Agen Radikalisme: Good Looking hingga Hafidz



Oleh: Ike Marliana (Pemerhati Sosial dan Remaja)



Jakarta- Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengungkapkan strategi paham radikal masuk di lingkungan ASN dan masyarakat. Menurut Fachrul, strategi pertama kaum radikalisme masuk itu melalui seorang anak good looking atau paras yang menarik.


Hal itu diungkapkan Fachrul di acara webinar bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara', yang disiarkan di YouTube KemenPAN-RB, Rabu (2/9). Awalnya Fachrul menjelaskan paham radikal di lingkungan ASN harus diwaspadai saat dia pertama kali masuk dan dengan cara apa dia masuk.


"Kalau kita bicara tentang radikalisme ASN, maka banyak tempat yang perlu kita waspadai, tempat pertama adalah pada saat dia masuk, kalau tidak kita seleksi dengan baik, khawatir kita benih-benih atau pemikiran-pemikiran radikal itu akan masuk ke pemikiran ASN," kata Fachrul mengawali diskusi.


Fachrul kemudian meminta KemenPAN-RB atau instansi lainnya yang berkaitan menyeleksi ASN harus betul-betul memperhatikan itu. Lalu, dia mengatakan ada kemungkinan radikalisme itu masuk dengan dua cara, yakni melalui lembaga pendidikan dan di rumah ibadah.


"Kemungkinan kedua, masuknya, saya kira di lembaga pendidikan. Pada saat dia ASN ada pendidikan-pendidikan kursus-kursus, nah bisa masuknya melalui itu. Nah untuk itu betul-betul kita waspadai di lembaga pendidikan kita, betul-betul pembimbing-pembimbingnya, dosen-dosennya, mereka-mereka yang memang bersih dari peluang-peluang radikalisme itu, kalau nggak, masuknya dari sana," tutur Fachrul razi


Selain melalui pendidikan, ada paham radikal yang masuk melalui rumah ibadah ASN atau di lingkungan masyarakat. Dia pun bercerita pernah mendeteksi adanya paham radikal di lingkungan kementerian, tapi dia tidak menyebut kementerian mana.


Adapun cara paham radikal masuk adalah melalui orang yang berpenampilan baik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang bagus. Si anak 'good looking' ini, kata Fachrul, jika sudah mendapat simpati masyarakat bisa menyebarluaskan paham radikal.


"Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan," ucapnya


Oleh karena itu, Fachrul mengatakan Kemenag membuat program penceramah bersertifikat mulai September ini. Mereka akan mencetak 8.200 penceramah dari semua agama. Kemenag bekerja sama dengan majelis keagamaan, ormas agama, BPPT, BPIP, dan juga Lemhannas. Penceramah yang bersertifikat itu nantinya akan dibekali wawasan kebangsaan dan Pancasila. ASN ataupun masyarakat diperkenankan mengundang penceramah dari penceramah bersertifikat dari Kemenag ini.(m.detik.com). 


Akhirnya bisa disimpulkan bahwa good looking yang leterleknya berarti berpenampilan menarik ini mencakup 2 aspek yakni fisik dan non fisik. Secara fisik memang menarik karena ganteng, gagah, cantik dan semisalnya. Sedangkan good looking secara non fisik terkait tindak tanduk, adab, perangai, kompetensi, dan yang semisalnya.


Jadi sebagai seorang muslim tentu memahami ajaran Islam agar menjadi good looking. Memiliki kepribadian yang islami adalah wujud good looking bagi seorang muslim. Bahkan menjadi kewajiban untuk berkepribadian islam.


Adapun aspek kepribadian Islam itu mencakup pola pikir dan pola sikap kejiwaannya. Jadi tatkala seorang muslim menjadikan Islam sebagai standar pola pikir dan pola sikap jiwanya, tentunya ia telah memiliki kepribadian yang Islami. Dengan memiliki kepribadian yang islami, maka ia telah menjelma menjadi sosok yang good looking. Bahkan kepribadian Islam yang dimilikinya lebih mulia daripada tampilan fisik wajah yang ganteng maupun cantik.


Di dalam Kitab Raudhotul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin disebutkan sebuah penjelasan berikut:


Sesungguhnya kebagusan batin itu merupakan bagian dari seagung  agungnya nikmat Alloh atas hamba. Sedangkan bagusnya fisik itu juga bagian dari nikmat atas hamba yang wajib disyukuri.


Selanjutnya, Al Imam Ibnul Qayyim alJauziyyah memberikan penekanan dengan ungkapan berikut ini.


Maka bagusnya batin lebih tinggi dari jeleknya fisik dan bisa menutupinya. Sedangkan jeleknya batin itu lebih tinggi dari kebagusan fisik dan bisa menutupinya (halaman 160, edisi 4 terbitan 2012 Dar Kutub ilmiyyah).


Dan bagusnya fisik dan batin ini harus disyukuri.


Maka jika ia mensyukurinya dengan taqwa sebagai penjagaannya, niscaya akan bertambah kebagusan yang ada pada dirinya. Dan bila ia menggunakan kebagusannya untuk bermaksiat kepada Allah, niscaya Alloh akan mengubah tampilan fisiknya di dunia sebelum di akherat, menghilangkan kebagusan fisik dengan kehinaan, kejelekan, dan keburukan. Orang lain menjadi membencinya saat melihat padanya.


Demikianlah, seorang muslim akan bersemangat untuk menimba ilmu tentang agamanya sehingga ia mengerti hukumhukum Islam, dan bersemangat untuk menghafalkan Al Quran serta mentadabburinya. Semuanya dilakukan untuk menjadikan pola pikirnya bersandar pada Islam. Selanjutnya ia akan berusaha untuk melaksanakan hukumhukum Islam yang dipahaminya. Ia akan memperjuangkan agar hukum Islam bisa dilaksanakan secara paripurna. Ia menyadari bahwa tanpa kekuasaan, Islam menjadi terlantar dan lenyap. Maka ia penuh keikhlasan untuk menjadikan Islam menang atas semua agama dan ideologi lainnya. Di saat demikianlah pola sikap kejiwaannya didasarkan pada Islam. Ia bahagia dan tegar di jalan yang diridhoi Allah. Tentunya dengan pola pikir dan pola jiwa yang taat sepenuhnya kepada Allah, niscaya akan menambah kebagusan kepribadiannya. Inilah sosok muslim yang good looking dengan ketaatannya pada Allah.


Muslim yang good looking itu mempunyai karakter sebagai idadur rahman. Menebarkan kebaikan, menunjukkan jalan Islam pada manusia dan berlomba-lomba meraih ridho Allah. Akhlaq dan adabnya mulia. Tentu saja sosok yang sedemikian sangat tidak layak untuk dicurigai.


Di tengah kehidupan yang sekuler ini, banyak PR besar yang harus ditangani dengan baik. Maraknya gaul bebas di tengah muda-mudi, perzinahan, tawuran dan dekadensi moral lainnya. Semua ini menunjukkan satu hal, yakni dibutuhkan upaya serius untuk memperbaikinya. Mestinya negara tidak mengalami disorientasi. Negara mengajak semua elemen kaum muslimin guna bisa memberantas bentukbentuk pelanggaran terhadap ajaran agama. Negara melakukan upaya pembinaan rakyat dengan Islam. Mewujudkan semakin banyak sosok muslim yang good looking guna terwujudnya tatanan kehidupan yang good looking. Sebuah tatanan kehidupan yang mampu merealisasikan nilai ketaqwaan tertinggi kepada Allah yakni penerapan Islam secara paripurna dalam wadah sistem pemerintahan yang good looking, Al Khilafah.[]


*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama