Genosida Gaza Terus Berlangsung, Butuh Penyadaran Umat

 


‎Oleh Umi Hafizha 

‎Sampai hari ini Gaza masih terus menjadi sasaran genosida dengan cara yang semakin mengerikan. Sedikitnya 15 orang, termasuk 10 anak-anak dilaporkan tewas dalam serangan Israel yang menghantam kerumunan orang di luar posko layanan kesehatan di Gaza Tengah pada Kamis (10/7/2025). Serangan tersebut mengenai sejumlah keluarga yang sedang mengantri untuk mendapatkan bantuan gizi dan layanan kesehatan di pos medis di Dier al-Balah.

‎Serangan brutal tersebut terjadi di saat para pihak yang bersuara membela rakyat Gaza pun justru mendapatkan tekanan dan pembungkaman dari kekuatan besar dunia. Sebagaimana diketahui Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi kepada pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese.

‎ Albanese merupakan seorang pengacara dan akademisi yang berasal dari Italia, telah mendesak negeri-negeri di Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk memberlakukan embargo senjata dan memutuskan hubungan perdagangan dan keuangan untuk Zionis, seraya menuduh sekutu AS tersebut melancarkan kampanye genosida di Gaza. Ia juga menyebut Zionis menyerukan Gaza sebagai ajang uji coba senjata dalam genosida sejak Oktober 2023. Albanese mencatat ada 48 perusahaan yang mendapat keuntungan, mulai dari sektor senjata, teknologi, energi hingga lembaga akademik dari serangan Zionis terhadap Gaza. (tirto.id, 11 Juli 2025)

‎Genosida yang terus berlangsung di Gaza bukan hanya menyayat hati umat Islam tetapi juga menjadi potret kelam peradaban dunia hari ini. Zionis Yahudi secara brutal dan sistematis menggunakan segala cara untuk melanjutkan aksi pemusnah massal terhadap rakyat Palestina. Mulai dari memblokade bantuan makanan agar rakyat Gaza mati kelaparan, menetapkan titik distribusi bantuan, kemudian menjadikan sasaran serangan hingga meruntuhkan rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah. 

‎Kejadian ini sudah melampaui batas kemanusiaan, namun dunia seakan bungkam. Yang lebih menyedihkan pemimpin negeri-negeri muslim bukan hanya diam tetapi justru menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan entitas Yahudi. Mereka bersalaman dan mengikat perjanjian seolah tidak ada genosida yang berlangsung terhadap saudara seiman mereka. 

‎Ini adalah bentuk pengkhianatan yang paling nyata terhadap umat Islam. Banyak pengamat mengutuk kekejaman ini, namun sayangnya kritik mereka tidak disertai dengan solusi mendasar. Dan tak menyentuh akar persoalan, yaitu absennya institusi pemersatu umat yang akan benar-benar membela kehormatan dan nyawa kaum muslimin, serta membebaskan Palestina dari penjajahan. Karena sejatinya hanya Khalifah yang menggerakkan kekuatan militer dan sumber daya umat Islam untuk menghancurkan Zionis dan mengusir mereka dari tanah Palestina sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Khalifah terdahulu.

‎Umat Islam haru terus membangun narasi dan kesadaran bahwa satu-satunya solusi hakiki untuk membebaskan Palestina adalah jihad dan tegaknya khilafah Islamiyyah. Selama kekuatan politik umat Islam masih tercerai-berai dalam batasan nasionalisme dan tunduk pada sistem sekuler warisan penjajah, penjajahan atas Palestina akan terus berlanjut. Oleh karena itu, semua muslim yang memahami akar masalah ini, memiliki kewajiban untuk menyadarkan umat atau saudaranya agar memahami jalan kemenangan yang akan diraih dengan mengikuti metode dakwah Rasulullah saw., yaitu melakukan perjuangan idiologis yang jelas dan menolak jalan kompromi, people Power, atau jalur demokrasi dan parlemen yang berasal dari sistem kufur.

‎Allah Swt. berfirman yang artinya, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu....(QS. Al-Ahzab: 21. 

‎Ayat ini menegaskan bahwa seluruh langkah Rasulullah saw. termasuk dalam perjuangan menegakkan kekuatan Islam adalah teladan bagi umat. Beliau tidak menempuh jalan kekerasan, melainkan membina individu secara idiologis, membangun kesadaran kolektif dan mendulang dukungan masyarakat secara menyeluruh. Dakwah beliau berlangsung dengan tahapan yang terarah, mulai dari tahap pembinaan untuk membentuk individu-individu yang berkepribadian Islam, interaksi dengan umat melalui aktivitas dakwah fikriyah, kemudian beralih ke tahap penerapan aturan Islam dalam bingkai negara. 

‎Di tahap terakhir ini Rasulullah dan umat Islam mendapatkan pertolongan dari penduduk Madinah yang menjadi awal berdirinya negara Islam pertama. Inilah jalan yang sesuai dengan wahyu yang seharusnya menjadi rujukan utama bagi setiap gerakan dakwah Islam yang menginginkan perubahan hakiki dan kemenangan sejati. Maka pengemban dakwah harus istiqamah di atas metode ini, membina umat dengan pemikiran Islam yang murni dan membangun opini umum atau kesadaran, bukan propaganda dan emosi sesaat. 

‎Mereka juga harus waspada terhadap dua ancaman utama, yaitu bahaya kelas dan bahaya idiologis. Jalan kemenangan bukan melalui sistem buatan manusia tetapi melakukan perjuangan menegakkan syari'at Islam kafah dalam bingkai khilafah dan Khalifah yang akan memimpin umat untuk mengusir penjajah Zionis dari bumi Palestina. 

‎Wallahualam bissawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم