Ramadhan, Momentum Membumikan Al-Quran

 



Oleh: Rini Andriani (Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)


Muslimahvoice.com - Tak terasa kita sudah memasuki pertengahan Bulan Ramadhan. Bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan seluruh umat Islam memperingati Nuzulul Quran. Untuk mengenang bahwa Al-Quran turun pada tanggal tersebut. Al Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril, saat beliau sedang menyendiri di Gua Hira’. Pada saat itu juga malaikat Jibril menginfokan bahwa Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Nabi dan Rasul. Sebagai utusan dan penyampai risalah Allah bagi umat manusia. 


Sebagaimana Firman Allah SWT di TQS Al- Baqrah ayat 185:

‎"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)."


Kitab suci Al Quran diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul 'Izzah di langit dunia pada malam al-qadar. Setelah itu, Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad secara bertahap selama 22 tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang mengiringinya sejak beliau diutus sampai wafatnya. 13 tahun di Makkah dan 10 Tahun di Madinah.


Al Quran merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepadanya. Ini merupakan kemuliaan bagi beliau. Ayat yang pertama sekali diturunkan adalah surat Al-‘Alaq ayat 1-5. 


Sejatinya Nuzulul Quran diperingati setiap tahun. Dengan tujuan sebagai syi’ar untuk mengenang turunnya Al-Quran sebagai pedoman bagi ummat manusia. Dimana mana nuzulul Quran diperingati, namun adakah Al-Quran dijadikan sebagai pedoman hidup? 


Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi ummat manusia, disertai dengan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu. Diutus seorang Rasul untuk memberi penjelasan secara rinci mengenai petunjuk tersebut dimana ada hal hal yang tidak dimengerti, yaitu dijelaskan dengan hadits hadits Rasulullah, sehingga manusia dapat membedakan antara yang haq dan yang batil. Dapat megenal yang mana halal dan mana yang haram. Dapat membedakan antara ketaatan dan kemaksiatan. Manfaat terbesar dari Al-Quran adalah dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. 


Fenomena yang kita lihat dalam kehidupan manusia sekarang. Sudah banyak orang yang pandai membaca Al Qur'an, tapi Apa yang diperdengarkan ternyata belum berpengaruh dalam realitas kehidupan. Ada pula sebagian dari mereka yang berkhidmat menjadi para penghafalnya. Namun sayang, mereka belum terdorong menjadi para penjaga dan pembelanya.


Al-Quran saat ini sudah jauh dari kehidupan ummat, hanya mushaf yang dijadikan sebagai simbol ketakwaan saja. Digunakan untuk menguatkan sumpah saat pelantikan para pegawai dan pejabat negara. Dibacakan saat pembukaan suatu acara seremonial. Untuk diadakan acara khataman di rumah pengatin wanita  yang padahal bukan saatnya khatam bagi dia dan menjadi barang hantaran bagi pengantin pria kepada pengantin wanita sebagai simbol bahwa mereka beragama Islam. Bahkan Al-Quran hanya dipajang sebagai hiasan lemari saja. 


Al-Quran diturunkan untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Tetapi manusia tidak menggunakannya sebagai petunjuk. Andai Al-Quran diturunkan kepada gunung, maka gunung bergetar sehingga terpecah belah karena takut kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya, 


‎لَوْ أَنْزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ 


" Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.”( QS. Al-Hasyar: 21)"


Allah menurun Al-Quran sebagai pedoman manusia, agar mendapat kebahagian dalam kehidupan dunia dan menjadi syafaat di akhirat kelak. Tetapi manusia tidak mengambilnya sebagai pedoman. Allah membuat hukum hukum di dalamnya namun tidak dipakai dalam tatanan hukum negara.


Allah melarang zina, malah itu yang sedang trend. Apabila seseorang berzina maka pelakunya diperintahkan cambuk atau rajam, hal itu dianggap melanggar HAM. Allah melarang mabuk mabukan dan melarang mencuri, justru itu yang sedang merajalela mulai dari kelas teri hingga kelas kakap. Setiap pencuri diperintahkan potong tangan, berbeda hari ini justru pelakunya difasilitasi di dalam penjara. dimasukkan ke dalam penjara, sehingga menghabiskan uang negara yang cukup fantastis.


Allah melarang pembunuhan, jika seseorang membunuh maka pelaku juga harus dibunuh sesuai dengan hukum qishash jika benar-benar sudah terbukti, hal itupun tidak diaplikasikan, sehingga pembunuh dan perampok terus saja beraksi tidak ada rasa jera. Allah mengharamkan riba, namun bukannya berhenti, tetapi riba malah semakin subur dan berbunga bunga. Karena ekonomi hari ini yang dipakai pun berbasiskan riba.


Semua sudah Allah atur dalam Al-Quran. Allah melarang suatu perbuatan bukan tanpa memberikan solusi, tetapi selalu diberikan solusi bagi setiap masalah. Semua sudah ada ketetapannya di dalam Al-Qur'an.


Solusi bagi haramnya zina adalah dengan dihalalkan pernikahan. Solusi bagi haramnya riba dengan dihalakannya jual beli dan disuburkannya sedekah, dan berbagai solusi lain dalam setiap problema yang dihadapi ummat saat ini.


Dalam Al-Quran juga Allah memerintahkan manusia untuk taat kepada pemimpin yang ditugaskan untuk meri’yah rakyatnya. Karena tidak semua perintah Allah bisa dilakukan oleh setiap individu, akan tetapi sebagiannya harus diterapkan oleh negara.


Individu hanya mampu melaksanakan perintah yang bersifat personal, seperti shalat, puasa, zikir dan sebagainya. Namun sangat banyak perintah yang tidak bisa dilakukan oleh individu dan harus dilaksanakan oleh pemerintah. Seperti hukum qishash, hukum rajam, pengelolaan zakat melalui baitul mal, pengelolaan haji dan lain lain. 


Al Qur'an adalah tanda cinta Allah SWT  kepada umat manusia. Untuk dijadikan pedoman dalam mengarungi kehidupan. Oleh karena saatnya seluruh komponen umat bersatu, semua pergerakan menyamakan arah tujuan, menegakkan Al Qur'an tak hanya sebagai bacaan namun sumber hukum di semua aspek kehidupan. Momen Ramadhan kali ini saat yang tepat untuk merevisi keimanan sekaligus membangun semangat perjuangan membumikan Al Qur'an. Karena di bulan inilah, Al Qur'an diturunkan sebagai mata air kehidupan.


Semoga Ramadhan tahun ini lebih baik daripada Ramadhan sebelumnya. Dan ummat Islam semakin mencintai Al Qur'an dan siap menjadikannya sebagai undang-undang kehidupan.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama