Oleh : Fauziyah Ali
Pindah ibukota butuh biaya hampir 500 Trilyun, serius lo, Ndro? Gusti Allah..., itu kan duit banyak banget. Kalau misal nggak usah pindah, gimana? Biar nggak tambah 'kejauhan' jumlah hutangnya?
Ndro, hutang yang 5.400 Trilyun lebih aja itu udah bikin kacau negeri ini. Eh, mau ditambahin lagi. Koq, kepalaku jadi 'nyut-nyutan' begini ya! Emang secara kasat mata Eike nggak ikut bayar utang ke IMF atau World Bank atau ke berbagai negara yang memberi hutang ke Indonesia. Maksudnya nggak ikutan pergi ke negara-negara tadi untuk membayar hutang. Tapi kan perasan pajak, pengurangan akses fasilitas publik, kenaikan harga TDL, BBM, sembako ikut terpapar nyata nih.
Emang, kenapa to? Koq harus pindah ibukota segala? Apa karena Jakarta udah nggak kondusif? Macet, polusi, banjir? Tapi kan kalau misal mau pindah itu duit hutangan kebanyakan. Lalu, nanti yang bayar hutang plus bunganya siapa? Presidennya? Menteri Keuangannya? Apa Menteri Maritim? Ya, nggak apa-apa kalau gitu. Tapi faktanya kan nggak, yang bayar hutang itu rakyat. Tega pisan sih!
Konon katanya, alasan pemindahan ibukota diantaranya untuk mengubah Jawasentris jadi Indonesiasentris. Jakarta atau secara umum Jawa sudah overload. Sebagai pusat bisnis dan ibukota, Jakarta sudah kewalahan. Jadi deh ibukotanya dipindah biar Jakarta jadi pusat bisnis saja.
Rencananya ibukota baru akan diisi oleh Kementrian, lembaga MPR dan DPR, Kedutaan Besar, TNI dan POLRI. Atas hal ini, jumlah aparatur yang akan dipindahkan sebesar 900 - 1.500 ASN. Tapi setelah disurvey, 94 % lebih para ASN ini menolak dipindahkan dengan alasan gaji yang didapat sekarang tidak akan cukup untuk biaya hidup di ibukota baru. Lagian untuk fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai sudah didapat di Jakarta.
Lagian nih ya, Genks. Bukannya Kalimantan itu banyak hutannya. Hutan terbesar ketiga sedunia lho. Padahal luas wilayah yang dibutuhkan untuk membangun ibukota baru, sekitar 60.000 sampai 100.000 hektar. Aduh, kebanyakan aja, gimana jadinya tuh jika 100.000 hektare hutan ditebang? Paru-paru dunia yang ada di Indonesia bakalan terpapar CO2 dong. Bukankah ini adalah masalah besar. Sayang banget Penajam di Kaltim ditebang hutannya.
Emang bener sih, kalau dari sisi geografis, Kalimantan ini ada di tengah. Tapi apa gara-gara itu segitunya ibukota harus pindah. Beban Jakarta sebagai ibukota plus pusat bisnis memang terlalu berat. Jadi fungsi Jakarta sebagai ibukota dipindahkan. Misal nih ya, ibukota sudah pindah ke Kalimantan, apa masalah-masalah di Jakarta akan bisa diselesaikan? Kan walau pindah ibukota, nggak semua penduduknya ikut pindah juga. Berarti walau sudah pindah ibukota, masalah-masalah di Jakarta tetap saja ada.
Jadi pengen curiga aja. Jangan-jangan pindahnya ibukota ke Kalimantan adalah untuk mengamankan bisnis-bisnis agar dijauhkan dari pengawasan. Ah, kapitalisme memang bikin ribet.
Wallahu 'alam bisshowab.[]