Endah Sulistiowati
Direktur Muslimah Voice
"Bismillahirrahmanirrahim. Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa," ucap Joko Widodo yang saat ini menjadi presiden ke 7 RI periode ke dua untuk masa bakti 2019 - 2024. (https://m.detik.com/news/berita/d-4753171/sah-jokowi-maruf-resmi-jadi-presiden-dan-wakil-presiden-2019-2024)
Simpatisannya pun di beberapa daerah menggelar tasyakuran. Tidak seperti saat terpilih di tahun 2014 lalu, pelantikan Joko Widodo disambut dengan gegap gempita. Namun tahun 2019 ini, pelantikan Jokowi dijaga ketat, bahkan beberapa hari sebelum hari H pelantikan, gedung DPR/MPR sudah dijaga ketat, dan berusaha disterilkan.
Yang menjadi pusat perhatian berikutnya adalah isi pidato Presiden usai pelantikan. Dalam penggalan naskah pidato Presiden menyampaikan:
"... Mimpi kita, cita-cita kita di tahun 2045, pada satu abad Indonesia merdeka, mestinya Insya Allah Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, Indonesia telah menjadi negara maju dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan.
Itulah target kita. Itulah target kita bersama.
Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai 7 triliun dollar AS dan Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana...."
"...Saya sering mengingatkan kepada para menteri, tugas kita bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan, tetapi tugas kita adalah membuat masyarakat menikmati pelayanan, menikmati pembangunan.... "
(https://nasional.kompas.com/jeo/naskah-lengkap-pidato-presiden-joko-widodo-dalam-pelantikan-periode-2019-2024)
Sungguh mulia sekali pidato tersebut, andai, yaa andai memang itu terwujud maka rakyat Indonesia bisa menikmati makan siang tanpa takut tidak kebagian. Sayangnya saat ini cita-cita tinggal cita-citanya saja. Mimpi juga tinggal mimpi-mimpi saja. Upaya mewujudkan kearah negara maju bisa dibilang jauh panggang dari api.
Saat ini, jika Presiden tetap mempertahankan sikap pura-pura, ngeles, dan segala bentuk pencitraan. Maka menjadi negara unggul dan memiliki SDM yang berkualitas tidak akan terwujud. Apalagi jika sifat represif yang akhi-akhir ini ditunjukkan, pun menjadi pemimpin yang dicintai rakyatnya semakin berat.
Itulah mengapa berjanji itu mudah, tapi memenuhi janji itu lebih sulit. Presiden adalah representasi rakyat Indonesia. Bagaimana presiden bersikap, bertutur, dan bertindak maka harus bisa menjadi contoh bagi rakyatnya. Kalau Presiden pandai berbohong, maka rakyat Indonesia pun menjadi rakyat belajar menjadi pembohong. Jika Presidennya adalah orang yang bijak, maka rakyatnya akan menjadi rakyat yang belajar bijak pula. Jangan sampai rakyat yang harusnya dilayani dan menikmati pembangunan malah sebaliknya mereka yang terus diperas keringatnya dan melayani para pejabat negara. Karena tanggung jawab sumpah jabatan itu berat Misteri Presiden. Ya Allah telah aku sampaikan. Saksikanlah! Wallahu'alam.