Oleh: Ika Mawarningtyas
Analis Muslimah Voice
Sejumlah mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme, meneriakkan referendum saat berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis (22/8/2019).
Menurut mereka, referendum adalah cara yang tepat untuk mengakhiri tindakan diskriminasi, rasis, dan pelanggaran hak azasi manusia (HAM) terhadap masyarakat Papua.(kompas.com 22/8)
Harapan mereka dengan referendum, Papua bisa menentukan nasibnya sendiri. Mereka menolak tawaran otsus(otonomi khusus) dan pembangunan, mereka inginkan referendum dan merdeka.
*Analisa*
Warga Papua bagaikan ayam yang mati di lumbung padi. Kekayaan yang melimpah ruah di sana tak dinikmati malah diserahkan kepada kafir penjajah Amerika melalui Freeport. Padahal jika kekayaan itu dikelola oleh negeri ini, tidak hanya Papua, negeri ini dari Sabang hingga Merauke akan menikmati kesejahteraan.
Jelas referendum hingga merdeka bukan solusi atas permasalahan ini, karena biang kerok dari segala kedzoliman di negeri ini adalah diterapkan sistem *Kapitalisme Liberal*. Sudah berapa ladang minyak, emas, dan tambang-tambang yang telah dikuasai kapitalis asing? Sampai-sampai negeri ini harus membeli kepada kapitalis asing untuk memenuhi kebutuhan energi di negerinya?
Jika Papua tetap ngeyel untuk memisahkan diri dari Papua sungguh ini malah akan membuat Papua dijajah asing dengan bebas. Oleh sebab itu solusi tuntas untuk mengakhiri cengkraman Kapitalis Asing di Papua adalah dengan menerapkan Syariat Islam secara paripurna. Karena hanya Islam yang mampu memanusiakan manusia dan menjamin kesejahteraan jiwa dan akal mereka, baik warga Muslim maupun non Muslim.
*Keunggulan Solusi Islam Kaffah*
Islam tidak hanya sebagai agama ritual, tapi Islam mampu diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan. Keunggulan sistem Islam dalam mengelola urusan manusia. *Pertama* , dalam Islam SDA wajib dikelola negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Haram menyerahkan pengelolaan SDA pada kapitalis asing. *Kedua*, dalam Islam tidak ada rasialisme. Kemuliaan dan kehormatan umat manusia bukan ditentukan oleh ras, suku, atau bangsa, tetapi oleh aqidah Islam yang terpancar pada tutur kata dan tingkah lakunya.
*Ketiga*, hanya Islam yang mampu membebaskan dunia dari neoimperialisme dan neokolonialisme barat penjajah yang rakus menguasai bumi-bumi yang kaya akan SDA. *Keempat* , bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Persatuan dalam bingkai Islam akan semakin mengokohkan negara, bahkan mampu memperluas wilayah suatu negara. Tidak seperti sekarang, umat terkotak-kotakan dengan ashobiyah yang malah membuat penjajah mudah menjajah karena wilayahnya yang kecil. *Kelima* , militer di dalam Islam adalah memberikan keamanan jiwa dan akal dari bentuk kekerasan dan kejahatan yang terjadi. Patut dicermati konflik KKB dan militer ini sengaja diciptakan untuk adu domba dan memperkeruh suasana. Saat terjadi kericuhan perang saudara sebangsa, sungguh yang bahagia adalah para kafir penjajah kapitalis yang bebas mengeruk SDA di sana. Mereka bersuka ria di atas perpecahan yang terjadi.
Oleh sebab itu, tawaran solusi Islam adalah jalan satu-satunya menyelesaikan segala konflik dan permasalahan yang lahir dari sistem Kapitalisme Liberal. Penerapan syariat Islam secara sempurna pastilah membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam. Tak hanya muslim/non muslim, tapi hewan dan alam pun akan mendapatkan rahmat Nya.
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’râf [7]: 96).[]