Islamophobia dan Kebutuhan pada Persatuan Muslim Dunia

 



Oleh: Endang setyowati 

(Kontributor Muslimah Voice)


Islamophobia semakin meluas di tengah masyarakat saat ini, baik di dalam maupun luar negeri. Berbagai bentuk aksi kebencian yang menyudutkan kaum Muslimin sering dilakukan oleh kelompok anti Islam dengan terang-terangan.


Jika dilihat dari bahasa, Islamophobia berasal dari kata Islam dan phobia (ketakutan yang berlebihan). Sedangkan secara istilah dimaknai dengan prasangka atau ketakutan yang tidak wajar terhadap Islam dan kaum Muslimin. Atau bisa pula dikatakan anti Islam, yang mencangkup semua sikap dan tindakan mengarah kepada ketidaksukaan terhadap agama Islam.


Seperti peristiwa yang baru-baru ini terjadi di salah satu negara Barat, yaitu ketika terjadi ketegangan memuncak di Ibu kota Norwegia, Oslo. Seorang pengunjuk rasa anti-Islam merobek-robek halaman-halaman Al-Qur'an. Kepolisian Norwegia sampai menembakkan gas air mata untuk memisahkan dua kelompok yang bentrok.

Sedikitnya ada 30 orang yang ditangkap polisi Norwegia.


Akibat bentrokan itu, unjuk rasa anti-Islam di Oslo pada Sabtu (29/8) membuat acara itu diakhiri lebih awal dari jadwalnya. Seperti dilansir Deutsche Welle (DW) pada Ahad (30/8), unjuk rasa anti-Islam itu diorganisir kelompok Stop Islamisasi Norwegia (SIAN). Unjuk rasa berlangsung di dekat gedung parlemen Norwegia.


Sementara itu dilaporkan kantor berita DPA ratusan pengunjuk rasa lainnya juga berkumpul dengan meneriakkan tidak ada rasis di jalanan kami. Situasi ini pun memuncak ketika seorang wanita yang merupakan anggota SIAN merobek halaman Al-Qur'an dan meludahinya. Wanita itu sebelumnya pernah didakwa kemudian dibebaskan atas ujaran kebencian. Dalam unjuk rasa itu, wanita tersebut mengatakan pada para pengunjuk rasa, "Lihat sekarang saya akan menodai Al-Qur'an." (Viva.co.id 30/8/2020)


Kembalinya aksi pembakaran Al-Qur'an yang sistematis dilakukan dengan dukungan politisi di swedia dan Norwegia. Ini membuktikan bahwa Islamophobia adalah penyakit sistematis masyarakat Barat yang sekuler anti Islam. Apalagi hal ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Meski negara Barat menganggap tindakan ini melawan hukum. Namun berulangnya kasus serupa menggambarkan kegagalan sistemik dalam menjamin keadilan dan kebebasan beragama. Yang konon selalu digadang-gadangkan oleh para pendukung sistem kapitalis. 


Sebenarnya orang-orang yang berani melecehkan ajaran Islam adalah cermin dari kekufuran atau kemunafikan. Dan para pelakunya adalah orang-orang yang kafir serta munafik. Sehingga Islamophobia mendarah daging kepada mereka yang menjadikan syariat Islam isu diskriminasi. Hal itu sudah menjadi tabiat para pembenci Islam. 


Allah SWT berfirman: 

“… mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (TQS. Ali Imran 3: 118)


Pelecehan terhadap simbol Islam ini sering terjadi karena tidak adanya pelindung yang menjaga Islam. Karena kondisi umat Islam saat ini seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Sehingga menjadi bulan-bulanan dan tidak mampu untuk menjaga dan membela diri. 


Sebenarnya umat Islam memiliki gelar umat terbaik. Apabila syariat Islam diterapkan melalui sistem pemerintahan khilafah. Dengannya, umat Islam mampu berdaulat dan mengemban Islam ke seluruh penjuru bumi. Guna menebar rahmat ke seluruh alam dengan membebaskan manusia dari penghambaan kepada selain-Nya. Karena hanya dengan Khilafah lah kehormatan Islam bisa terjaga. 


Islam sudah seharusnya  di terapkan dalam seluruh aspek kehidupan secara murni dan konsekuen di bawah naungan Khilafah. Daulah Khilafah akan memberikan sanksi yang tegas dan keras kepada siapa saja yang melakukan pelecehan terhadap Islam tanpa pandang bulu. Dengan adanya sanksi yang tegas dan keras akan menghentikan para pelakunya hingga jera dan tidak melakukan kejahatan yang sama. Penerapan sanksi yang tegas juga bisa menjadi pencegah agar tak ada yang melakukan kejahatan serupa. Sehingga orang akan berfikir berkali-kali jika melecehkan ajaran ataupun simbol-simbol Islam. 


Maka sudah seharusnya umat Islam bersatu di bawah naungan khilafah. Hanya dengan keberadaan khilafah lah umat Islam akan menjadi kuat kembali sehingga mampu menegakkan Izzul Islam wal Muslimin termasuk melindungi kehormatan ajaran Islam, Al-Qur'an dan nabi Muhammad saw.


Allah SWT berfirman:

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai." (TQS. at-Taubah 9:32)


Wallahu a'lam bishshawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم