Benarkah Kita Sudah Merdeka?

 



Oleh Nina Iryani S.Pd


Dilansir dari MERDEKA.com, pemerintah menetapkan tanggal 18 Agustus 2025 menjadi hari libur bagi masyarakat. Penetapan hari libur ini usai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI pada 17 Agustus 2025.


Menurut dia, pemerintah menetapkan 18 Agustus 2025 sebagai hari libur untuk memberikan keleluasaan dan kesempatan kepada masyarakat menggelar perlombaan dan kegiatan lain dalam menyemarakan peringatan HUT ke-80 RI.


Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan logo dan tema peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Peluncuran dilakukan di Istana Negara, Jakarta (23/7/2025).


Logo HUT ke-80 RI bergambar angka delapan dan nol yang saling terhubung tanpa ujung. Angka delapan serta nol di dominasi warna merah dan ada sedikit garis berwarna putih. 


Sementara itu Prabowo HUT ke-80 RI bertema 'Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju'. Dia menjelaskan tema HUT ke-80 RI dipilih karena selaras dengan visi besar negara dan mewakili arah perjuangan bangsa Indonesia.


Demikian besar harapan dari tema, logo dan gebyar untuk kesejahteraan rakyat Indonesia yang digadang-gadang mampu membawa perubahan lebih baik bagi bangsa Indonesia.


Kenyataannya. Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Indonesia belum merdeka seutuhnya. 


Miras dilegalkan di negeri mayoritas muslim ini. Narkoba masih beredar, tindakan kriminal terus melaju sedangkan hukum tumpul ke atas. Perempuan di eksploitasi sebagai agen-agen rupiah meskipun aurat di umbar, demi pemasaran product, pemuas syahwat. Zina dianggap biasa. Stress, depresi akibat tuntutan hidup dimana sulitnya lapangan pekerjaan, melonjaknya harga-harga, pajak yang meningkat. Sedangkan biaya hidup makin meningkat. Pengeluaran harus ada dengan beragam kebutuhan hidup, pemasukan semakin sulit. Akhirnya bunuh diri pun banyak terjadi.


Semua ini tidak terjadi begitu saja. Berawal dari pembuatan hukum-hukum manusia yang hanya menguntungkan individu, pemilik modal, sederet golongan terkenal atau pejabat tertentu saja. Mengabaikan halal dan haram. Mengabaikan derita rakyat. Lalu tindakan korupsi, gratifikasi, penyalahgunaan wewenang dan sebagainya. Retorika, klarifikasi palsu dan slogan-slogan penenang sesaat tapi derita tiada akhir tanpa solusi tuntas, hanya terus menimbulkan masalah baru, sedangkan masalah lama belum tuntas. 


Akibatnya miskin ekstrim, lingkungan hidup minim etika, pencemaran lingkungan akibat beroperasinya penambangan ugal-ugalan atas sumber daya alam terutama yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara, nikel, emas, uranium dan sebaginya. Tanpa memikirkan akibat buruk bagi rakyat dan lingkungan sekitar.


Allah SWT berfirman:


"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya dihadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali"

(TQS. An-Nisa ayat 142).


Rasulullah SAW bersabda:


"Tanda orang munafik itu ada tiga, apabila ia berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila diberi amanah ia berkhianat"

(H.R Muslim).


Allah SWT berfirman:


"Hendaklah orang-orang mukmin tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai wali, dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa yang melakukannya, niscaya lepaslah dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) melindungi diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa-Nya). Dan hanya kepada Allah tempat (kembali mu)"

(TQS. Ali-Imran ayat 28).


Semua permasalahan yang terjadi, keadaan sulit yang makin sulit tidak Alian akibat penerapan sistem sekuler kapitalis yang hanya mensejahterakan kaum bermodal, para pejabat dan golongan tertentu saja. Tapi menyengsarakan rakyat.


Saatnya kembali pada hukum-hukum Allah, dimana hukum diterapkan seadil-adilnya. Sebagai bentuk tindakan hukum legal dari Allah agar terjadi efek jera dan pencegah tindakan kejahatan dalam bentuk apapun agar tidak terulang lagi. 


Kita diciptakan oleh sang Pencipta, bukan hanya diciptakan tetapi juga di atur lengkap dengan penjelasannya dalam Al-Qur'an dan As-Sunah. penerapan Islam kaffah pernah diterapkan 13 abad oleh Rasulullah SAW dan para sahabat nya. Terbukti sejahtera bukan hanya untuk orang Islam saja, tetapi juga untuk non muslim sekalipun. 

 

Mari perjuangkan kembali penerapan Islam kaffah dengan dakwah baik lisan, perbuatan, tulisan dan sebaginya. Cerdaskan diri dengan berilmu, dakwah kan walau hanya satu ayat. Ajak keluarga, saudara, masyarakat dan negara agar bahagia dunia akhirat bersama Islam kaffah.


Wallahu 'alam bishshawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم