Atas Nama Infrastruktur, Rakyat Jadi Tumbal


Oleh: Aning Ummu Hanina

Ratusan rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RT 04/13, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) retak‑retak akibat pengeboman pada proyek pembangunan terowongan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) di Gunung Bohong.

Menurut pantauan Tribun, Jumat (18/10), rumah warga yang retak‑tetak itu kebanyakan bagian dindingnya, baik itu dinding ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi. Bahkan ada dinding rumah warga yang nyaris ambruk akibat keretakannya terus membesar.

Ahmad, ketua RW setempat mengungkapkan, aktivitas pengeboman tersebut dilakukan tanpa memikirkan keselamatan warga sekitar karena aktivitasnya dilakukan tanpa ada kajian serta tidak memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Saya kan tahu masalah amdal, makanya setelah adanya pengeboman itu saya tanyakan ke pekerja proyek KCIC amdalnya, tapi tidak bisa menunjukan," ujarnya.

Bahkan, kata Ahmad, aktivitas pengeboman itu dilakukan tanpa sosialisasi dulu ke warga setempat. Pada 2016 pekerja proyek KCIC hanya melakukan sosialisasi pengeboran, bukan pengeboman. (Tribunnews 18/10/201)

Selain menyebabkan keretakan rumah-rumah warga, proyek pembangunan terowongan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) di Gunung Bohong juga menyebabkan proses belajar mengajar di SMP N 1 Ngamprah terganggu.
Bangunan SMPN 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdampak proses pembangunan proyek lintasan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) yang saat ini pembangunannya masih berlangsung.

Saat ini bangunan sekolah tersebut memang masih berdiri kokoh, namun pihak sekolah tinggal menunggu waktu bangunan tersebut akan dirobohkan. Sedangkan bangunan rumah disekitar sekolah itu sudah rata dengan tanah.
Sementara para siswa setiap harinya harus belajar bersamaan dengan pengerjaan proyek tersebut yang selalu terdengar suara bising mesin kendaraan dan sejumlah alat berat. Hal ini menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar. Anak kesulitan untuk konsetrasi dalam menerima pelajaran. (Tribunjabar.id)

Liberalisasi Infrastruktur
Infrastruktur adalah hal penting dalam membangun dan meratakan ekonomi sebuah negara demi kesejahteraan bagi rakyatnya. Karena itu negara wajib membangun insfrastruktur yang baik, bagus dan merata ke pelosok negeri. Baik berupa bangunan jalan, atau bangunan fasilitas umum yang menguasai hajat hidup rakyatnya.

Adapun di era sekarang ini, pembangunan infrastruktur telah diliberalisasi. Pembangunan dan pengelolaannya diserahkan kepada pihak asing dan swasta. Asas untung dan rugi pun jadi prioritas. Berbagai cara efisiensi dilakukan agar tidak mengalami kerugian. Walaupun akan mengakibatkan dampak buruk dan bahaya yang akan terjadi pada lingkungan masyarakat di sekitarnya.

Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Agar tidak merugikan pihak masyarakat sekitar.

1. Bermanfaat bagi masyarakat. Infrastruktur yang dibangun harus bermanfaat bagi masyarakat. Dan bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

2. Menyerap dan membantu ekonomi masyarakat sekitar. Menyerap /memperkerjakan masyarakat di sekitar lokasi yang tidak bekerja. Sehingga mengurangi pengangguran di lokasi tersebut. Dengan penyerapan tenaga kerja bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar lokasi pembangunan.

3. Ramah lingkungan. Pembangunan infrastruktur harus seminim mungkin berdampak negatif terhadap lingkungan. Caranya dengan perhitungan yang cermat mengenai dampak buruk dan bahaya terhadap lingkungan di sekitar lokasi.

Pembangunan Infrastruktur Dalam Islam
Menjadikan rakyat sejahtera wajib dalam negara Islam. Kesejahteraan tidak akan muncul jika tidak terpenuhi sarana dan prasarana menuju kesejahteraan. Salah satunya adalah infrastruktur untuk memperlancar distribusi dan pemenuhan kebutuhan rakyat. Karena itu adanya infrastruktur yang bagus dan merata ke seluruh pelosok negeri menjadi wajib hukumnya. Kewajiban ini harus diwujudkan oleh Khalifah atau pemimpin negara.

Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, keselamatan warga menjadi prioritas. Tidak boleh ada bahaya menimpa masyarakat dalam pembangunan infrastruktur. Karena nyawa seorang muslim lebih berharga dari pada hancurnya dunia. Pemerintah Islam akan memanggil tenaga ahli untuk pengerjaan infrastruktur tersebut. Tentu adanya pembangunan infrastruktur yang dilakukan negara dalam Islam bukanlah misi untuk mengeruk keuntungan melainkan demi terciptanya mashalat di tengah-tengah umat. Dengan begitu maka infrastruktur benar-benar tepat sasaran dan mampu menyejahterakan rakyat. []

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama