Media Sosial: Peran yang Tidak Bisa Dikecilkan

 



Endah Sulistiowati 

(Dir. Muslimah Voice)


Melansir dari rri.co.id, sebuah armada sipil internasional tengah berlayar di Laut Mediterania, membawa misi kemanusiaan sekaligus pesan politik. Armada tersebut berlayar untuk menantang blokade Israel atas Jalur Gaza.

Inisiatif ini dinamakan Global Sumud Flotilla (GSF), “sumud” berarti keteguhan dalam bahasa Arab. Bagi para pesertanya, istilah itu mencerminkan perlawanan damai menghadapi ketidakadilan.


Flotilla ini disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah gerakan serupa. Lebih dari 50 kapal dan ratusan relawan dari 44 negara bergabung, dengan latar belakang beragam.


Mereka terdiri dari aktivis, jurnalis, tenaga medis, hingga politisi dan figur publik. Mereka berangkat dengan satu tujuan: menembus blokade Gaza yang selama hampir dua dekade mengekang arus barang dan manusia.


Menurut penyelenggara, Global Sumud bukan sekadar konvoi bantuan, melainkan manifesto moral masyarakat sipil internasional. Global Sumud menilai pemerintah dunia terlalu lambat menyelamatkan rakyat Gaza dari kelaparan, penyakit, dan krisis kemanusiaan.


Di sisi lain korban Gaza terus berjatuhan, saat tulisan ini dibuat lebih dari 62.000 warga Gaza meninggal akibat gempuran Israel. Selain itu kematian baru akibat kelaparan dan kekurangan gizi, termasuk dua anak-anak, sehingga total kematian terkait kelaparan menjadi 303, termasuk 117 anak-anak.


Namun sayangnya kondisi ini tidak menyadarkan para pemimpin di negeri-negeri muslim untuk bergerak mengangkat senjata. Justru yang mereka lakukan makin membuat sesak umat Islam Gaza dan dunia. Padahal untuk memahami masalah Gaza tidak harus menjadi muslim terlebih dahulu. 


Inilah yang akhirnya membuat para relawan memutuskan untuk bersama-sama berusaha menembus blokade zion15 untuk Gaza. Mereka bergerak menuju Gaza secara terorganisir melalu media sosial. Saat ini di media sosial yang masih terus stay untuk menyuarakan pembebasan Gaza. Yang terjadi di Gaza sudah diluar batas toleransi netizen, sehingga butuh gerak nyata untuk sebuah misi penyelamatan.


Peran Penting Media Sosial


Media sosial saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern. Platform-platform seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan TikTok telah mengubah cara kita berinteraksi, berbagi informasi, dan mempromosikan diri. Peran media sosial dalam kehidupan masyarakat tidak bisa dikecilkan, karena telah membawa dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan.


Selain itu, media sosial telah menjadi sarana penting bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dan membentuk opini publik. Platform-platform media sosial memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi, berdiskusi, dan berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Dengan demikian, media sosial telah menjadi alat yang efektif untuk memobilisasi opini publik dan mempengaruhi kebijakan. Sebagaimana yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. 


Media sosial juga bisa dijadikan sarana untuk meningkatkan kesadaran sosial dan menyampaikan isu-isu penting, termasuk terus menggerakkan jari berkampanye untuk segera membebaskan Gaza. Global Sumud Flotilla (GSF), yang digagas melalui media sosial adalah yang kedua, sebelumnya ada Global March, meskipun akhirnya banyak aktivis yang ditangkap dan dideportasi. Akibat kekuatan opini yang ada di media sosial tidak pernah menyurutkan langkah para relawan untuk terus berjuang. 


Sebagaimana yang diungkapkan salah satu dokter di Gaza, warga Gaza cukup senang dengan apa yang dilakukan warga Indonesia di media sosial. Warga Indonesia terus berkampanye untuk pembebasan Gaza di media sosial, menyuarakan kondisi mereka, dan menggalang bantuan untuk mereka. "Sehingga jangan pernah menghalangi jarimu untuk memanfaatkan kuotamu dalam menyuarakan kondisi Gaza."


Peran media sosial dalam kehidupan masyarakat tidak bisa dikecilkan. Sehingga dakwah di media sosial juga menjadi sebuah keharusan untuk menyampaikan kebenaran. Termasuk terus menyuarakan Gaza, yang saking lamanya, masalah ini mulai dilupakan, padahal warga Gaza adalah manusia, muslim, yang masih harus terus menjalankan hidup dibawah gempuran Zion15. Kalau semua platform berita diam, maka kita masih bisa menyuarakannya di media sosial. Setidaknya kelak kita punya hujah dihadapan Allah jika warga Gaza menuntut kita (dimana pembelaan kita). Astaghfirullah. []

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama