JEBAKAN UTANG DI BALIK PROYEK PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM


Oleh : Maziyahtul Hikmah, S.Si

Bank Dunia menyetujui pinjaman senilai US$250 juta atau setara Rp3,5 triliun (dengan asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS) untuk mendukung program peningkatan mutu madrasah dasar dan menengah di Indonesia  Pinjaman ini nantinya akan digunakan untuk melaksanakan program Realizing Education's Promise. Melalui proyek tersebut pemerintah akan membangun sistem perencanaan dan penganggaran elektronik berskala nasional untuk mendorong belanja yang lebih efisien oleh sumberdaya di bawah naungan Kemenag. Program tersebut juga akan digunakan untuk membangun sistem hibah sekolah demi meningkatkan kinerja siswa dalam hal standar pendidikan nasional, terutama untuk sekolah dengan sumber daya terbatas (www.cnnindonesia.com).
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A Chaves mengungkapkan proyek ini ditujukan untuk mencetak generasi yang akan sukses di pasar tenaga kerja dunia.

Semangat utama diberikannya utang ini kepada Indonesia adalah tidak lain untuk mencetak tenaga kerja siap pakai demi kepentingan sistem ekonomi kapitalisme. Dengan kata lain, dana ini memastikan Indonesia akan menyediakan tenaga siap pakai atau buruh:bukan tenaga ahli dalam dunia ekonomi demi menancapkan hegemoni kapitalisme di Indonesia.

Jika masalah dari ketertinggalan pendidikan di madrasah selama ini adalah karena ketiadaannya dana yang mencukupi untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka menerima dana hibah ini adalah bentuk langkah gegabah pemerintah tanpa memikirkan dampaknya jauh kedepan bagi kaum muslimin.

Berbagai macam jeratan utang luar negri yang terbukti menjerat Indonesia nampaknya tak juga membuat pemerintah jera. Hutang luar negri jelas tidak akan diberikan tanpa pamrih. Menerima hutang luar negri membawa konsekwensi logis akan terikatnya kita dengan berbagai macam perjanjian dengan sang pemilik modal. Jika hutang luar negri ditujukan dalam ranah pendidikan, maka dapat dipastikan sang pemilik akan mengharuskan kita menjalankan pendidikan sesuai dengan model yang dia kehendaki. Terlebih lagi, hutang ini ditujukan dalam ranah pendidikan madrasah yang harusnya sarat dengan pendidikan islam. Lucunya, pemberi modal dana hutang ini adalah Bank Dunia,  pemilik ideologi kapitalis yang merupakan musuh bebuyutan Islam. Bagaimana mungkin musuh-musuh Allah ini menginginkan kebaikan bagi kaum muslimin? Sementara di belahan dunia lain mereka tak henti-hentinya membombardir dan membantai kaum muslimin.

Pendidikan sejatinya adalah hak dasar manusia, wajib bagi pemerintah untuk menyediakan layanan pendidikan bagi seluruh elemen masyarakat dengan gratis dan berkualitas. Sekolah pada dasarnya bukanlah pabrik pencetak tenaga siap pakai (baca : buruh), melainkan menyiapkan generasi menjadi mercusuar dalam peradaban dunia baik dari segi teknologi maupun agama.

Negara wajib memfokuskan perhatiannya pada dunia pendidikan karena hal ini menentukan masa depan sebuah negara. Pendidikan berbasis kapitalisme saat ini telah mencetak generasi yang semakin jauh dari kata terdidik. Karena dalam kacamata pendidikan kapitalisme, prestasi hanya diukur dari besarnya capaian nilai dalam raport, bukan dari tingginya derajad manusia memiliki akhlak yang mulia.

Perlu kita sadari, menerima utang luar negri apalagi dalam bidang pendidikan ibarat menggadaikan anak-anak kita untuk terdidik sesuai dengan tsaqofah asing.
Mereka akan dijejali berbagai macam pemikiran yang akan semakin menjauhkan mereka dengan islam. Paham Islam moderat akan digencarkan sebagai tandingan paham yang mereka katakan sebagai paham islam radikal ( menurut mereka )pemicu gerakan terorisme yang sejatinya hanyalah bualan musuh-musuh Allah untuk menjauhkan kaum muslimin dari islam kaffah dalam bingkai Khilafah.

Lihatlah, betapa musuh-musuh Allah sedang bergegas untuk segera menghancurkan islam dan kaum muslimin dengan berbagai macam strategi. Mereka masuk menggerogoti kebijakan pemerintah dengan berbagai kesepakatan berbalut hutang. Mereka menyibukkan generasi muda dengan berbagai tawaran kebebasan dunia. Mereka menyulut permusuhan di tengah-tengah kaum Muslimin sehingga mereka dapat dengan mudah menyelinap dan menerkam kaum muslimin di tengah kegelapan.

Musuh-musuh Allah sekalipun tak akan rela membiarkan kaum muslimin menguasai peradaban dunia. Hutang luar negri tak akan pernah sekalipun memberikan keuntungan bagi kaum muslimin, melainkan semakin akan menjerumuskan kaum muslimin ke lembah penderitaan. Wajib bagi pemerintah untuk membebaskan diri dari berbagai jeratan berbalut hutang luar negri dan menggunakan islam tidak hanya dalam ranah individu saja, akan tetapi dalam ranah politik dan pemerintahan.
Islam dengan sistemnya yang paripurna telah terbukti mampu melahirkan generasi emas pemegang peradaban dunia yang hingga kini peninggalannya tak pernah usang.

Sesungguhnya kapitalisme sedang menuju kehancurannya, marilah kita bersegera mencampakkan sistem kapitalisme dan menggantinya dengan Islam. Karena hanya dengan islamlah kaum muslimin dan islam akan meraih rahmatan lil alamin sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah. Lantas apa yang membuat kita ragu untuk berjuang melanjutkan kehidupan islam yang telah berjaya 13 abad lamanya??
Wallauhua'lam bisshowab. []

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم