konjen AS, Surabaya. Mereka protes soal sampah dari luar negeri.

Memang sangatlah menggelikan, negara sebesar Amerika dengan segala kecanggihan teknologi dan pengetahuannya, memilih untuk mengekspor sampah daripada mendaur ulang sampah plastik mereka. Hal itu menunjukkan bahwa capaian teknologi di zaman yang disebut modern saat ini, rupanya menghasilkan produk yang terlihat menarik dan hemat tapi bisa merusak lingkungan.

Yang lebih menggelikan, negara ini justru bersedia menjadi tempat pembuangan sampah dari negara lain. Sedemikian miskinkah negeri dengan segala kekayaan alam yang begitu besar seakan tidak ada artinya sampai kemudian sampah kita impor?!

Problemnya ada pada mindset teknologi yang berasas kapitalis dimana produknya hanya berpikir tentang harga produksi yang semurah murahnya tanpa mempertimbangkan dampak lingkungannya. Selama akar masalah ini tidak diselesaikan, maka jawaban atas 4 tuntutan itu hanya berujung pada kebijakan pembatasan penggunaan bahan plastik dan penutupan impor sampah.

Tapi, kebutuhan masyarakat akan bahan non plastik sebagai alternatif tidak akan benar-benar terpenuhi karena kita hidup dikelilingi produk yang hampir tidak lepas dari bahan plastik, hingga tempat sampah kita pun berbahan plastik! Begitupula sampah-sampah plastik yang terus menumpuk akan diekspor kemana jika memang hasil daur ulangnya tidak sehat dipakai, dan bila dibakar tidak mudah diurai oleh lingkungan dan mencemari udara!

Hanyalah teknologi yang mindsetnya berasaskan pada iman, maka semangat untuk melakukan pembaharuan material produk berbahan non plastik akan tersalurkan secara sistematis dan produktif. Begitupula perumusan teknologi untuk menyelesaikan sampah plastik akan benar-benar berhasil diformulasikan.

Memang tidaklah mudah dan tidaklah murah. Tapi bila iman yang menjadi motivasinya, maka inovasi para ilmuwan itu akan terus berjalan dan bisa diestafetkan kepada generasi selanjutnya. Dan negara pun tidak merasa rugi untuk terus menerus membiayai penelitian demi penelitian, penemuan demi penemuan untuk menghasilkan solusi atas problem tersebut. Yakin, selagi ikhtiar diiringi dengan doa, maka Allah akan memberikan ilmu dan jalan keluar yang terbaik dan termudah.

Demikianlah perbedaan yang sangat tajam antara mindset kapitalis dengan mindset Islam dalam merumuskan ilmu dan merancang teknologi demi terpenuhinya kebutuhan manusia. Mindset Islam tidak hanya berhenti pada aspek produksi dan sejauh mana profit yang didapat, melainkan juga keberadaan dharar dibalik produk tersebut. Sehingga kemajuan IPTEK akan seiring dengan terjaganya alam dari kerusakan.

Nah, mindset semacam ini tidak akan hidup di dalam sistem pendidikan yang memisahkan agama dari kehidupan. Apalagi kemudian ada usulan untuk mencabut pendidikan agama dari sekolah, jika kemudian berubah menjadi kebijakan, sungguh akan semakin menjauhkan generasi dari mindset Islam. Maka tidak akan ada solusi radikal yang mengakar atas pemenuhan kebutuhan sehari hari termasuk di dalamnya problema sampah plastik.

Hanyalah sistem pendidikan yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan, mindset Islam dalam ber-IPTEK akan subur. Tapi hal itu tidak akan terjadi bila tidak dibarengi dengan kecenderungan politik negara yang harus seiring pula pada agama. Oleh karenanya, jika kita memang benar benar serius menolak sampah plastik impor, menolak salah urus sampah plastik, maka kita pun harus menolak mindset sampah, yakni mindset kapitalis dari akar sampai daun, dari politik sampai pendidikan.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم