Oleh: Triani Agustina
Muslimahvoice.com - Tidak henti-hentinya Covid-19 menelan korban, sudah setahun lebih menjangkiti dunia. Lamanya masa pandemi bukan berarti masyarakat boleh bertindak seperti tidak ada apa-apa, tanpa mengindahkan peraturan protokol kesehatan. Aturan dan kebijakan yang baik apabila tidak ditaati masyarakat serentak, maka akan sia-sia bahkan turut menyumbang angka kematian dan mengancam nyawa.
Mengenai ancaman nyawa nampaknya sama sekali tidak menggetarkan sebagian masyarakat India. Hal ini nampak pada konflik Kashmir yakni peperangan antar etnis Pakistan dan India sejak 73 tahun.
Begitu pula dengan serangan Covid-19, beberapa orang tetap melakukan ritual mandi bersama meskipun sungai penuh sampah. Benar sungai dianggap mensucikan, namun mengapa tidak dipelihara bersihannya? Padahal dengan adanya peringatan Covid-19, masyarakat diajarkan untuk hidup bersih dan sehat.
Setahun lebih Covid-19 menjangkit dunia, nampaknya India memunculkan varian baru Covid-19 dan menghasilkan ledakan kasus harian terbesar di dunia karena padatnya penduduk. Besarnya mobilitas dan kondisi kemiskinan yang terjadi di India ternyata serupa dengan kondisi di Indonesia.
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) berpendapat yang dikutip dari medcom.id, "Peristiwa ledakan kasus positif covid-19 di India menjadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa disiplin melaksanakan protokol kesehatan sebuah keharusan," Rabu, 21 April 2021. Rerie memandang Indonesia harus bersyukur, karena penambahan kasus covid-19 mulai menurun dalam dua bulan terakhir.
Sebelumnya, kasus covid-19 berkisar di angka belasan ribu perhari dan kini kasus covid-19 harian Indonesia sekitar empat sampai lima ribu."Penurunan jumlah kasus tersebut harus dilihat sebagai tren sementara dan tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan protokol kesehatan,"
Sehingga benar berdasarkan pandangan dari Bu Rerie, bahwa semestinya ledakan Covid-19 varian baru India menjadi pelajaran agar pemerintah mengambil kebijakan lebih komprehensif untuk menghentikan persebaran Covid-19.
Bukan hanya kebijakan dualisme yang seolah-olah mengatasi virus namun diiringi perbaikan ekonomi, nyatanya kedua permasalah tersebut tidak segera teratasi secara permanen karena terus berkiblat pada kapitalisme.
Misalnya, baru-baru ini terdapat WNA India yang masuk ke Indonesia, Indonesia belum cukup mampu mengatasi problematika dalam negerinya. Belum lagi kebijakan dibukanya mall-mall serta pariwisata yang justru berpotensi membuat klaster baru. Seharusnya pemerintah menyadari hal ini dan dapat bercermin dari kasus ledakan Covid-19 di India.
Jangan sampai kejadian yang sama terjadi di Indonesia, yaitu ledakan Covid-19 akibat ketidaktegasan pemerintah dalam mencegah kerumunan. Walaupun pemerintah berdalih kerumunan di mal atau pun pariwisata itu untuk meningkatkan ekonomi. Jangan sampai karena ini, mengabaikan potensi klaster baru.
Sungguh Islam merupakan seperangkat pengaturan sempurna yang menjamin nyawa dan kesejahteraan secara menyeluruh, sebab segala pengaturannya berasal dari Zat yang menciptakan manusia, kehidupan dan alam semesta. Sejatinya Pencipta lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh makhlukNya, bukan yang diinginkan makhlukNya.[]