Oleh: Ummu Naira (aktivis Forum Muslimah Indonesia/ ForMind)
Umat Muslim Bosnia menandai peringatan 25 tahun pembantaian Srebrenica pada Sabtu (11/7) waktu setempat. Pembantaian Srebrenica (disebut juga Genosida Srebrenica) adalah kejadian pembantaian sekitar lebih dari 8000 lelaki dan remaja etnis Muslim Bosnia pada Juli 1995 di daerah Srebrenica, Bosnia oleh pasukan Republik Srpska pimpinan Jenderal Ratko Mladić.
Jenderal Mladic kini menjadi buronan internasional yang telah didapati bersalah karena genosida dan berbagai kejahatan perang lain di Yugoslavia. Pada 27 Februari 2007, Mahkamah Internasional menetapkan kejadian ini sebagai sebuah genosida. Selain pasukan Serbia Bosnia, pasukan paramiliter Serbia Scorpion (pernah menjadi bagian dari Kementerian Dalam Negeri Serbia sampai 1991) serta ratusan sukarelawan dari Ukraina dan Rusia juga turut bersalah atas pembantaian ini.
Pada tanggal 11 Juli pasukan Serbia memasuki Srebrenica. Anak-anak, wanita dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda. Pada 12 Juli, pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 untuk "diinterogasi". Pada tanggal 13 Juli pembantaian pertama terjadi di gudang dekat desa Kravica. Pasukan Belanda menyerahkan 5000 pengungsi Bosnia kepada pasukan Serbia, untuk ditukarkan dengan 14 tentara Belanda yang ditahan pihak Serbia. Pembantaian terus berlangsung. Pada 16 Juli berita adanya pembantaian mulai tersebar. Tentara Belanda meninggalkan Srebrenica, dan juga meninggalkan persenjataan dan perlengkapan mereka. Selama 5 hari pembantaian ini, 8000 Muslim Bosnia telah terbunuh (wikipedia.org).
//Derita Muslim Bosnia, Derita Kaum Muslimin Sedunia//
Pedih rasanya melihat dokumentasi foto dan video pembantaian muslim Bosnia. Hati rasanya tercabik-cabik saat para lelaki muslim digelandang untuk disiksa dan dibunuhi di kamp-kamp, sementara para perempuannya diperkosa oleh para tentara Serbia.
Saat itu, ketika para pengungsi Muslim naik bus untuk evakuasi, pasukan Serbia Bosnia memisahkan pria dan anak laki-laki dari kerumunan dan membawa mereka pergi untuk ditembak.
Ribuan orang dieksekusi dan kemudian didorong ke kuburan massal dengan buldoser. Laporan menunjukkan beberapa dikubur hidup-hidup, sementara beberapa orang dewasa dipaksa untuk menonton anak-anak mereka dibunuh. Sementara itu, perempuan dan anak perempuan dipisahkan dari antrean pengungsi dan diperkosa. Saksi mata berbicara tentang jalanan yang dipenuhi mayat.
Tentara Belanda yang kurang persenjataan menyaksikan agresi Serbia tidak bisa melakukan apa-apa dan sekitar 5.000 Muslim berlindung di pangkalan mereka diserahkan. Pengadilan PBB di Den Haag yang menyelidiki peristiwa itu kemudian berbicara tentang sejumlah besar perencanaan yang masuk ke dalam pembantaian (republika.co.id, 11/07/2020).
Derita muslim Bosnia adalah derita kaum muslimin sedunia. Ikatan akidah sesama muslim lebih kuat daripada ikatan darah/nasab. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu adalah bersaudara." (QS al-Hujurat : 10). Maka seharusnya, saat ada seorang pun muslim yang dizolimi bahkan dibantai oleh orang kafir maka kaum muslimin di belahan bumi yang lain bersatu-padu membebaskannya, dengan cara mengirimkan pasukan terbaik dari tentara muslim di berbagai belahan negeri.
//PBB Tak Berdaya, Bosnia Butuh Institusi Islam Digdaya//
Pasukan penjaga perdamaian PBB tidak melakukan apa-apa ketika kekerasan Bosnia berkobar di sekitar mereka. Mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan kemudian menyatakan: "Tragedi Srebrenica akan selamanya menghantui sejarah PBB." Dilansir di PBB, Sabtu (11/7) dijelaskan, pembantaian itu adalah bagian dari genosida yang dilakukan terhadap Muslim oleh pasukan Serbia selama Perang Bosnia.
Orang-orang Bosnia, yang sebagian besar adalah Muslim, adalah keturunan dari Slavia Bosnia yang mengadopsi Islam di bawah pemerintahan Turki Ottoman pada Abad Pertengahan. Pada 6 Juli 1995, pasukan PBB menyerah atau mundur ke kota, dan serangan udara NATO, yang dipanggil untuk membantu, tidak dapat berbuat banyak (republika.co.id, 11/07/2020).
Lembaga kelas dunia seperti PBB saja tak berdaya melawan kebengisan pasukan Serbia. Kaum muslimin harus bangkit dan memiliki kekuatan penuh untuk melindungi jiwa seluruh umat Islam. Kaum muslimin Bosnia butuh sebuah institusi global yang mampu mengentaskan keterpurukan hidup mereka. Efek dari pembantaian itu masih bergema sampai hari ini. Kuburan massal baru dan tubuh korban masih ditemukan, 25 tahun setelah genosida.
Muslim Bosnia membutuhkan Institusi Islam yang digdaya, superpower, berkuasa melindungi seluruh rakyat dari berbagai bentuk penindasan bahkan pembunuhan (genosida). Muslim Bosnia membutuhkan sebuah imamah/ khilafah yang merupakan kepemimpinan umum atas seluruh umat Islam sedunia, yang kekuatannya murni dari kaum muslimin, bukan institusi boneka seperti PBB yang selalu berpihak pada kepentingan orang kafir.
Imam (khalifah) inilah yang akan mampu melindungi kaum muslimin dan menggentarkan musuh-musuhnya. "Imam laksana perisai, maksudnya seperti pelindung karena mencegag musuh yang akan menzalimi kaum muslimin, dan mencegah perselisihan diantara mereka, menjaga benteng Islam dan menggetarkan manusia dengan kekuasaannya." (Syahrul Muslim Lin-Nawawi, Juz 6 Hal 315).
Dengan institusi Islam Khilafah ini, umat Islam akan menjadi umat terbaik. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Ali Imran ayat 110 yang artinya : "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." []