Reuni 212, Bukti Umat Cinta Nabi



Oleh: Endang Setyowati
(Kontributor Muslimah Voice)


Hari ini, senin tanggal 2 desember 2019 kembali reuni akbar di gelar di monas. Dengan tema "Munajat dan Maulid Akbar".
Reuni 212 kali ini, masih menyedot perhatian umat Islam di negeri ini, bahkan ada yang hadir dari luar negeri. Mereka datang dari berbagai harokah,  melebur menjadi satu di sana.
Menunjukkan bahwa umat Islam bisa bersatu.

Yang menggerakkan mereka semua adalah karena persatuan akidahnya, yaitu Islam. Mereka tidak rela atas perlakuan seseorang yang tidak sopan kepada nabi Muhammad saw. Yaitu membandingkannya dengan bapaknya. Sungguh itu tidak selevel, itu namanya penghinaan.

Karena tidak sekali ini saja si ibu tersebut melecehkan simbol Islam, dulu sudah meminta maaf, dan akhirnya bebas dari ancaman jeruji besi. Tapi kali ini umat menuntut, supaya si ibu diadili dan masuk bui mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Maka reuni 212 ini, tidak ada yang sia-sia, umat berkumpul untuk merekatkan ukhuwah Islamiyah. Ghiroh perjuangan meningkat karena tidak rela nabi Muhammad saw di lecehkan.

Bukankah kita sebagai umat Islam harus membela simbol-simbol Islam. Jika ada yang tidak terusik dengan adanya penghinaan serta pelecehan terhadap simbol-simbol Islam, maka harus kita pertanyakan tentang akidahnya, keyakinan dan keimanannya.

Sebagai umat nabi Muhammad saw bukankah kita mengingginkan mendapatkan safaat dari beliau. Maka sudah seharusnya mencintai nabi Muhammad melebihi cinta kita terhadap dunia seisinya ini.

Bukankah Allah
Allah SWT berfirman:
"Katakanlah, Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
(TQS. At-Taubah 9: 24).

Sudah seharusnya kita umat Islam semakin merapatkan barisan, menyatukan perasaan, pemikiran serta menyatukan aturan. Maka kekuatan umat Islam tidak akan bisa dibendung lagi. Ibarat fajar telah terbit, tak akan ada yang bisa menghalangi sinarnya.

Jadi sudah seharusnya sekarang umat bersatu untuk menerapkan syariah Islam, supaya tidak ada lagi yang berani menghina simbol-simbol Islam. Para ulama sudah saatnya untuk bangkit, jangan berdiam diri. Karena diamnya tersebut berarti mendiamkan kemungkaran.

"Siapa yang dibuat marah namun tidak marah maka ia adalah keledai"
(HR. Al-Baihaqi).

Bukankah telah diingatkan kepada kita semua firman Allah:
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(TQS. Al-Baqarah 2: 208).[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم