Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Mendedikasikan diri sebagai penulis tidak pernah sekalipun saya membusungkan dada dan sesumbar saya Indonesia, saya cinta NKRI, saya Pancasila, dsb. Tapi kecintaan saya terhadap Indonesia tidak perlu diragukan lagi, kesetiaan dan pengorbanan saya pun tidak bisa dianggap remeh atau dipandang sebelah mata. Karena saya adalah bagian dari orang-orang yang pertama kali tidak rela jika Indonesia harus jatuh ketangan Aseng dan Asing.
Sejak reklamasi teluk Jakarta digulirkan, kemudahan Meikarta mulai dibangun, disusul dengan berbagai proyek yang melibatkan kontraktor dan tenaga Asing dari Cina, serta dibukanya kran impor dari Cina mulai sendal jepit sampai tenaga kerja masuk ke Indonesia tanpa terkendali. Semakin membuat saya yakin bahwa Indonesia sedang dalam bahaya cengkraman Asing dan Aseng.
Lima tahun hidup dalam kondisi perekonomian dan perpolitikan yang tidak menentu, bahkan banyak drama yang harusnya hanya ada di sinetron namun dipertunjukkan di dunia nyata. Mulai dari mobil esemka, kasus tiang listrik, penyiram air keras, deradikalisasi, terorisme, pemilu yang sarat dengan permainan, yang terakhir konflik Papua yang kembali memanas. Justru di HUT Kemerdekaan RI, Presiden +62 mengumumkan bahwa Ibu Kota Negara +62 akan pindah.
Dan hari ini dilansir dari Kompas.com — Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru berada di Kalimantan. Hal itu disampaikan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). "Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi. Jokowi menyatakan bahwa keputusan ini dilakukan setelah pemerintah melakukan kajian intensif. "Pemerintah telah melakukan kajian mendalam dan intensifkan studinya selama tiga tahun terakhir," ujar Presiden.
Sedangkan untuk pembiayaan dikutip dari m.detik.com Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pendanaan dalam pemindahan ibu kota akan menggunakan 19% dari APBN. Sedangkan sisanya adalah pendanaan dari investasi swasta dan BUMN. Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). "Perlu saya sampaikan kebutuhannya Rp 466 triliun. 19%. nya akan berasal dari APBN," kata Jokowi. "Sisanya dari KPBU dan investasi swasta," katanya.
Satu kata yang saya lontarkan saat tahu berita ini, "serius?" Di tanah Papua sedang ada konflik, mereka butuh kehidupan. Nah, pemerintah pusat bahkan akan menambah utang negara dengan begitu besar hampir menyentuh angka 500Trilyun. Apakah sebegitu gentingnya sehingga harus pindah Ibu Kota saat ini. Bagaimana dengan kesejahteraan rakyat? Bagaimana dengan BPJS yang terus bermasalah? Bagaimana dengan berbagai pembangunan infrastruktur yang justru tidak begitu dibutuhkan rakyat menengah-kebawah, bahkan lewat jalan tol saja mereka tidak pernah. Dan bagaimana-bagaimana yang lain. Apalagi ini harus mengundang investor, yang kita tahu mereka pasti menuntut keuntungan yang lebih. Mau dibawa kearah mana negeri ini? Wallahu'alam.[]