Lu Jual, Gue Beli



Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice

Dulu, di masa penjajahan Belanda, kita yang belajar sejarah mengenal politik belah bambu. Dimana Belanda mengkavling-kavling rakyat Indonesia menjadi beberapa kelompok ada bangsawan, priyayi, dan rakyat jelata. Dengan politik ini Belanda mensekenariokan yang ingin hidup tentram bersama mereka, dan yang tidak mau bersama Belanda dijamin hidup susah, terutama golongan bangsawan dan priyayi. Kemudian sama-sama dibenturkan yaitu sama-sama berbuat salah, tetapi satu diangkat/dipuji sedang satunya diinjak/dihinakan.

Politik belah bambu ini masih dipakai sampai saat ini. Politik saat ini lebih cenderung kepada kekuasaan personal dan kelompok, libido berkuasa yang tinggi membuat para politikus bisa membuat menggunakan berbagai cara. Istilah-istilah seperti menjegal, menjebak, menohok kawan yang sejalan, bahkan pembunuhan karakter (caracter asasination) sepertinya bukan barang tabu bagi politisi.

Belah duren, judul lagu yang dipopulerkan oleh almarhumah Julia Perez menjadi judul politik berikutnya yaitu politik belah duren. Secara umum duren atau durian adalah buah yang semerbak baunya bisa menembus jarak puluhan meter. Bahkan bagi penyukanya, mereka rela berburu duren. Bau duren yang menyengat inilah yang diibaratkan sebagai janji-janji politik yang tidak kunjung ditepati. Duri-duri kulit duren yang tajam, membuat masyarakat sulit untuk menyentuh daging buahnya. Sehingga realita janji yang terucap pun akan sulit untuk diperoleh sebagaimana sulitnya kita untuk mendapatkan daging buah duren.

Kemudian yang paling dominan saat ini, dan tampak jelas yaitu politik dagang sapi. Ataupun juga sering dikenal dengan politik transaksional. Yang mana lobi-lobi politik sangat kental, yang kemudian dilanjutkan dengan bagi-bagi kue kekuasaan. Hasilnya, masing-masing kelompok koalisi mendapatkan kursi basah yang diidam-idamkan. Nah, bagaimana yang tidak dapat kue, bersiap-siaplah berada pada barisan oposan.

Tulisan ini fakta dan sesuai realita. Apalagi sebelum pemilihan presiden sampai rentang masa tunggu pelantikan presiden. Luar biasa, panasnya politik pun menembus batas hingga terasa sampai di daerah akar rumput. Dari politik belah bambu, belah duren, bahkan yang terakhir politik dagang sapi semua dicurahkan untuk mendapatkan perolehan yang maksimal. Hasilnya, lawan menjadi kawan, kawan pun akhirnya tertendang keluar dari permainan. Wallahu'alam.[]


*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama