INTOLERAN, SENJATA UNTUK MEMBERANGUS MUSLIM YANG MENYUARAKAN KEDZALIMAN

 


Oleh : Ummu Syam (Aktivis Dakwah)


Pada 15 Agustus lalu, bintang Bollywood Aamir Khan berkunjung ke Turki untuk mencari lokasi syuting "Laal Singh Chaddha", sebuah remake dari komedi klasik Amerika "Forrest Gump". 40 persen dari film tersebut dibuat di Punjab, India. Namun tim produksi memutuskan untuk memfilmkan sisanya di tempat lain karena masalah virus corona.


Selain untuk mencari lokasi syuting, Aamir Khan pun menyempatkan diri untuk bertemu dengan Ibu Negara Turki, Emine Erdogan. Dalam cuitannya di twitter, Emine memposting fotonya bersama Aamir Khan. Tak lupa ia pun mengekspresikan betapa senangnya ia bisa bertemu dengan suami dari Kiran Rao tersebut.


“Aku sangat senang bertemu @aamir_khan. Aktor, pembuat film dan sutradara India yang terkenal di dunia. Ini berada di Istanbul", tulis Emine dilansir IntipSeleb dari Aljazeera pada Jumat, 28 Agustus 2020.


Hal tersebutlah yang memancing kemarahan masyarakat India khususnya kelompok Hindu radikal yang mendukung perdana menteri Narendra Modi. Lawatannya ke negara berlambang bulan sabit dan bintang tersebut dianggap tidak nasionalis (anti-India) dan menentang kedaulatan India. 


Aktor keturunan Pakistan tersebut kemudian mendapatkan serangan bertubi-tubi. Panchjanya dari media RSS (Rashtriya Swayamsevak Sangh) mengatakan, "Sementara itu ada aktor seperti Aamir Khan yang sama sekali tidak melihat bahaya dari persahabatannya dengan mereka yang dianggap sebagai musuh India".


Ya, Turki dianggap sebagai musuh India karena Presiden Erdogan secara terang-terangan mendukung pemerintah Pakistan pada konflik India-Pakistan di Kashmir. Turki dicap sebagai negara intoleran kepada India. Ditambah sebelumnya Aamir Khan menolak untuk datang pada festival Shalom di Mumbai dimana pada saat itu hadir PM India, Narendra Modi bersama dengan PM Israel, Benyamin Netanyahu.


Keberpihakan Aamir Khan kepada umat Islam sebenarnya sudah nampak pada debut film Fanaa tahun 2006 silam. Fanaa adalah sebuah film yang mengambil cerita latar belakang konflik India-Pakistan di Kashmir. Dalam film Fanaa, solusi tuntas untuk menyelesaikan konflik di Kashmir adalah Kashmir harus berdiri sendiri sebagai sebuah negara independen. Inilah yang membuat film Fanaa diboikot di beberapa wilayah India. 


Tidak hanya Fanaa, ada beberapa film yang juga mengambil cerita latar belakang konflik India-Pakistan di Kashmir. Sebut saja Main Hoo Na, VeerZaara, dan Bajrangi Bhaijaan.Aktor yang namanya masuk dalam daftar 500 tokoh muslim berpengaruh di dunia tahun 2020 versi The Royal Islamic Strategic Studies Centre ini ternyata sangat aktif di bidang kemanusiaan.


Pada tahun 2015, Aamir Khan menjadi bintang tamu di sebuah program talkshow. Ia mengungkapkan ketidaknyamannya dengan meningkatnya aksi intoleransi seperti kasus sebuah acara di New Delhi India yang diselenggarakan harian The Indian Express. Ia dan istrinya pun sampai berfikir untuk pergi dari Negeri Hindustan tersebut. 


Pernyataan Aamir Khan tersebut menuai kontroversi. Beberapa pihak mengatakan bahwa keputusan Aamir Khan untuk pindah ke luar negeri dianggap sebagai tindakan tidak nasionalis. Ia pun dianggap sebagai seorang pengkhianat.


Pertanyaannya, mengapa menyuarakan kedzaliman selalu dianggap melawan negara?


Padahal kenyataannya, pemerintah India melalui pemerintahan Narendra Modi selalu membuat kebijakan yang anti-Islam. Seperti menghancurkan masjid-masjid, meloloskan Undang-Undang Citizenship Amendment Bill (CAB), mencabut Pasal 370 Kashmir, meninjau kembali NRC (National Register of Citizens) untuk penduduk Assam yang mayoritas muslim, bahkan BJP (Bharatiya Janata Party) berulang kali menyebutkan perlunya langkah serupa diberlakukan secara nasional di seluruh India sehingga mengancam seluruh umat Islam di India kehilangan kewarganegaraan. 


Intoleran, melakukan makar (melawan negara) menjadi senjata untuk memberangus umat Islam yang menyuarakan kedzaliman, yang menyuarakan kebenaran. Setali tiga uang dengan kelompok Hindu radikal India, pemerintah Indonesia pun menggunakan senjata tersebut untuk memberangus umat Islam.


Para aktivis dakwah yang menyuarakan kebenaran, membongkar kedzaliman-kedzaliman yang dilakukan pemerintah dan orang-orang kafir, dicap oleh pemerintah sebagai anti NKRI, radikal, tidak pancasilais, intoleran, melakukan makar (melawan negara). Tidak hanya itu para aktivis dakwah pun dipersekusi dengan dikenai delik hukum. 


India dan Indonesia adalah negara Demokrasi, yang menjunjung tinggi asas kebebasan. Kebebasan berpendapat, kebebasan beragama dan kebebasan-kebebasan lainnya. Lantas, mengapa suara umat Islam dibungkam? 


Sama halnya ketika Amerika menyuarakan Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka membuat pasal-pasal HAM yang berfungsi untuk memanusiakan manusia, agar manusia memiliki sifat perikemanusiaan. Namun, ketika umat Islam ingin hidup bebas sesuai dengan ajaran agama Islam, mereka melakukan tindakan diskriminasi, mereka menyebarkan paham Islamophobia. Bukankah hidup bebas sesuai dengan ajaran agama Islam adalah Hak Asasi Manusia juga? 


Mungkin inilah yang disebut maling teriak maling, intoleran teriak intoleran. Menuduh yang lain intoleran, padahal diri sendirinya lah yang intoleran.


Satu hal yang perlu diingat dalam kasus ini adalah:

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya." (TQS. As-Saff (61) : 8)


Semoga kita senantiasa berjalan dan berjuang di jalan kebenaran. Semoga Allah mengistiqomahkan kita, menggetarkan hati musuh-musuhNya dengan perasaan takut yang sangat terhadap tegaknya agama ini melalui berdirinya Negara Islam. Wallahu a'lam bish-shawab.


Sumber :

https://www.moeslimchoice.com/read/2020/08/28/37946/bertemu-ibu-negara-turki-artis-bollywood-aamir-khan-dihujat-di-india

https://www.intipseleb.com/amp/asia/8955-aamir-khan-masalah-lagi-salman-khan-dan-shah-rukh-khan-ikut-terseret?page=2

https://instagram.com/cordova.media?igshid=scqvgf9iaza8

https://mataramradio.com/2020/05/07/lebih-dekat-dengan-amir-khan-aktor-muslim-india-berpengaruh-di-dunia/

https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/majalah-50756563.amp

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم