Affan, Demo DPR, dan Suara Rakyat yang Tak Kesampaian




Oleh: Rahmawati Ayu Kartini (Pemerhati Sosial)


Affan Kurniawan, tak pernah menyangka jika sore itu senja terakhir baginya. Driver ojol berusia 21 tahun itu tidak ikut demo di DPR. Dia hanya akan mengantar orderan. Namun takdir berkata lain. Allah rupanya lebih menyayanginya sehingga ia dipanggil malam itu.


Jalan beraspal yang licin setelah hujan ditambah macet karena banyak massa yang berdemo, menyebabkan motor Affan terpeleset jatuh. Belum sempat untuk bangun, tiba-tiba muncul raksasa besi mobil brimob dengan kecepatan tinggi melindasnya tanpa ampun. Walaupun sempat ditahan dan diteriaki massa pendemo, mobil itu tidak berhenti bahkan terus berjalan dengan angkuhnya meninggalkan tubuh Affan yang hancur.


Affan hanya seorang pejuang nafkah yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia bukan siapa-siapa bagi penguasa, tapi segalanya bagi keluarganya yang kini tidak tahu harus bertanya keadilan kepada siapa.


Affan, pemuda yang berbakti pada orang tua ini rupanya Allah pilih untuk membuka mata dan telinga masyarakat. Bahwa negara ini sedang sakit parah.. Kesenjangan sosial antara pejabat dan rakyat menjulang tinggi. Pejabat mau naik gaji, sementara rakyatnya mau mati. Keadilan makin susah dicari..


Suara yang tak Kesampaian


Dipicu video viral joget-joget anggota DPR setelah pidato tahunan karena mendengar gaji dan tunjangannya dinaikkan hingga 100 juta lebih, rakyat sungguh merasa terdzalimi. Bagaimana tidak, jika bersamaan dengan naiknya pajak di daerah-daerah efek pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat. 


Bukan hanya pajak, harga kebutuhan pokok sehari-hari pun makin tinggi. Harga beras makin tidak terjangkau oleh rakyat kecil. Hingga ada keluarga yang makan sehari sekali dan beli beras secara literan. Akibat tidak mampu membeli kiloan.


Alih-alih mendengar aspirasi, DPR yang katanya mewakili rakyat ini justru tidak menggubris kritikan dari rakyat. Wajar jika viral komentar untuk bubarkan DPR, karena tidak ada kontribusi nyatanya untuk rakyat. Justru DPR seringkali mendukung kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat.


Namun kritik dari rakyat bukannya menjadi bahan muhasabah, justru Ahmad Sahroni salah satu anggota DPR wakil ketua komisi III ini mengatakan bahwa orang yang mengatakan bubarkan DPR adalah paling tolol sedunia..?!?!


Suara rakyat yang tak kesampaian inilah yang mendorong adanya demonstrasi di gedung DPR. Bukannya menemui dan menerima rakyat, pagar besi DPR justru tertutup rapat dan rakyat yang berdemo dihalau oleh polisi. Negara yang katanya demokrasi justru menampilkan kekerasan. Hal itu justru menambah ketidak percayaan rakyat pada pemerintah dan DPR.


Kapitalisme Sekuler Menghilangkan Kepekaan Hati Nurani


Demokrasi yang diterapkan di negeri ini berasal dari sistem kapitalisme sekuler. Sistem ini mengejar keuntungan materi sebanyak-banyaknya dengan memisahkan urusan agama dari kehidupan. Hingga wajar jika tidak ada kepedulian terhadap sesama yang lebih sengsara. Tidak adanya rem agama menjadikan kepekaan hati nurani terkikis karena kecintaan yang sangat besar terhadap dunia.


Inilah penyebab banyaknya pejabat negara yang tega bermewah-mewah di tengah penderitaan rakyat. Hatinya mengeras karena cintanya kepada harta dan kedudukan menjadikan mereka tidak memiliki belas kasihan kepada rakyat.


Hilangnya kepekaan para pejabat ini tidak hanya di negeri ini. Di negara-negara yang menerapkan sistem yang sama, akan terjadi hal yang serupa. Contoh nyata pada saat revolusi Perancis di abad pertengahan. Raja  dan pejabat istana hampir setiap hari berpesta pora, sementara pajak mereka terapkan sangat tinggi terhadap rakyatnya. Inilah penyebab rakyat menjadi marah dan melakukan revolusi. Hingga menyebabkan raja dan pejabat istana saat itu dihukum mati oleh pengadilan rakyat. 


Selama sistem kapitalisme masih diterapkan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal yang sama di negeri ini, yaitu kemarahan rakyat terhadap penguasanya.


Dalam Islam Penguasa adalah Pelayan Rakyat


Sistem Islam sangat berbeda dengan Sistem Kapitalisme. Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT sebagai solusi atas segala persoalan kehidupan. Sementara kapitalisme muncul dari kejeniusan manusia. Sepintar-pintarnya manusia, tetap dirinya adalah mahluk yang lemah. Sistem yang diciptakan tidak akan pernah bisa untuk menyelesaikan persoalan manusia.


Hanya Islam saja yang layak diterapkan, karena berasal dari Sang Pencipta yang tahu apa yang terbaik untuk manusia.


Islam dengan tegas menyatakan bahwa pemimpin/penguasa adalah pelayan rakyat. Sebagaimana hadits berikut: 


"Imam (kepala negara) adalah pemelihara, dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya." (HR. Bukhari Muslim)


Hadits diatas menunjukkan bahwa persoalan kehidupan rakyat adalah tanggung jawab pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin harus melayani rakyatnya hingga urusannya tuntas. Amanah ini kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.


Karena itulah, para Khalifah umat Islam dahulu begitu takut akan tugasnya sebagai pemimpin. Bukan malah enak-enakan bermewah-mewah. Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata ketika saat itu dilanda paceklik: "Jika rakyatku lapar, biarlah aku yang pertama merasakannya. Dan jika rakyatku kenyang, biarlah aku terakhir merasakannya."


Teladan dari Khalifah lainnya yaitu Umar bin Abdul Aziz, beliau melakukan tugasnya sebagai pelayan rakyat hampir selama 24 jam. Sebab beliau beristirahat ketika tanpa sengaja, yaitu ketika beliau ketiduran. Jerih payahnya terlihat ketika rakyatnya selama masa kepemimpinannya tidak ada yang miskin, karena tidak ada satupun yang mau menerima zakat. Masya Allah! Dan masih banyak lagi teladan khalifah lainnya yang sangat besar dedikasinya terhadap rakyat.


Darimana kekuatan dan keteguhan seperti itu jika bukan dari keimanan akan hari pembalasan kelak? Iman dan takwa telah membentuk mereka menjadi pribadi yang agung dan mulia. Pemimpin seperti inilah yang kita dambakan saat ini, dimana tugas mereka sebagai pelayan rakyat betul-betul dilaksanakan dengan amanah.


Hanya Islam saja yang bisa mewujudkan pemimpin seperti para Khalifah tersebut. Mari kembali kepada syari'at Allah, untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Hanya dengan taat kepada Allah saja, keberkahan dalam suatu negeri akan diturunkan. Sebagaimana firman Allah berikut:


"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." 

(QS Al-A'raf Ayat 96).


Wallahu a'lam bishshowab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama